MAKALAH
PENGEMBANGAN BAHAN ALAM HAYATI
PEMANFAATAN
SERAT PANGAN PADA CINCAU HIJAU UNTUK MENGATASI PENYAKIT DEGENERATIF
Disusun
Oleh :
Fatma
Puspitasari (110015)
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2012
Ringkasan
Cincau dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai
minuman tradisional. Secara umum ada 2 jenis cincau, yaitu cincau hijau
baikcincau hijau pohon (Premna oblongifolia Merr.,) maupun cincau hijau
rambat (Cyclea barbata L Miers.), dan cincau hitam. Keduanya berbeda
dalam hal warna, cita rasa, penampakan, bahan baku, dan cara pembuatannya.
Secara konvensional cincau hijau dibuat dari daun cincau tanpa proses pemanasan
sedangkan cincau hitam dibuat dari seluruhbagian tanaman janggelan dengan
bantuan proses pemanasan dan penambahan pati serta abu “Qi” (Astawan, 2004).
(Anonimc, 2008)
dalam Arinda Karina Rachmawati, (2009) dijelaskan bahwa tumbuhan cincau hijau (C. barbataMiers.) merambat,
memiliki daun berwarna hijau pucat dengan rambut di atas permukaannya. Cincau hijau merupakan tanaman obat yang dapat dikonsumsi dalam bentuk pangan fungsional, seperti makanan pencuci mulut dan healthy snack. Secara tradisional tanaman ini digunakan sebagai obat penurun panas, obat radang lambung, menghilangkan rasa mual, penurun darah tinggi dan
penyakit degeneratif lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air cincau dapat menurunkan sel kanker, bahkan ekstrak dari akar cincau mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dan beberapa komponen yang berperan aktif dalam cincau adalah karotenoid, flavonoid, dan klorofil (Mardiah, et.al., 2007).
Serat
makanan termasuk golongan karbohidrat, namun tidakakan mengalami proses
pencernaan di usus sehingga akan dikeluarkan dari tubuh melalui kotoran saat
buang air besar. Serat ada dua macam yaitu serat larut air dan serat tidak
larut air. Cincau hijau mengandung serat larut air, serat yang larut cenderung
meningkatkan kekentalan (viscositas) cairan usus. Karena karakteristik inilah,
berbagai manfaat bisa didapatkan dari serat makanan. Kandungan serat larut air
(soluble dietary fiber) didalam tubuh
dapat mengikat kadar gula dan lemak sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit
degeneratif seperti jantung dan stroke.
Tinjauan botani
/agronomi
Menurut Syamsulhidayat dan Hutapea (2004) klasifikasi
Cincau Hijau (Cyclea barbata L. Miers) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatuphyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicolilediae
Ordo : Ronales
Family : Menispermaeceae
Genus : Cyclae
Spesies : Cyclea
barbata L. Miers
Tanaman hijau yang
berasal dari Asia Tenggara dan tersebar dari dataran rendah sampai ketinggian
800 meter diatas permukaan lautdan dapat dipanen setiap waktu sepanjang tahun.
Batang cincau hijau merambat atau menjalar pada pohon inang atau pagar ,tinggi
batang 8-16 meter. Batangnya berbulu dan berpenampang bulat dan berdiameter 1
cm. Cincau hijau lebih cocok ditanam pada tempat yang teduh ,lembab, dan dekat
dengan sumber air.
Daun
cincau berbentuk perisai ,bagian tengahnya melebar berbentuk bulat telur,
bagian pangkalnya berlekuk dan bagian ujungnya meruncing sehingga keseluruhan
bentuknya menyerupai jantung. Permukaan bawah daun berbulu halus dan permukaan
atasnya berbulu kasar dan jarang. Panjang daun bervariasi antara 60-150 mm
danmempunyai tulang daun menjaring.
Bentuk bunga tanaman cincau hijau kecil-kecil dan
berkelompok. Buah tanaman cincau hijau kecil-kecil, berbentuk bulat dan agak
berbulu. Setiap buah mengandung 1-2 biji yanng keras berbentuk bulat telur. Akar
tanaman cincau dapat menjadi sangat besar dan memiliki bentuk yang tidak
teratur. Akar pada keadaan segar, berdaging dan mengandung banyak cairan,
bagian luar berwara coklat muda, kalau diiris berwarna putih atau kuningan,
akar kering yang luar berwarna coklat
keabu-abuan, memiliki sisir-sisir yang membujur dan kelihatan menonjol, kalau
patah memberikan permukaan yang licin, dan didalam menyerupai tanduk, berwarna
putih atau kelabu. Akar ini mempunyai rasa pahit dan kandungan patinya banyak,
kandungan lemak seperti mentega lebih dari 10%. Rebusan bahan ini dapat sebagai
obat penyakit demam. Orang Cina mengolah bahan tersebut dicampur dengan
bahan-bahan lainnya. Rasa pahit disebabkan oleh Alkaloid cyclein ( H26-H27-N2O2-OH-OCH3).
