LAPORAN RESMI KIMIA TEKNOLOGI
SKIN FOOD
ANTONIUS
YUNIAN WICAKSONO
112002
AKIN
ST.PAULUS SEMARANG
2013
Nama : Antonius Yunian
Wicaksono
NIM : 112.002
Kelompok / Semester : 9 / 2
Materi Praktek : Skin food
Tanggal praktek : 8 April 2013
Tujuan : Mahasiswa dapat
membuat dan mengerti bahan-bahan dalam
pembuatan skin food
Dasar Teori :
Skin food
merupakan salah satu kosmetik yang digunakan untuk perawatan pada kulit tubuh.
Skin food mengandung banyak manfaat yang menguntungkan untuk kulit. Kegunaan dari skin food antara lain yaitu :
1) Untuk
perawatan kulit.
2) Untuk
peremajaan kulit.
3) Untuk
menjaga kelembapan kulit.
4) Untuk
menjaga kesehatan kulit.
5)
Memberi makanan
(vitamin dan mineral untuk kulit).(Root,Morris
J: 1972)
Tubuh
kita yang sering kotor dan mengalami kerusakan seperti kulit yang pecah, maupun
mengelupas merupakan hal yang sering dialami. Dalam hal ini skin food berfungsi
juga sebagai pendorong regenerasi sel-sel kulit yang mati. Sel-sel kulit yang
mati akan dibuang dan digantikan oleh sel-sel kulit yang baru. Skin food
mempunyai 2 fungsi utama untuk kulit.
1) Sebagai
bahan makanan untuk kulit.
Kulit tubuh kita terdiri dari lapisan-lapisan
yang bertumpuk. Terdapat pula pori-pori yang tersebar pada kulit. Selain untuk
proses penguapan tubuh, pori-pori tersebut juga berfungsi sebagai penyalur
makanan dari luar seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
kulit. Skin food adalah salah satu dari bahan utama yang menyimpan makanan
untuk kulit.
2) Sebagai
alat kosmetik.
Selain untuk sebagai bahan makanan
kulit, skin food juga mengandung bahan-bahan yang berfungsi untuk mempercantik
kulit, seperti dapat menghaluskan kulit maupun memutihkan kulit.( Hardjosoedarmo, S; 1996)
Skin food yang baik dan pantas untuk
digunakan memiliki beberapa ciri-ciri baik dari bentuk maupun sifatnya, yaitu :
-
Mempunyai bentuk yang
tidak terlalu encer maupun pekat (kental).
-
Tidak menimbulkan efek
samping saat digunakan.
-
Memiliki nilai pH
antara 7-8.
-
Memberikan efek yang
maksimal pada kulit dan tidak merusak kulit.
Selain ciri-ciri di atas, masih
terdapat banyak ciri-ciri lain yang dimiliki skin food yang baik. Dalam
pasaran, terdapat banyak sekali jenis skin food yang beredar dengan berbagai
merk dagang. Bahan-bahan dan bentuknya juga banyak yang berbeda. Skin food yang
baik juga dapat dilihat saat penggunaannya. Kulit kita dapat mengadsorbsi
bahan-bahan skin food. Ketika skin food digunakan, pori-pori kulit akan sedikit
membuka karena reaksi kimia dari bahan-bahan yang digunakan dalam skin food
tersebut dan vitamin serta mineral yang terkandung dalam skin food akan masuk
ke dalam kulit. .( Hardjosoedarmo, S;
1996)
Bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuata skin food
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan skin food
adalah umum dan mudah untuk didapatkan. Bahan-bahan yang digunakan biasa
digunakan untuk membuat produk emulsi serta memiliki sifat dan fungsi
masing-masing dalam pembentukan emulsi.
1) Stearin
> Sifat :
Ø Butiran
putih
Ø Titik
leleh 600C – 700C
Ø Untuk
perdagangan berisi 50% palmatic acid, oleic acid
Ø Mempunyai
efek terhadap warna, bau, dan kehalusan cream
> Kegunaan
:
Ø Hair
cream
Ø Foundation
Ø Cream
Ø Soap
2) Cethyl
Alcohol
Sifat
dari cethyl alcohol adalah :
a) Berbentuk
Kristal putih
b) Larut
dalam alcohol, chloroform dan eter
c) Tidak
beracun
d) Titik
leleh 49 0C dan titik didih 330 0C
Kegunaan :
a) Untuk
emulsifier
b) Untuk
pembuatan parfum
c) Untuk
pembuatan cream
d) Untuk
pembuatan obat-obatan
3) TEA
(Tri Etanol Amine)
> Sifat :
Ø Tidak
berwarna
Ø Sedikit
kental dengan sedikit bau amoniak
Ø Sangat
higroskopik
Ø Titik
leleh 200C – 21,10C
Ø Titik
didih 2770C - 2790C
Ø Larutan
25% mempunyai pH = 4,2
Ø Sedikit
larut dalam benzena, eter
> Kegunaan
:
Ø Cleansing
cream
Ø Vanishing
cream
Ø Hair
cream
Ø Shampoo
4) Borax (Na2B4O7.10
H20)
> Sifat :
Ø Kristal
tidak berwarna
Ø Tidak
berbau
Ø Butiran
putih
Ø Menjadi
anhidrat pada suhu 3200C
Ø Tidak
larut dalam alkohol
Ø Larut
dalam air, gliserin
Ø Meleleh
jika dipanaskan pada suhu 350C
> Kegunaan
:
Ø Emulsifier
pada cold cream, mouth washes, vanishing cream, bath salts, eye lotion, soap
lotion, cleansing lotion.
