PENGENALAN BAHAN ALAM
HAYATI
INULIN GEMBILI SEBAGAI
PREBIOTIK
Disusun oleh :
Nama : Lie, Richard Ardianto
NIM : 110022
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
Tahun 2012
Abstrak
Gembili
merupakan salah satu jenis umbi – umbian yang terdapat di Indonesia yang keberadaannya
sudah mulai langka. Padahal, gembili merupakan salah satu penghasil inulin
terbesar di Indonesia setelah umbi Dahlia. Inulin sendiri adalah salah satu
jenis polimer fruktosa yang sebagian besar mengandung sekitar 35 unit fruktosa
yang dihubungkan satu sama lain dalam rantai lurus oleh ikatan β-2,1 glikosida.
Salah satu kegunaan inulin adalah sebagai prebiotik.
Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan jenis umbi yang tumbuh merambat
dengan daun berwarna hijau dan batang agak berduri. Buahnya menyerupai ubi
jalar dengan ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa. Berwarna coklat muda
dengan kulit tipis. Gembili dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 900 m dpl dengan
pH tanah antara 5,5 – 6,5 dan curah hujan 875 – 1750 mm/tahun. Tanaman ini banyak
dijumpai pada daerah – daerah yang beriklim tropis.
Tanaman ini mudah dibudidayakan
dengan cara menanam umbinya yang sudah bertunas maupun secara vegetative. Dalam
pembudidayaannya, tanaman ini mengalami masa istirahat ketika musim kemarau
selama 1 – 6 bulan dan baru mengeluarkan tunas saat memasuki musim penghujan.
Sedangkan masa panennya membutuhkan waktu sekitar 8 – 9 bulan setelah masa
tanam.
Gembili banyak ditemukan di daerah
Asia, khususnya di sepanjang kawasan Indo – Cina. Selain itu, juga ditemukan di
daerah Afrika Barat. Di Indonesia sendiri, tanaman ini banyak terdapat di Papua
khususnya Merauke. Sedangkan di pulau Jawa, tanaman ini sering dijumpai pada
musim penghujan. Di daerah Depok, Jawa Barat tanaman ini sudah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat setempat.
Gembili dikenal memiliki indeks
glisemik yang rendah, namun anggapan tersebut salah seiring dengan dilakukannya
penelitian tentang indeks glisemik gembili. Di dalam penelitian itu, didapatkan
bahwa nilai indeks glisemik gembili adalah 90. Berikut komposisi lengkap dari
gembili :
No
|
Kandungan Gizi
|
Unit
|
Gembili
|
1
|
Kalori
|
Kal
|
95
|
2
|
Protein
|
Gr
|
1.5
|
3
|
Lemak
|
Gr
|
0.1
|
4
|
Karbohidrat
|
Gr
|
22.4
|
5
|
Kalsium
|
Mg
|
49
|
6
|
Fosfor
|
Mg
|
14
|
7
|
Zat Besi
|
Mg
|
0.8
|
8
|
Vitamin B1
|
Mg
|
0.05
|
9
|
Air
|
Gr
|
75
|
Sumber : Depkes RI.
1987
Selain itu, gembili mengandung zat
aktif berupa inulin yang besarnya sekitar 14,77%. Inulin merupakan salah satu
jenis polimer fruktosa yang sebagian besar mengandung sekitar 35 unit fruktosa
yang dihubungkan satu sama lain dalam rantai lurus oleh ikatan β-2,1 glikosida.
