PENDAHULUAN
Serat makanan adalah makanan yang tidak dapat tercerna
dalam tubuh. Awalnya, serat hanya dianggap sebagai pencahar dan tidak memiliki
efek apapun setelah dikonsumsi. Namun baru – baru ini para ilmuwan mengungkap
bahwa peranan serat memberi efek positif pada tubuh kita. Serat dapat
menurunkan kolestrol, mencegah kanker, mencegah sembelit, dapat mengontrol
kadar gula dalam tubuh dan mengontrol berat badan. Sekarang ini sedang menjadi trend diet serat makanan karena efeknya
yang baik pada tubuh kita.
Menurut kelarutannya, serat makanan dapat dibagi
menjadi 2 jenis yaitu serat larut (Soluble
Dietary Fiber) dan serat tak larut (Insoluble
Dietary Fiber). Serat larut adalah serat yang dapat larut dalam air
terutama air hangat dan panas. Serat larut dapat diendapkan dengan solvent air
dan etanol dengan perbandingan 1:4. Serat larut dapat berupa gum, hemiselulosa,
pectin,psillium, β-glukan, dan musilages. Serat tidak larut adalah serat yang
tak dapat larut dalam air. Yang termasuk dalam serat tidak larut adalah
sellulosa, dan hemiselulosa. Walaupun bukan termasuk jenis karbohidrat, lignin
termasuk dalam jenis serat tidak larut. Serat, baik serat larut maupun serat
tidak larut, banyak terdapat pada buah, sayur dan kacang-kacangan. Dalam suatu
bahan makanan baiasanya serat tidak larut memiliki porsi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan serat larut.
Kadar serat pada suatu makanan akan meningkat akibat
proses pemasakan. Kadar serat paling tinggi bila bahan makanan direbus dengan
air (6,40%), dikukus (6,42%), dimasak santan (5,98%), bahan makanan mentah
(5,97%).
Bahan
|
Serat Tak Larut (%)
|
Serat Larut (%)
|
Oat bran
|
13,5
|
14,0
|
Jagung
|
1,5
|
1,8
|
Ketela rambat
|
1,5
|
1,1
|
Asparagus
|
1,1
|
0,5
|
Ketimun
|
0,5
|
0,4
|
Apel
|
1,1
|
0,9
|
Jeruk
|
1,4
|
0,6
|
Bonggol pisang
|
52,9
|
-
|
Tabel 1. kandungan serat tak larut dan serat larut
dalam bahan makanan
AGRONOMI
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Keluarga :
Musaceae
Genus :
Musa
Spesies : Musa spp.
Musa
spp. atau sering disebut masyarakat Indonesia dengan sebutan pisang, merupakan
tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman pisang dapat tumbuh
pada iklim tropis dan subtropics. Dalam keadan tanpa air, tanaman pisang masih
dapat tumbuh namun hasil panennya kurang. Di Indonesia sendiri tanaman pisang
tumbuh dengan sangat baik dan keberadaannya sangat melimpah.
Tanaman
pisang merupakan tanaman yang sarba guna karena semua bagian dari tanaman ini
dapat dimanfaatkan. Dimulai dari daun pisang yang sering digunakan sebagai
bungkus makanan, jantung pisang dapat diolah menjadi makanan, batang pisang
digunakan sebagai bahan baku pembuat kertas, buahnya yang kaya manfaat serta
bonggolnya dapat digunakan untuk membuat keripik bonggol pisang. Diantara
bagian-bagian tersebut yang masih jarang dimanfaatkan adalah bonggol pisang.
Kebanyakan masyarakat hanya membuang bonggol pisang. Padahal kandungan dari
bonggol pisang sendiri dapat dimanfaatkan untuk membuat serealia. Bonggol
pisang memiliki kadar pati 74,99% dan karbohidrat pati cukup tinggi yaitu
66,2%, tidak jauh berbeda dengan karbohidrat terigu (77,3%).
Tabel 2. Kandungan Bonggol Pisang (per 100 g)
KANDUNGAN ZAT AKTIF BONGGOL PISANG
Kandungan zat aktif dalam limbah pertanian ini adalah
serat tidak larut. Kandungan serat tak larut bonggol pisang adalah 52,9% ( Prameswari,
2008). Jenis-jenis serat tak larut :
1.
Sellulosa
Selulsa merupakan polimer dari glukosa dan rantainya
berbentuk linier. Dalam tanaman fungsi selulosa sendiri memperkuat dinding
tanaman dan pengikat air. Ikatan pada selulosa adalah β (1 - 4 ) glikosidik
yang tidak dapat dihidrolisa oleh amylase mamalia. Serat pada bonggol pisang
termasuk jenis selulosa.
Gambar 1. Struktur Selolosa
2.
Hemiselulosa
Rantai hemiselulosa lebih pendek dari selulosa dan
bentuknya bercabang. Karena rantainya yang bercabang tak seragam, maka
hemiselulosa secara parsial larut dalam air. Fungsi hemiselulosa sama dengan
selulosa, yaitu memperkuat sel tanaman dan mengikat air. Fungsi lain
hemiselulosa yaitu sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Hemiselulosa banyak
ditemukan dalam bahan makanan seperti serealia, sayur-sayuran dan bbuah-buahan.
