Wednesday, March 27, 2013

* (Chapter V - Chemical Technology) Laporan Shampoo rambut


LAPORAN RESMI KIMIA TEKNOLOGI
“ PEMBUATAN SHAMPOO RAMBUT”








Disusun Oleh :
Antonius Yunian Wicaksono
112002
              



AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
Nama                         : Antonius Yunian Wicaksono
NIM                            : 112002
Judul Praktik                        : Shampoo rambut jernih dan Shampoo rambut keruh
Tanggal Praktik        : 11 Maret 2013 dan 16 Maret 2013                                                     
Tujuan Praktik         : Mengetahui cara pembuatan shampo rambut jernih dan keruh
Dasar Teori                :
            Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Shampo adalah sabun cair untuk mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat dari tumbuhan atau zat kimia. Fungsi shampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (Clearsing ability) merupakan suatu hal yang penting dari produk shampoo.(Pramono;2002)
            Secara garis besar , produk shampoo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu shampoo tradisonal dan shampoo modern. Shampoo tradisonal atau lebih tepatnya sampo nabati mempunyai cirri-ciri:
  1. bahan baku utamanya berasal dari sayuran atau buah-buahan, seperti wortel, seledri, jeruk nipis, merang dan lidah buaya
  2. proses pembuatannya sangat sederhana, ayitu mengambil sarinya (dengan cara pemarutan,pemerasan dan penyaringan) kemudian ditambah air.
      Keistimewaan sampo jenis ini, anatara lain bahan baku mudah didapat,tanpa efek samping, relative murah, serta ramah lingkungan. Kelemahannya adalah produk tersebut tidak tahan lama. Pada sampo modern sebagian besar bahan baku tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa diantaranya ditambahkan bahan nabati.(Listiady;1998)
            Fungsi  sampo pada intinya  adalah untuk membersihkan rambut dan kulit dari kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (cleansing ability) merupakan hal yang penting dari suatu produk sampo. Berikut ini diuraikan beberapa criteria sampo baik.
  1. mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai kondisi air. Kandungan mineral atau senyawa dalam air antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama. Beberapa daerah memiliki kondisi air yang dapat menurunkan kemampuan sampo, seperti daya bersihnya berkurang atau busa yang dihasilkan sedikit. Sampo yang baik adalah dapat menetralisir kelemahan tersebut.
  2. tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasanya pedih dimata saat digunakan
  3. busa yang dihasilkan cukup banyak, mudah dibilas serta tidak meninggalkan sisa pada rambut dan kulit kepala
  4. membersihkan efek mengilapdan lembut pada rambut sehingga mudah disisir dan ditata
  5. mempunyai warna dan aroma yang menarik.
            Berdasarkan bentuk fisiknya, sampo modern selanjutnya disebut sampo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sampo bubuk (powder shampoo) dan sampo cair (liquid shampoo). Sampo bubuk pernah populer dua atau tiga dasawarsa alau, yaitu sampo bubuk dalam kemasan (sachet). Namun dalam perkembangannya sampo bubuk mulai tersaingi oleh sampo cair. Oleh karena itu, sampo cair inilah yang menjadi pokok bahasan.(.Garianto W;2007)
            Sampo cair dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu sampo clear, sampo opak (buram /tidak tembus cahaya), serta sampo mkrim. Berdasarkan jenisnya tersebut kemudian dihasilkan beragam jenis produk sampo, sep-erti sampo telur, sampo pearl, sampo conditioning,sampo krim,sampo anti ketombe,sampo protein, sampo lunak (sof sampo untuk rambut sensitive), sampo two in one, shampoo three in one, shampoo tonic, sampo serba guna, bahkan sampo hewan.(Pramono;2002)
A.    Bahan-Bahan yang Diperlukan
v Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat shampoo sangat bervariasi. Hal ini dapat dimengerti karena perkembangan produk shampoo memang sangat intensif. Berikut ini pengelompokkan bahan baku shampoo secara umum :
1)      Bahan Aktif ( Active Ingredient )
Bahan ini merupakan bahan utama membuat shampoo, yang biasanya disebut surfaktan. Berdasarkan proses kimianya, bahan ini mempunyai “ kemampuan “ mengikat dan mengangkat kotoran. Dari bahan surfaktan inilah shampoo dapat menghasilkan busa. Berdasar muatan ionnya, dalam produk shampoo dikenal tiga jenis surfaktan.
Ø  Surfakatan An-ionik
Surfakatan An-ionik adalah surfaktan yang mengandung muatan ion negative. Jenis surfaktan ini antara lain alkyl sulphate dan polyoxythylene alkyl ether sulphate, yang kemudian dikembangkan menjadi beberapa tingkatan (grade) dengan nama dagang (trade name), seperti Emal E70C, Alksurf ES 30, Emal TD, Mackadet BS, Emal 20 C, Tigerfax AOS, Mackadet SBC-8. Jenis surfaktan anionic ini merupakan surfaktan yang paling banyak dipakai.
Ø  Surfaktan Non-ionik
Surfaktan Non-ionik adalah surfaktan yang tidak mengandung muatan ion, baik ion negative atau positif (netral). Umumnya, dikombinasikan dengan surfaktan an-ionik. Surfaktan Non-ionik ini mempunyai struktur yang disebut fatty alkanoolanide, dikenal dengan nama dagang, antara lain Standpol, Aminon S-01, dan Aminon L-02.
Ø  Surfaktan Kationik
Surfaktan Kationik bermuatan ion positif dan jarang dipakai karena beberapa di antaranya dapat menimbulkan efek negative pada mata, kecuali jika jumlahnya sedikit. Perkembangan surfaktan kationik agak lambat.
Perkembangan antara surfaktan kationik dan an-ionik ini juga tidak lazim dilakukan karena tidak cocok (incompatible). Meskipun demikian, kemungkinan menggabungkan keduanya semakin terbuka. Bahan-bahan surfaktan di atas, umumnya berbentuk cairan kental (sebagian mendekati bentuk pasta), jernih agak kekuningan.