Berikut ini adalah tabel perbandingan beberapa jenis tanaman dikotil yang
memiliki kadar inulin tinggi:
Nama Botani
|
Nama Daerah
|
Kadar Inulin (%)
|
Articum sp
|
Burdock
|
34
|
Cinchorium intybus
|
Chicory
|
75
|
Cynara cardunculus
|
Cardoon
|
70
|
Dahlia pinnata
|
Dahlia
|
72
|
Helianthus tuberosus
|
Jerusalem
Artichokeinula
|
80
|
Taraxacum officiniale
|
Dandelion
|
40
|
Campanula punctata
|
Japanese
Campanula
|
16
|
Namun, dari beberapa tanaman itu
hanya Dahlia atau yang lebih dikenal bunga Dahlia saja yang terdapat di
Indonesia. Umbi dari Dahlia inilah yang menghasilkan inulin. Sayangnya, umbi
Dahlia sulit untuk didapatkan karena biasanya digunakan sebagai benih. Bila
dibandingkan dengan beberapa varietas umbi uwi, gembili memiliki kandungan
inulin yang tertinggi. Berikut ini adalah data tabel perbandingannya :
Jenis uwi
|
Kadar Inulin (%)
|
Uwi
putih besar
|
2,88
|
Uwi
putih
|
4,58
|
Gadung
|
4,77
|
Uwi
ungu
|
7,54
|
Uwi
kuning kulit ungu
|
8,67
|
Uwi
putih kulit kuning
|
9,02
|
Gembolo
|
10,96
|
Uwi
kuning
|
13,11
|
Uwi
putih kulit coklat
|
14,63
|
Gembili
|
14,77
|
Cara mendapatkan inulin adalah
dengan menggunakan metode ekstraksi dan prestipitasi serta dapat disimpan
dengan menggunakan metode foam mat drying
.
Secara umum, gembili dimanfaatkan
sebagai bahan pangan alternative. Di daerah Depok, hal ini sudah lama
dilakukan. Gembili dikonsumsi dengan cara merebusnya saja. Selain sebagai bahan
pangan alternative, gembili juga digunakan pati atau tepungnya sebagai bahan
substitusi pada pembuatan mie instan
(20%), kue
basah (30-50%), roti tawar dan sejenisnya (20%), kue kering (50- 100%) dan
makanan tradisional lainnya. Tepungnya juga dapat dikonsumsi oleh penderita
penyakit pencernaan karena seratnya yang halus. Parutan kasarnya dapat
digunakan untuk tapel obat pembengkakan, khususnya pada kerongkongan. Daun gembili yang
mengering dapat menjadi pupuk hijau atau menjadikannya media tanam untuk
tanaman wijayakusuma, pakis, begonia, anggrek atau tanaman rimpang.
Bila
ditinjau dari sisi zat aktifnya (inulin), gembili memiliki manfaat besar dalam sumber
pangan fungsional dan penghasil prebiotik. Inulin sejatinya merupakan salah
satu karbohidrat yang berfungsi sebagai prebiotik yang efektif, didefinisikan
sebagai komponen pangan yang tidak dapat dicerna dan dapat menstimulasi secara
selektif pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang menguntungkan di dalam saluran
pencernaan.
Secara
umum, inulin didefinisikan sebagai salah
satu jenis fruktan
atau polimer
fruktosa
(rantai gabungan monomer fruktosa) yang sebagian besar mengandung sekitar 35
unit fruktosa yang dihubungkan satu sama lain dalam rantai lurus oleh ikatan
β-2,1 glikosida (karbon 2 dari salah satu fruktosa dihubungkan ke karbon 1
fruktosa sebelumnya). Tiap inulin mempunyai glukosa pada ujung awal rantai.
Struktur dari inulin tidak selalu berupa rantai lurus, namun juga dapat
bercabang.
Inulin memiliki rumus molekul C6nH10n+2O5n+1
dan memiliki massa molar yang berbeda, tergantung pada jumlah monomer
(n). Berikut ini adalah gambaran rumus bangun inulin.
Inulin memiliki manfaat sebagai bahan
pangan fungsional, khususnya dimanfaatkan sebagai pengganti lemak dan gula pada
produk rendah kalori karena inulin mengandung 25% – 35% energi dari karbohidrat
(pati, gula). Selain itu, juga dianggap sebagai serat pangan karena walaupun
larut dalam air, inulin tidak dapat dicerna oleh enzim – enzim dalam sistem
pencernaan mamalia dan dapat mengikat mineral – mineral seperti kalsium dan
magnesium.