Cyclein ini belum banyak diteliti
(Heyne, 1997). Daun dan akar cincau hijau mengandung saponin dan flavonoid.
Kandungan zat aktif Cincau Hijau (Cyclea
barbata L. Miers)
Beberapa
komponen aktif cincau yang memiliki nilai fungsional diantaranya:
Golongan polifenol ,Saponin, Flavonoid,
Alkaloid bisbenzilkuinolin, Anti-oksida, Zat karbohidrat, Zat lemak,
Siklein, Kardioplegium, S,S-Tetrandin, Dimetil tetrandin, Zat anti-protozoa,mineral terutama
kalsium dan fosfor, senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida, Senyawa isokandrodendrin dan serat pangan
larut air (Tarmizi, 2011).
Selainkandunganzataktifnya, manfaat suatu bahan pangan dapat dilihat dari kandungan gizinya. Berbagai informasi menunjukkan cincau tidak perlu diragukan peranannya sebagai bahan pangan dan diyakini sebagai tanaman berkhasiat obat. Beberapa kandungan gizi dalam cincau hijau sebagai berikut
Tabel.1Kandungan gizi cincau hijau per 100 gram bahan
No .
|
KomponenZatgizi
|
Jumlah
|
1
|
Kalori (kal)
|
122
|
2
|
Protein (gram)
|
6,0
|
3
|
Lemak (gram)
|
1,0
|
4
|
HidratArang (gram)
|
26,000
|
5
|
Kalsium (miligram)
|
100
|
6
|
Fosfor (miligram)
|
100
|
7
|
Besi (miligram)
|
3,3
|
8
|
Vitamin A (SI)
|
107,5
|
9
|
Vitamin B1 (mh)
|
80,00
|
10
|
Vitamin C (miligram)
|
17,00
|
11
|
Serat Makanan (gram)
|
6,23
|
Sumber :DirektoratGizi,
DepartemenKesehatan Indonesia, dalam Pitojo dan Zumiyati (2005).
Sebelum dapat dikonsumsi, daun cincau harus diolah terlebih dahulu.Proses pembuatan cincau hijau diawali dengan perendaman, yang biasanya dilakukan setelah daun diremas-remas atau dihancurkan. Ada juga yang menyertakan perebusan terlebih dahulu. Pemberian soda kue dapat dilakukan sebagai pengawet. Warna cincau bermacam-macam, berkisar dari hijau hingga hijau pekat, bahkan hitam, namun disertai dengan kesan tembuspandang (transparan). Konsistensinya juga berbeda-beda. Warna dan konsistensi cincau berbeda-beda karena tumbuhan yang dipakai berbeda-beda.
1. Pembuatan Gel Cincau Cara Tradisional
Produk cincau yang
dikenal di pasaran terdiri atas dua jenis, yaitu cincau hitam dan cincau hijau.
Pembuatan cincau hijau lebih mudah dan praktis, karena pembentukan gelnya tidak
memerlukan pemanasan lebih dahulu seperti pada cincau hitam. Pada pembuatannya,
daun cincau segar yang sudah dipilih sebanyak 1,5 kg direndam dalam air
mendidih selama 2 menit. Perendaman dimaksudkan untuk melayukan daun sehingga
memudahkan ekstraksi dan menghilangkan getah daun. Jumlah air yang digunakan
untuk ekstraksi sebanyak 34 liter.
Untuk mengeraskan tekstur gel, dalam air pengekstrak dicampurkan bubuk batu karang. Sebelum proses ekstraksi daun lebih dulu dicuci dengan air dingin untuk menurunkan suhu daun yang akan diekstrak. Jika daun cincau terkena suhu tinggi terlalu lama, gel cincau yang dihasilkan kurang baik karena terjadi proses kimiawi dalam daun yang merubah srtruktur polimer pembentuk gel. Ekstraksi dilakukan dengan cara peremasan dan penyaringan dalam dua tahap untuk memperoleh gel dengan kekerasan atau tekstur yang baik. Tiap tahap peremasan dilakukan selama 2 menit, karena kalau terlalu lama akan menghasilkan gel dengan kekerasan yang tidak merata. Gel terbentuk sekitar 1 jam setelah penyaringan. Dari jumlah daun dan air di atas akan dihasilkan berat gel cincau sekitar 20 – 21 kg. Gel yang terjadi dapat tahan 10 jam, tanpa mengalami kerusakan yang berarti dan masih layak dikonsumsi, dalam keadaan dibiarkan diudara terbuka.
