LAPORAN RESMI
Praktek
Tekonologi
Polimer
“Pembuatan
Rosin Ester”
Disusunoleh
:
Kelompok : 6 A
1. Antonius
Yunian Wicaksono 112002
2. Novitalia 112028
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2014
TUJUAN :
~
Dapat mengetahui pembuatan rosin ester.
DASAR TEORI :
Rosin
adalah gabungan primer dari berbagai bahan organic yang terdiri dari rantai
karbon yang panjang,hydrogen,dan oksigen,serta elemen lain.Resin merupakan
komponen terpenting dari cat dan varnish.Karena dapat mengeras pada pengeringan,adhesiyang
baik,kedap air,dan kesan mengkilap.
Resin
ini digunakan dalam industri varnish dapat dibedakan menjadi 3 kelas,yaitu:
1.
Rosin Alam
Didapat dari spesies pohon yang meleleh seperti
cairan lengket, bilamana kulit kayu dirusak resin alam biasanya stabil dan
belum siap direaksikan oleh asam atau basa. Resin alam tidak larut dalam minyak
Pengering. Dalam pemanasan, resin melunak dan kemudian menjadi larut atau
melebur ,tetapi pemanasan selanjutnya menyebabkan dekomposisi (depolimerisasi
dan kehilangan CO2) Untuk menghasilkan produk larut minyak,resin alam biasanya
digunakan untuk pembentuk varnish seperti kaori kopal,congo copal, manila
copal, east India copal, dammar ,batu,dll
·
Kaori Copal
Diproduksi oleh Agathis Australy yaitu hutan
terbesar di New Zealand utara,kaori hamper sama dengan kongo boea.Kaori
mempunyai kadar asam yang rendah dari fosil kopal(60-80 an)dan tidak seperti
yang melihatkan kelarutanya dalam alcohol dan keton sebagaimana pada solven
vernis. Pada umumnya kaori digunakan sebagai varnishes untuk furniture. Varnis
ini lebih membutuhkan waktu yang lama untukdapat kering, tetapi dapat
memberikan lapisan yang lebih baik.
·
Congo Copal
Termasuk jenis kopal yang keras
,yang berasal dari negada Kongo di Afrika
Resin
ini tidak larut dalam pelarut organic
tetapi larut dalam alcohol dan solven panas dan membentuk cairan gelatin atau
transparan. Ketika
sedang diproses congo larut dalam kebanyakan solven pesioleum atau seluruh
variabelnya. Alkohol
seperto butanol ,terpen,keton,dan eter ,sama seperti asam lemak dan minyak
sayuran .Congo Resin dapat meleleh pada suhu 650 R dan waktunya 60-80’.
·
Manila Copal
Manila resin berasal dari Agathis Alba yang terdapat
di Filiphina dan Belanda. Manila ditemukan dengan mengambil getah dari pohon
agathis alba. Manila copal digunakan minyak dan spirit varnishes dan cat, juga
beberapa aplikasi pada pembentukan lak, bahan sizing, plastic, pengering
,minyak, komposisi anti air, tinta print,perekat,dan kegunaan lainya.
·
East India
Rosin yang termasuk dalam golongan east indias
seperti batu, black east india ,dan pale east india. East india umumnya sama
untuk setiap sifat dari dammar.East india tak diambil dari pohonya ,tapi dari
getahnya.East india rosin digunakan sebagai spirit dan oleo rosin varnishes.
·
Damar
Diantara resin yang ada ,dammar yang banyak
digunakan. Damar ditemukan dari shorea dan Hopiatress. Damar adalah tipe
hidrokarbon yang larut dalam petroleum dan coaltar solven,hidrogenasi
papthons,teroesies dan solven clorinasi.Hanya sebagian partikel yang larut
dalam alcohol .Beberapa tipe lapisan dibuat dari dammar.Lapisan pada dammar
berwarna kuning ketika digunakan sebagai varnishes.Resin dammar juga digunakan
untuk produksi varnish dengan berbagai kualitas.
·
Accrordes
Resin yang berwarna gelap, yang dikenal dengan yacca
,pohon gumatau red gum dan ditemukan berbagai dari beberapa variesay member
xantorilea. Rosin ini tampak berwarna kuning hingga merah.kegunaan untuk
pembuatan binder dari wallboard
·
Elemi
Produk resin dari pohon canarium lozonilum. Elemi
digunakan plastizer, meningkatkan adhesi pada permukaan logam.
·
Shellac
Salah satu jenis dan digunakan sebagai
pelapis.Shellac diproduksi dari keringat serangga atau kutu.Shellac digunakan
untuk pelapisan varnish pada lantai ,furniture dan partikel kayu lainya.Sebab
shellac cepat kering kuat,keras,dan tahan digunakan .Adapun kekuranganya:harga
mahal,jumlah terbatas ,asam dalam shellac dapat bereaksi dengan alcohol
membentuk ester dan keluar dari larutan.
·
Batu
Rosin ini sangat mirip dengan karakteristik east
india.Rosin batu larut dalam petroleumdan solven coal tar dan dapat dimasak
bersana dengan minyak pengering tanpa pemanasan untuk membuat varnish datar
.Aliran batu dapat diigunakan bersama minyak pengering cepat serta
resistensibasa yang baik.