Sehubungan dengan ketidakdapatan
dicernanya inulin oleh enzim – enzim tadi, inulin dapat mencapai usus besar
tanpa mengalami perubahan struktur. Saat berada di usus besar inilah inulin
difermentasi menjadi asam-asam rantai pendek dan beberapa mikroflora spesifik
menghasilkan asam laktat. Peristiwa seperti ini menyebabkan pH dalam usus besar
mengalami penurunan sehingga pertumbuhan bakteri patogen menjadi demikian
terhambat. Namun, keberadaan inulin di dalam usus besar membantu perkembangan
bakteri – bakteri yang baik untuk pencernaan seperti Bifidobacterium adolesentis,
Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium breve, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus rhamnosus, dan
Lactobacillus delbruechii. Kemampuan inilah
yang membuat inulin menjadi salah satu prebiotik.
Sayangnya, di balik semua kelebihan itu inulin memiliki
kekurangan. Inulin memiliki batas kewajaran untuk dikonsumsi sekitar 10 gram
per hari. Bila dikonsumsi lebih dari 10 gram per hari maka akan menimbulkan
gejala – gejala seperti kelebihan gas dalam perut, terjadi pembengkakan /
bloating, dan diare. Bila dalam sekali konsumsi dosisnya terlalu tinggi maka
berpotensi menyebabkan alergi.
Perlu diketahui bahwa antara prebiotik dan
probiotik, keduanya adalah hal yang berbeda namun memiliki manfaat yang sama.
Persamaannya adalah mampu membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan kita
khususnya usus besar. Sedangkan perbedaannya dapat dijabarkan sebagai berikut :
Prebiotik adalah oligosakarida yang tidak tercerna oleh saluran pencernaan
manusia namun dapat merangsang secara selektif pertumbuhan bakteri probiotik. Prebiotik harus lolos dari pencernaan pada saluran pencernaan bagian atas dan
dapat mencapai usus besar untuk dapat difermentasi oleh bakteri probitik. Bahan pangan yang memenuhi kriteria ini adalah oligosakarida seperti inulin dan
turunannya (frukto oligosakarida). Di dalam usus besar, bahan prebiotik akan
difermentasi oleh bakteri probitok terutama Bifidobacteria dan Lactobacillus
yang akan menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam bentuk asam asetat,
propionat, butirat. Asam – asam lemak ini yang kemudian digunakan oleh tubuh
sebagai sumber energi.
Sedangkan
probiotik adalah suplemen makanan berupa bakteri hidup yang non patogen, tidak
beracun, tahan terhadap asam lambung dan dapat berkoloni pada usus besar
(kolon). Jenis bakteri probiotik yang dikenal adalah bakteri asam laktat dan
Bifidobacteria.
Tujuan
utama dari fungsi probiotik adalah memperbaiki sistem pertahanan usus baik
dengan efek barier langsung maupun melalui pengaturan imunitas, sehingga
kriteria untuk probiotik adalah kemampuan untuk berkoloni walaupun sementara
pada usus, terutama pada saluran pencernaan bagian atas seperti usus halus dan
lambung.
Perpaduan
antara prebiotik dan probiotik yang masing – masing komponennya memberikan
keuntungan bagi manusia bila dikonsumsi disebut sinbiotik. Berikut ini
penjelasan cara kerja sinbiotik.
1.
Probiotik meningkatkan sistem kekebalan saluran cerna dan pertahanan
dinding saluran cerna sehingga dapat memberikan proteksi dari infeksi saluran
cerna.
2.
Probiotik menghambat pertumbuhan bakteri ’’jahat’’ dengan cara mencegah bakteri ’’jahat’’
menempel pada dinding saluran cerna dan menciptakan suasana asam sehingga
bakteri ’’jahat’’ tidak menempel.
3.
Probiotik memproduksi berbagai enzim pencernaan dan vitamin yang
bermanfaat bagi tubuh.
4.
Peran prebiotik adalah sebagai makanan probiotik terhadap kesehatan
saluran cerna secara tidak langsung.
No comments:
Post a Comment