A. DASAR TEORI :
Acrylic (senyawa ester) merupakan golongan
polyvinyl bukan polyester karena polyethylene, vinyl chloride, polystryrene,
copolymers, dan acrylic yang memiliki rumus R CH
CHX. Acrylic ini terbentuk dari acrylic acid (acrylate) dan methacrylic
(turunan dari acrylic acid) yang memiliki struktur sebagai berikut :
C
C C C C
COOR C O
OR
Acrylic acid
(acrylate) Methacrylic
(turunan acrylate)
Kestabilan
dalam bereaksi dari resin acrylic sehingga tahan sinar UV, tahan hidrolisis,
tahan terhadap asam dan basa, tahan oksidator, dan tahan korosif. Atom “R” yang
dimiliki oleh acrylate dan methacrylic pada umumnya yang sering dipakai methyl,
ethyl, butyl, dan oktyl (2-ethylhexyl).
Sifat - sifat dari acrylic :
·
Hardness,
Flexibility dan Elongation
Sifat-sifat ini terbagi menjadi
2 bagian yaitu kekerasan dan kelenturan, kemuluran. Poly acrylates memiliki
sifat yang lunak dan lentur sedangkan poly methacrylates keras dengan “R’ yang
sama. Semakin banyak atam “C” (carbon) maka kekerasan semakin menurun, sehingga
kelenturan dan kemulurannya meningkat.
·
Strength (kekuatan)
dan Toughness (tahan bentur)
·
Tg (Glass
Transition)
Tg adalah
temperatur yang digunakan untuk menetukan ketahanan panas. Tg yang dimiliki
oleh poly acrylate kecil, sedangkan poly methacrylate besar.
Perbandingan Tg meningkat :
-
Nilai kerapuhan
meningkat kemuluran
menurun
-
Temperatur film
minimal meningkat kelenturan
menurun
-
Kelunakan meningkat lapisan
film menurun
-
Kekerasan meningkat kemampuan
menutup menurun
-
Kuat bentur
meningkat kemampuan
menutup menurun
-
Slip meningkat kerakatan
menurun
·
Solubility
Acrylic ini larut dalam keton dan ester.
Untuk
meningkatkan kelenturan (fleksibel) dapat ditambahkan dengan bahan plastisizer.
Ester dengan BM yang tinggi contoh butyl benzyl phtalate, butyl pthalate dan
diotyl phtalate kadang-kadang juga digunakan plastisizer. Ketika plastisizer
ditambahkan dalam acrylic resin maka kekerasannya menurun dan fleksibelitas,
kemulurannya meningkat. Ketika plastisizer material ditambahkan maka ada
kemungkinan plastisizernya berpindah kepermukaan dan meninggalkan resin, ini
dapat diatasi dengan copolymerisasi daripada plasticization. Acrylates dan
alkyl methacrylic tinggi digunakan untuk melunakkan methyl methacrylate
polymers.
Aplikasi acrylic polymers :
Ø Lacquers à acrylic yang resinnya cepat mengering ketika solventnya
menguap.
Ø Emulsion paints.
Acrylic terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a.
Water base à berbentuk emulsi, masuk dalam poly acrylate yang dapat
digunakan untuk coating, roofing, dan adhesive.
b.
Solvent base à berbentuk solution atau solid masuk dalam golongan poly
methacrylate yang dapat digunakan untuk molding, coating, dan adhesive.
B.
BAHAN dan ALAT :
Bahan :
Evercoat 423 A 40 g à larutan 50%
BC (butyl cellosove) 1,6 g
Cellosite 15 g à larutan 6% = 6/100
x 15 = 0,9 g
Filler 140 g à alumunium silika
70 g à 8 g
à Kaoline 70 g à tidak terpakai
Water 3,4 g
Alat :
Gelas aqua
Stirer
Pengduk stirer
Pengaduk
Keramik
Paping
Timbangan
C. CARA KERJA :
1.
Siapkan alat dan
timbang semua bahan sesuai dengan basis.
2.
Campurkan evercoat
dan filler, aduk hingga tercampur rata (stirer).
3.
Tambahkan BC, aduk
hingga rata.
4.
Tambahkan Cellosite,
aduk hingga tercampur rata.
5.
Tambahkan water
aduk hingga rata.
6.
Aplikasikan pada
keramik dan rekatkan pada paping.
7.
Keringkan.
D.
DATA
PENGAMATAN :
Pada pembuatan acrylic formula atau komposisi fillercukup banyak sehingga tidak dapat masuk semua. Filler yang tercampur hanya alumunium silika karena solvent yang digunakan sedikit.
Pada pembuatan acrylic formula atau komposisi fillercukup banyak sehingga tidak dapat masuk semua. Filler yang tercampur hanya alumunium silika karena solvent yang digunakan sedikit.
E.
PEMBAHASAN :
Pada pembuatan acrylic ini proses yang dilakukan hanya
pencampuran saja. Pada saat pencampuran filler, filler tidak dapat tercampur
semua. Ini mengakibatkan adhesive kurang baik kualitasnya. Setelah
diaplikasikan dengan menempelkan keramik pada paving, keramik menempel dengan
kuat pada paving. Proses ini berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
F.
KESIMPULAN :
Acrylic yang dihasilkan berbentuk pasta, berwarna putih.
Diaplikasikan sebagai adhesive (menempelkan keramik pada paving).
G.
DAFTAR
PUSTAKA :
Martens, Charles
R.1974.Technology of Paints, Varnishes and Lacquers.New York: Robert E
Krieger Publishing Company
Semarang, 24
Mei 2012
Pembimbing Praktikan
P. Singgih Monica Yeni M Titah J.P
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM TEKNOLOGI
POLIMER
“ ACRYLIC UNTUK ADHESIVE
”
Disusun
oleh :
Kelompok
2A /
3
Monica
Yeni Marlina 110025
Titah
Jati Pertiwi 110034
AKADEMI KIMIA
INDUSTRISANTO PAULUS
SEMARANG
2012
No comments:
Post a Comment