LAPORAN RESMI
PRAKTEK Tekonologi Polimer
“ Pembuatan Poli Metil Metakrilat (PMMA)”
Disusun oleh :
Kelompok : 6 A
1. Antonius
Yunian Wicaksono 112002
2. Novitalia
112028
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2013
TUJUAN :
~
Dapat mengetahui pembuatan PMMA secara adisi
dan dalam keadaan emulsi.
DASAR TEORI :
Acrilic plastik merupakan beberapa kelompok dari golongan bahan plastik turunan asam acrylat. Contohnya adalah poli metal metakrilat. Poli metal metakrilat dibuat dari monomernya yaitu metal metakrilat yang dibuat dengan memanaskan aseton cyanhidrin (dari asam hydrocyanic
denganaseton) dengan sulfat untuk membentuk metacylamide sulfat. Yang terakhir adalah reaksi (tanpa pemisahan) dengan air
dan methanol untuk menghasilkan metil metakrilat.
Aseton
pertama-tama direaksikan denganhi drogen cyanide untuk membentuk aseton
cyanohidrin. Reaksinya :
Lalu
cyanohidrin kemudian diproses dengan 98% H2SO4 di ketel hirolisis yang
didinginkan untuk menghasilkan metacylamide sulfat.
Sulfat tidak dipisahkan dari reaksi campuran dimana melewati ketel esterifikasi dan bereaksi lanjut dengan metanol.
Sifat fisis fari monomer MMA
:
Boiling
point ( 760 mmHg) 100,50C
Density D420 0,936-0,94 mg/cm3
Refractive Index nD20 1,413-1,416
Heat of polymerization 48,6
kJ/mol
Larut dalam
air (hidrofilik) 1,5
%
Pembuatan Poli metil metakrilat (PMMA) dapat dilakukan secara polimerisasi rantai dan reaksi adisi. Proses ini berlangsung secara radikal bebas dalam kondisi bulk dan suspensi. Polimerisasi secara radikal bebas kondisi bulk akan menghasilkan PMMA
dengan berat molekul tinggi dan dalam bentuk lembaran batang tabung, sedangkan polimerisasi secara radikal bebas dalam kondisi suspensi menghasilkan PMMA
dengan berat molekul rendah dan bentuk butir-butir. Proses
dalam kondisi
bulk lebih mahal dari pada dalam kondisi suspensi karena dalam proses secara
bulk harus dilakukan secara bertingkat dan juga hasilnya harus diproses lagi supaya dapat digunakan. Proses
pembuatan poli metil metakrilat (PMMA)
reaksi berjalan secara reaksi berantai dengan tahap inisiasi, propagasi dan terminasi.
Mekanismenya
:
Tahap insiasi :
Tahap propagasi :
Tahap terminasi berlangsung secara kombinasi (dua radikal bergabung) dan disproposional (satu hydrogen pada posisi beta terhadap pusat radikal ditransfer ke radikal lain)
Terminasi kombinasi :
Poli metil metakrilat (PMMA)
merupakan bahan jernih, plastic transparan tak berwarna dengan higher softening
point, kuat bentur
yang baik, weaterbility yang lebih baik dari poli stitren. Acrylic bias dipolimerisasi dengan copolimerisasi melalui bulk dan suspensiuntuk menghasilkan unmodified
resin, dilarutkan dengan
solvent yang tepatseperti aromatic hirokarbon/keton dan diemulsikan dengan adisi dari emulsifier yang
tepat.
Sifat poli metal metakrilat antara lain :
־
Termo plastik ataktik linear
־
Bahan larutan reagen anorganik, termasuk asam dan basa
־
Optical clarity dan
lack of color
־
Weaterbility baik dan tahan outdoor
־
Mechanican dan thermal : good
־
Tensile strength :
10.000 psi
־
Electrical : good
־
Fabrikasi : quite good
־
Heat distorsion
temperature diatas
900C
Aplikasi Polimetil metakrilat (PMMA) :
ü Otomotif
( in tail dan signal light sense)
ü Brush
backs, jewelry, lenses, small signs
ü Major
uses for sheet baik secara
cast dan extruded termasuk signs, glazing skylight, decorative purpose
ALAT & BAHAN :
A.
ALAT
1. Mekanik
stirrer
2. Thermometer
3. Pendingin
bola
4. Bunsen
5. Kasa
6. Tripot
7. Klem
8. Statif
9. Three
neck
10. Beaker
glass
B.