Untuk mengeraskan tekstur gel, dalam air pengekstrak dicampurkan bubuk batu karang. Sebelum proses ekstraksi daun lebih dulu dicuci dengan air dingin untuk menurunkan suhu daun yang akan diekstrak. Jika daun cincau terkena suhu tinggi terlalu lama, gel cincau yang dihasilkan kurang baik karena terjadi proses kimiawi dalam daun yang merubah srtruktur polimer pembentuk gel. Ekstraksi dilakukan dengan cara peremasan dan penyaringan dalam dua tahap untuk memperoleh gel dengan kekerasan atau tekstur yang baik. Tiap tahap peremasan dilakukan selama 2 menit, karena kalau terlalu lama akan menghasilkan gel dengan kekerasan yang tidak merata. Gel terbentuk sekitar 1 jam setelah penyaringan. Dari jumlah daun dan air di atas akan dihasilkan berat gel cincau sekitar 20 – 21 kg. Gel yang terjadi dapat tahan 10 jam, tanpa mengalami kerusakan yang berarti dan masih layak dikonsumsi, dalam keadaan dibiarkan diudara terbuka.
2. Pembuatan Cincau Bubuk
Pembuatan bubuk cincau
diawali dengan mencuci daun cincau segar dengan air dingin, kemudian
dikeringkan dengan oven 50oC selama 18 jam atau dijemur 7 jam selama
tiga hari (total 21 jam). Kemudian daun yang sudah kering tersebut digiling dan
diayak dengan ayakan berdiameter 0.5 milimeter.
Jika akan dibuat gel
cincau, bubuk cincau dimasukkan ke dalam kantung kain yang berfungsi sebagai
penyaring, kemudian ditambah air, diekstrak dengan cara pengadukan selama 2.5
menit lalu diperas. Air yang digunakan ialah air yang telah dimasak dan
didinginkan sampai suhu kamar.
Untuk memperbaiki mutu
gel cincau dapat ditambahkan bahan pengikat, antara lain pati, agar dan CaSO4.
Menurut hasil penelitian Astuti (1985) penggunaan pati dengan konsentrat 0,1
persen dari air pengekstrak; atau penambahan agar 0,02 persen dari air
pengekstrak; atau penambahan CaSO4 dengan konsentrasi 0,05 persen dari bubuk
daun cincau kering akan menghasilkan gel yang baik, baik untuk bubuk daun
cincau kering jemur maupun kering oven.
Manfaat
umum Cincau Hijau (Cyclea barbata L. Miers)
Cincau hijau mengandung sejumlah mineral
dan karbohidrat dalam jumlah lumayan. Vitamin A, B1, C, kandungan kalori rendah
dan memiliki khasiat menurunkan panas badan, panas dalam, mencegah gangguan
pencernaan, menurunkan tekanan darah tinggi dan menurunkan berat badan. Di dalam tubuh, serat larut air dapat
mengikat kadar gula dan lemak sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit
diabetes mellitus, jantung, serta stroke. Ekstrak cincau hijaumemiliki
aktivitas antioksidan yang jauh lebih kuat dari vitamin E (Indosiar,2007).
Farmakologi Cina
dan pengobatan tradisional juga mengatakan tanaman cincau bermanfaat untuk anti
demam, anti racun, bahkan menurunkan tekanan darah. Manfaat tanaman ini
biasanya dari penggunaan rimpang dan daunnya. Bila dicicipi getah dari tanaman ini, rasanya agak manis dan
dingin. Khasiat yang terkandung didalam janggelan berasal dari unsur kimia yang
ada di dalamnya (Ruhnayat, 2002).
Adapun
kandungan serat di dalam cincau juga tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan terdapat
6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. Ini berarti bila
cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur-mayur sehari-hari bisa memadai
untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bisa membantu
memerangi penyakit degeneratif seperti
jantung koroner. Kalori yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan
protein sebesar 6 gram. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya
yangrendah sehingga baik dikonsumsi sehari-hari (Pitojo,2008).
Manfaat khas Cincau
Hijau ditinjau dari Serat Pangan
Serat Pangan
Serat pangan merupakan salah satu
komponen penting makanan yang sebaiknya ada dalam susunan diet sehari-hari.