2. Resin
dan Derivat Sintetisnya
Rosin disebut juga cemar adalah
residu bekas yang masih bilamana oleorosin dari pohon pinus yang didestilasi
untuk menghasilkan terpentin residu ini sering disebut gondorukem.
a) Gum
Rosin
Didapat dengan operasi destilasi terhadap getah yang
diikeluarkan pohon pinus.Sebelum dilakukan operasi destilasi,getah ini di
panaskan terlebih dahulu sampai 120 C dengan mencampurkanlarutan yang digunakan
untuk melarutkan kotoran yang ada di dalam rosin.Selanjutnya kotoran disaring
dan dibuang ,kemudian cairan didestilasi dan akan didapatkan terpentine ,residu
adalah gondorukem.
b) Wood
Rosin
Didapat dengan memotong-motong kayu ranting pinus
menjadi chips,kemudian dilakukan operasi steam distilasi ,maka akan diperoleh
minyak pinus dan teppentine sedangkan sisa wood chipsnya di ekstraksi dengan
suatu zat pelarut untuk mendapatkan rosin(wood rosin)pelarut yang digunakan
petroleum,eter.
c) Tall
Oil Rosin
Didapat dari black liquor (limbah pada pembuatan
pulp),yang mengandung 4-6%rosin.Hasil yang diperoleh kira-kira adalah 45%rosin
acid,10%bahan netral,untuk mendapat hasil yang murni maka dilakukan operasi
tambahan yaitu destilasi,ekstraksi,dan penambahan bahan kimia lain.,maka akan
diperoleh rosin(tall oil rosin),asam-asamlemak sterol,dalam keadaan terpisah
tetapi kurang ekonomis karena biaya operasi yang mahal.
ALAT&BAHAN :
A.
ALAT
1. Reaktor
2. Pengaduk
3. Bunsen
4. Mekanik
stirer
5. Termometer
raksa
6. Pendingin
udara
B.
BAHAN
a. Gondorukem
b. Glycerol
c. ZnCl2
CARA KERJA :
1.
Merangkai
alat serta menimbang kebutuhan bahan.
2.
Masuk gondorukem ke dalam reaktor
(kaleng) dipanaskan hingga mencapai suhu 200oC.
3.
Kemudian suhu diturunkan 150 – 180oC,
ZnCl2 dimasukan dan glycerol mulai ditambahkan sedikit demi sedikit .
4.
Setelah semua glycerol masuk campuran
dipanaskan kembali 180 – 220oC selama ± 2 jam.
5.
Hentikan pemanasan dan dinginkan hasil.
6.
Lakukan uji kelarutan dan kemurnian pada
hasil
DATA PENGAMATAN :
Pada saat gondorukem dipanaskan suhu 200oC
menjadi mencair dan timbul suara percik-percik. Suhu diturunkan antara 150-180oC
lalu ditambah ZnCl2
dan glycerol
sedikit demi sedikit sambil terus dilakukan pengadukan, kemudian direaksikan
pada suhu 180-220 oC selama 2 jam. Pada tahap reaksi suhu
reaksi cenderung konstan pada 1,5 jam . Namun setelah mencapai 1,5 jam suhunya turun menjadi 180 oC
dan saat dikeluarkan dari tangki reactor warnanya coklat
tua dan berbentuk cair kental. Setelah mengalami pendinginan hasilnya menjadi
padat .Uji kelarutan dengan Aceton larut pada 2 menit 30 detik dan dengan
alkohol tidak larut.
PEMBAHASAN :
Dalam praktek rosin ester ini cara pengreaksiannya
adalah gondorukem dengan glycerol
ditambah dengan ZnCl2. Pada saat pengreaksikan suhu 220 oC terjadi reaksi polimerisasi dimana gondorukem terlebih dahulu
dicairkan terlebih dahulu lalu pada awal inilah proses reaksi berlangsung
dengan bantuan katalis untuk mempercepat reaksi proses antara gondorukem dan glycerol yang menyebabkan
reaksi berjalan secara endotermis sehingga pemanasan dan pengreaksian ini tidak
diperlukan kondensor karena yang diinginkan uapnya hilang sehingga tidak perlu
ada proses kondensasi. Karena endotermis reaksinya maka suhu tinggi (220 oC) sehingga
proses polimerisasi berjalan dengan cepat dan baik. Setelah lebih dari 1 jam reaksi suhu reaksi mulai tidak
stabil penurunan suhu terjadi hingga 180oC sehingga suhu reaksi
berkisar antara 180oC-220oC. Setelah 2 jam, reaksi
dihentikan hasil cairan kental berwarna coklat . Namun setelah dilakukan
pendinginan menjadi padat sehingga lakukan uji kelarutan dan Melting pointnya.
KESIMPULAN :
Modifikasi rosin menjadi rosin ester menghasilkan yang larut pada aseton dan tidak larut
alkohol dengan bentik kristal berwarna
coklat.
DAFTAR PUSTAKA :
Elvers,
Barbara dkk. 1991. Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry. New York:
VCH vol A.23 hal 73-110
Martens,
Charles R. 1968.Technology of Paints, Varnishes and Lacquers.New York : Robert
E. Krieger Publishing Compeny Huntington.
Hal 102-107
Semarang,
1 April 2014
Pembimbing Praktikan
(Ir. Sri Sutanti, M.Eng.) (Antonius Y. W)
(Novitalia)
LAMPIRAN :
Basis :
75 gram gondorukem
Ekses alcohol 30%
ZnCl2 2% dari berat
gondorukem
Gondorukem
Asam
Abietic 90% : = 67,5 gram
Mol gondorukem : =
0,2235 gram
Mol glycerol
: = 0,0745
gmol
Massa
glycerol = 0,0745 gmol x 92 gram/gmol = 6,854 gram
Volume glycerol = = 5,44
ml
ZnCl2 = 2% x 75 gram = 1,5 gram
Massa Ester Gum = 0,0745gmol x 992 gram/grmol = 73,9 gram
Massa Hasil Praktek = 70,28
gram
Rendeman = 100 % = 95,1 %
No comments:
Post a Comment