BAHAN
a. MMA
b. Air
c. PVA
d. H2O2
CARA KERJA :
1. Didihkan
air dalam beaker glass.
2. Tambahkan
air yang telah di didihkan kedalam PVA sedikit demi sedikit sambil diaduk
hingga PVA larut semua.
3. Larutan
PVA dan inisiator H2O2 dimasukan kedalam three neck
sambil dipanasan.
4. MMA
ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam three neck sambil terus dipanaskan dan
diaduk menggunakan mekanik stirrer, suhu dijaga tidak boleh lebih dari 85 0C.
5. Setelah
terbentuk putih susu reaksi dihentikan, hasil dikeluarkan dari three neck.
DATA PENGAMATAN :
♪
Pada saat air dimasukan kedalam PVA, PVA
akan sedikit sulit untuk dilarutkan. Tapi perlahan-lahan mulai larut dan
warnanya jernih.
♪
Kemudian PVA, H2O2
dicampur (sambil diaduk dan dipanaskan) dan
pada suhu 30, 40, 50 dan 60 0C penambahan MMA tidak memberi
perubahan pada larutan.
♪
Setelah suhu 70,80, dan 85 0C penambahan MMA memberi perubahan
pada larutan dengan berubahnya larutan menjadi semain keruh. Dan warnanya juga
putih susu.
♪
Setelah dipindahkan kedalam beaker glass
untuk di endapkan. setelah didapatkan endapan padatan PMMA untuk dicuci dengan
aquades, hasilnya PMMA yang didapatkan tidak larut.
♪
Berwarna
= putih
♪
Berbentuk = cair
PEMBAHASAN :
Dalam pembuatan PMMA ini, poli vinil alcohol (PVA)
yang dilarutkan dalam
air panas harus semuanya terlarut dengan sempurna. Lalu barulah larutan PVA sebagai protektif koloid
ditambah dengan katalis H2O2 dan setelah
aktif katalis tersebut MMA dimasukkan perlahan-lahan sampai semuanya habis. Dan
inilah terjadi proses pembebasan radikal bebas sehingga MMA bisa
berpolimerisasi. Pada tahap inilah
terjadi tahap inisiasi dimana merupakan tahap awal dalam proses polimerisasi,
pada tahap ini inisiator yaitu hydrogen peroksida akan mengalami peristiwa
dekomposisi atau pemecahan menghasilkan radikal bebas hydrogen peroksida,
larutan pun
berwarna putih bening. Selama
proses polimerisasi pengaturan suhu serta pengadukan pun
berpengaruh, karena semakin baik pengadukan dan juga suhu rekasi maka semakin baik dan semakin banyak pula emulsi yang didapatkan. Penambahan MMA yang sedikit demi sedikit ini dimaksudkan
untuk proses propagasi dimana MMA yang satu dengan MMA yang lain saling
berikatan hingga terjadi kejenuhan tertentu (terjadi pembesaran atau
pengembangan molekul) sehingga larutan berubah warna dari jernih ke putih susu Lalu
lama kelamaan terjadi tahap terminasi dimana dan suhu telah konstan selama
kurang lebih 2-3,5 jam maka PMMA terbentuk. Maka setelah berubah menjadi putih
susu reaksi dihentikan, reaksi tersebut memerlukan waktu selama 3,5 jam.
KESIMPULAN :
Jadi PMMA yang hasilkan melalui proses emulsi ini berbentuk cairan putih susu .
DAFTAR PUSTAKA :
Bill
Meyer.1962. Texbook of Polymer Science. New York : Interscience Publisher,
adivision of John Wiley and sons
Brydson.
1975. Plastic materials. London : newness Butter Worths
Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry Volume A
21 Hal. 473
Semarang, 13 Mei 2014
Pembimbing Praktikan
(Ir. Sari Purnavita, M.T.) (Antonius Y W)
(Novitalia)
LAMPIRAN :
Perhitungan
Basis
: 50 gr MMA
10 % PVA dari monomer
Monomer : air = 70 : 30
Ø Kebutuhan
Air
Air = x 50 gr
= 21,43 gr
Ø Kebutuhan
PVA
PVA
= 10% X 50 = 5 gr
Ø Kebutuhan
H2O2
H2O2
= 5% X 50 = 2,5 gr
No comments:
Post a Comment