Serat telah diketahui mempunyai banyak manfaat bagi tubuh terutama dalam
mencegah berbagai penyakit, meskipun komponen ini belum dimasukkan sebagai zat
gizi (Piliang dan Djojosoebagio, 1996). Definisi terbaru serat makanan yang
disampaikan oleh The American Assosiation of Ceral Chemist adalah
merupakan bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau kabohidrat analog yang
resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus dengan fermentasi
lengkap atau partial pada usus besar (Joseph, 2002).
Komponen Serat Pangan
Berdasarkan jenis
kelarutannya, serat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu serat tidak larut
dalam air dan serat yang larut dalam air. Sifat kelarutan ini sangat menentukan
pengaruh fisiologis serat pada proses-proses di dalam pencernaan dan
metabolisme zat-zat gizi (Sulistijani, 2002).
1. Serat tidak larut dalam air
a. Selulosa
b. Hemiselulosa
c. Lignin
2.Serat larut dalam air
a. Pektin
b. Gum
c. Musilase
Pada
cincau hijau sendiri mengandung serat larut air (Soluble Dietary Fiber).
(per 100gr bhn makanan) (Gram) |
1. Bayam
1,2 2. Buncis 1,5 3. Cabe gembor merah 1,6 4. Daun kacang panjang 1,8 5.Daun katuk 1,5 6. Daun lamtoro 3,3 7. Daun semanggi 1,9 8.Daun singkong 1,6 9. Kacang merah, polong 1,1 10. Kacang panjang 1,4 11. Kangkung 1,8 12. Kulit melin 5,0 13. Toge 1,1 14. Tomat merah 1,5 15. Cincau 6,23 |
Sumber : Nadd , 2010
|
Menurut Artha dalam Nurdin dan
Suharyono (2007), komponenutama ekstrak cincau hijau yang membentuk gel adalah
polisakarida pektin yang bermetoksi rendah. Karena kandungan utamanya adalah
pektin maka ekstrak cincau hijau dapat dianggap sebagai sumber seratpangan yang
baik.
Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi serat mencegah beberapa penyakit
degeneratif seperti kanker pada saluran pencernaan ,penyakit jantung dan
diabetus melitus 2. Ada dugaan bahwa konstipasi (sulit buang air besar) berkaitan
cukup erat dengan terjadinya kanker pada usus besar, karena kotoran yang banyak
mengandung zat beracun itu berkontak atau bersentuhan dengan dinding usus lebih
lama. Dengan mengkonsumsi serat yang cukup waktu transit kotoran di usus
menjadi lebih singkat karena BAB yang lebih lancar. Serat yang larut memegang
peranan utama dalam hal ini. (Aminuddin, 2009)
Disamping itu serat yang larut
terbukti bisa menurunkan penyerapan lemak terutama kolesterol sehingga bisa
membantu menurunkan kolesterol darah. Dalam jangka panjang ini akan
membawa manfaat dalam mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular seperti
serangan jantung dan stroke. Nah, bagi anda yang punya masalah dengan
kolesterol darah yang tinggi, ada baiknya mulai sekarang meningkatkan konsumsi
serat. (Aminuddin, 2009)
Serat makanan juga menguntungkan bagi penderita diabetes karena bisa
memperlambat proses penyerapan karbohidrat sehingga bisa membantu mengontrol
gula darah. Serat yang larut berperan mengurangi efek peninggian gula darah
setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. (Aminuddin, 2009)
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan,
Made dan Andreas Loemitro Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Gunawan, A. 2002. Kombinasi Makanan Serasi. PT. Gramedia. Jakarta
Haryadi. 1991. Pengujian Pektin Hidrokoloid Camcao. UGM.
Yogyakarta.
Heyne K. 1997.Tumbuhan
Berguna Indonesia II. Badan Litbang Dep. Kehutanan
Khomsan, A. 2006. Serat yang Sering Terlupakan. Gizi.net
Koswara S; Purwiyatno, H; dan Eko, H.P. 2002. Edible film.
JTekno Pangan dan Agroindustri. Volume 1 (12): 183-196
Koswara, Sutrisno. 2008. Pembuatan Cincau Bubuk .http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/PEMBUATAN%20CINCAU%20BUBUK.pdf.Diakses
pada 21 Maret 2012.
Mardiah, et.al. 2007. Makanan Anti Kanker. Kawan pustaka.
Jakarta selatan.
Pitojo, Setyo
dan Zumiyati. 2005. Cincau : Cara Pembuatan Dan Variasi
Olahannya. PT. AgroMedia Pustaka.
Tanggerang.
Syamsulhidayat
S.S., dan Hutapea, JR.1991.Investasi
Tanaman Obat Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI. Jakarta
No comments:
Post a Comment