(Root,Morris
J: 1972)
Alat
dan Bahan :
x Alat
:
1.
Gelas ukur
2.
Beakerglas
3.
Erlenmeyer
4.
Pengaduk
5.
Cawan Porselen
6.
Pipet
7.
Bunsen
8.
Mixer
x BAHAN :
1.
Stearine = 10,9 gr
2.
Bess wax = 0,64 gr
3.
Borax = 3 gr
4.
Cetyl alcohol = 1,28 gr
5.
Glyserin = 4,4 gr
6.
Aquades = 30 ml
7.
Parfum secukupnya
Cara Kerja :
1. Campurkan
stearine, bess wax, dan cetyl alcohol dan panaskan hingga semua larut.
(campuran 1)
2. Pada
tempat lain larutkan borax dalam aquades dan dipanaskan sebentar.
3. Masukan
larutan borax ke dalam camp.1 dalam keadaan panas sedikit demi sedikit sambil
diaduk.
4. Aduk
terus sampai terbentuk emulsi dan dingin dengan menggunakan stirer.
5. Tambahkan
glyserin sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen.
6. Tambahkan
parfum secukupnya.
Gambar :
(Stearine)
(bess wax) (Cetyl alcohol) (Borax)
(Aquades) (glyserin)
Dipanaskan Dipanaskan Pengadukan
Data
pengamatan :
Pada campuran 1(stearin,bess
wax,cethyl alcohol menghasilkan fase minyak , mulai terbentuk emulsi ketika
campuran 2 dicampurkan kedalam campuran 1,namun mula-mula emulsi yang terbentuk
emulsinya pecah,emulsi mulai baik ketika campur an ditambah TEA,gliserin,dan
kemudian dimixer.
PEMBAHASAN :
Pada pembuatan skin food kali ini
dilakukan pada skala laboratorium kecil. Pertam-tama stearine, besswax, cetyl
alcohol, dicampurkan dengan pemanasan. Dalam hal ini pemanasan dilakukan untuk
mempercepat proses percampuran karena beberapa bahan berbentuk padatan. Selain
untuk mempercepat proses percampuran, pemanasan dilakukan juga untuk membantu
proses pengemulsian. Pada tahap pertama percampuran ini pemanasan dilakukan
hingga semua bahan tercampur tapi jaga agar tidak terlalu panas atau menguap.
Setelah tahap pertama selesai, selanjutnya pada tempat lain larutkan borax
dengan sedikit pemanasan. Pada tahap ini pemanasan dilakukan dengan tujuan yang
sama pada tahap pertama. Borax digunakan untuk pengemulsi. Selain borax
sebenarnya terdapat bahan lain seperti TEA yang dapat digunakan sebagai bahan
pengemulsi, namun hasil dari emulsi yang bagus ditunjukan oleh borax serta
percampurannya pun mudah untuk dilakukan. Setelah larutan borax selesai dibuat
dan dihangatkan dengan sedikit pemanasan, segera tuangkan pada campuran pertama
pada saat keadaan masih panas atau hangat karena itu membantu mempercepat
proses terjadinya emulsi. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan stirrer atau
mixer, sebab untuk membuat tampilan emulsi yang baik harus dilakukan dalam
pengadukan yang rata dan cepat. Pada saat pengadukan, bahan terakhir yang harus
ditambahkan ialah glyserin. Pengadukan dilakukan secara merata dengan cepat
hingga semua bahan sudah tercampur dan terlihat homogeny.
Kesimpulan :
Jadi
skin food yang dihasilkan berbentuk cream setengah padat, bewarna putih,
beraroma mawar.
Daftar Pustaka :
Root,
Morris J. 1972. Cosmetics Science and Technology Second Volume.
Hardjosoedarmo,
S. 1996. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi.
Semarang, 12 April 2013
Pembimbing,
Praktikan
Ir. Ronny Windhu S,MT Antonius
Yunian Wicaksono
No comments:
Post a Comment