Hemiselulosa memiliki sifat yang berlawanan dengan selulosa yaitu dapat larut
dalam basa namun sukar larut dengan asam.
3.
Lignin
Lignin merupakan heteropolimer yang sebagian besar
monomernya adalah p-hidroksifenilpropana. Lignin berfungsi untuk memperkuat
jaringan tanaman bersama dengan selulosa dan hemiselulosa. Lignin dapat
ditemukan didalam serealia dan kacang-kacangan.
MANFAAT SERAT TAK LARUT
Serat tak larut memiliki efek positif terhadap usus
kita seperti:
·
Sebagai pencahar
serat paling erat dengan efek pencahar ini. Serat
menambah kelembaban feses, sehingga ketika berat basah feses meningkat maka
waktu transit akan menurun. Karena serat tak larut tak dapat dihidrolisa oleh
enzim dalam tubuh kita maka selulosa pada bonggol pisang akan menyerap air
sehingga massa feses akan naik jauh lebih tinggi.
·
Mencegah konstipasi
Karena selulosa mengikat air pada feses sehingga feses
lebih lembek dan lebih mudah dikeluarkan.
·
Mencegah kanker kolon
Kanker kolon dapat terjadi bila sudah mengalami
konstipasi kronis karena menumpuknya karsinogenik dalam kolon akibat feses yang
keras dan lambatnya pergerakan. Karena waktu kontak antara zat karsinogen
dengan kolon yang terlalu lama maka dapat menimbulkan kanker kolon. Serat akan
mempercepat waktu transit pada kolon, sehingga waktu kontak antara kolon dan
zat karsinogen lebih singkat dan kemungkinan terjangkit kanker kolon semakin
kecil.
Kadar garam pada empedu yang tinggi juga dapat
menyebabkan terjadinya kanker kolon. serat dapat menyerap kadar garam pada
empedu dan berubah menjadi secondary bile acid yang membantu proses
karsinogenesis pada kanker kolon.
·
Mencegah tumor
Bila meningkatkan konsumsi serat disertai dengan
penurunan konsumsi lemak maka dapat menurunkan resiko penyakit kutil atau polip
kolon. polip kolon ini adalah bibit dari munculnya tumor.
Serat perlu dikonsumsi sesuai kebutuhan. Karena serat
akan memberi efek yang negative bila dikonsumsi secara berlebihan seperti :
ü
Dehidrasi
Karena serat dapat menyerap air dalam system
pencernaan kita, maka orang yang mengonsumsi serat berlebih akan kekurangan
cairan tubuh.
ü
Perut kembung
Bila terlalu banyak mengonsumsi serat, emisi gas hasil
samping dari pencernaan akan berlebih karena bakteri dalam usus akan mencerna
makanan secara berlebihan juga.
ü
Susah hamil
Konsumsi serat yang berlebihan daoat menurunkan kadar
estrogen dan beberapa hormone reproduksi lainnya seperti progesterone, hormone
luteinizing dan follicle-stimulating hormone
ü
Sembelit
Bila konsumsi berlebih, bukannya memperlancar BAB
justru dapat menyebabkan sulit BAB.
SIMPULAN
Bonggol
pisang dapat diolah menjadi serealia karena bonggol pisang memiliki kandungan
karbohidrat 66,2% yang tidak terpaut jauh dengan kandungan karbohidrat terigu
(77,3%). Bonggol pisang juga mengandung selulosa yang cukup tinggi (52,9%) yang
termasuk dalam kategori serat tak larut. Serat tak larut pada bonggol pisang
dapat berfungsi sebagai pencahar, mencegah konstipasi, mencegah kanker kolon
dan tumor.
Sebaiknya
konsumsi serat tak larut diimbangi dengan konsumsi serat larut dan gizi lainnya
agar kita selalu sehat dan terhindar dari penyakit. Dan konsumsi tiap gizi
sebaiknya secukupnya, sesuai kebutuhan tubuh kita. Jika berlebihan, gizi yang
baik untuk tubuh kita bisa berbalik menjadi jahat.
DAFTAR PUSTAKA
Khomsan, A. 2006. Serat
Yang Sering Terlupakan. Gizi.Net
Koswara, Sutrisno. Serat Makanan Membuat Usus Nyaman
www.Ebookpangan.com
Manfaat Serat Makanan Tidak Larut www.Eookpangan.com
Serangih, Bernatal. 2007. Kajian Pemanfaatan Tepung
Bonggol Pisang ( Musa Paradisiaca Linn. ) Sebagai Substitusi Tepung Terigu
Dalam Pembuatan Mie Basah. Samarinda : Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman
Tala, Zaimah Z. 2009. Mnfaat Serat Bagi Kesehatan.
Departemen Ilmu Gizi Universitas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
Tensiska. 2008. Serat Makanan. Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran
MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN ALAM HAYATI
LINDUNGI USUS KITA DENGAN SERAT
Disusun
oleh :
Meiolita Ikha L. 110024
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2012
No comments:
Post a Comment