2)      Bahan Tambahan (Additive)
·         Bahan ini berfungsi sebagai pemberi nilai tambah yang merupakan keunggulan dari suatu produk shampoo. Contohnya, untuk menimbulkan efek lembut pada rambut dipakai stearyl alcohol, cetyl alcohol, iso propyl myristate, dan parafin cair. Meskipun dapat menimbulkan efek positif pada rambut, tetapi penggunaan bahan  ini sangat terbatas mengingat harganya cukup mahal. Disamping itu, jika terlalu banyak dipakai dapat menurunkan busa pada produk. Selain bahan kimia di atas, sesuai dengan kecenderungan zaman untuk lebih kembali ke alam (back to nature), beberapa produk dikombinasikan dengan zat aditif jenis nabati, seperti ekstrak seledri, lidah buaya, atau merang unutk memberi nuansa alami dan kesan lebih ramah lingkungan.

3)      Bahan Pengawet (Preservative)
·         Bahan Pengawet lazim dipakai pada produk shampoo. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terbentuknya mikroba pada produk. Seperti diketahui bahwa shampoo sebagai produk kosmetik yang penggunannya bersentuhan langsung dengan badan manusia, keberadaan suatu mikroba (seperti jamur) tentu akan mengontaminasi kulit tubuh. Beberapa jenis pengawet yang sering dipakai adalah EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic), sodium benzoate, sodium salicylate, dan sebagainya.

4)      Garam
·         Garam atau Natrium Klorida (NaHC) daalm campuran shampoo berperan unutk mengatur kekentalan. Semakin kental produk shampoo, disperse penggunaannya semakin hemat dan cenderung disukai konsumen. Namun, penambahan garam yang terlalu banyak dapat menimbulkan efek keruh pada produk.


5)      Parfum dan Pewarna
·         Berdasarkan fungsi teknisnya, keberadaan parfum dan pewarna memang tidak signifikan. Artinya, suatu produk shampoo secara fungsional ada;ah sama meskipun diberi atau tidak ditambahi parfum atau pewarna. Namun, dari segi marketing, pemilihan parfum dan pewarna yang tepat akan sangat berarti bagi produk yang akan dipasarkan.
Jika mungkin dapat dilakukan survey kecil-kecilan untuk menentukan parfum dan pewarna yang aka dipakai. Cara sederhana unutk memilih parfum, yaitu dengan membagikan angket sederhana.
Perhatikan juga kualitas dari bahan parfum yang akan digunakan karena ada beberapa parfum yang cenderung mengeluarkan minyak. Parfum jenis ini sebaiknya jangan dipakai karena akan mengontaminasi kenampakan produk shampoo.parfum dengan kualitas yang bagus biasanya mahal ( bisa mencapai 2-4 kali lipat harga parfum “biasa“ ).

6)      Air
·         Produk yang berbasis cair (liquid based) –seperti shampoo- idealnya menggunakan air yang telah diprosesterlebih dahulu yang disebut deionized water. Hal ini untuk mencegah terjadinya reaksi ionic yang akan menurunkan kualitas produk jika air yang dipakai mengandung unsur yang jumlahnya di ambang batas. Namun, jika dananya terbatas maka bisa dipakai air biasa tanpa proses deionisasi. Sebaliknya, lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menggunakannya.




Alat dan Bahan         :
Alat           :                      
                                                         1.      Beaker glass
                                                         2.      Erlenmeyer
                                                         3.      Pengaduk
                                                         4.      Gelas Ukur
                                                         5.      Picnometer
                                                         6.      Viscometer

Bahan        :
a)      Shampoo rambut jernih                                   b) Shampoo rambut keruh
1.    Emal 30 gr                                                  1. Texapone 30 gr
2.    SLS 5 gr                                                     2. SLS
3.    NaHCO3 3 gr                                             3. NaHCO3
4.    Nipagin 5 gr                                                4. Nipagin
5.    Aquades 100 ml                                         5. Aquades
6.    Pewarna dan parfum secukupnya               6. Pewarna dan parfum secukupnya

Cara Kerja                :
*) Shampoo rambut jernih
            1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
            2. Timbang bahan – bahan yang dibutuhkan
            3. Masukan SLS, NaHCO3, dan nipagin kemudian larutkan dalam aquades
            4. Masukan larutan tersebut dalam cawan berisi Emal sedikit demi sedikit sambil
                Diaduk hingga homogen
5. Tambahkan parfum dan pewarna secukupnya
6. Ukur viskositas



*) Shampoo rambut keruh
            1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
            2. Timbang bahan – bahan yang dibutuhkan
            3. Masukan SLS, NaHCO3, dan nipagin kemudian dalam aquades
            4. Pada campuran tersebut tambahkan sedikit demi sedikit texapone sambil diaduk
            5. Tambahkan pewarna dan parfum
            6. Ukur viskositas


Data Pengamatan      :
*) Shampoo rambut jernih
1.         Pencampuran SLS, NaHCO3 dan Nipagin berwarna sedikit keruh dan muncul sedikit buih di permukaan. Pelarutan yang kurang maksimal akan memunculkan endapan.
2.         Pencampuran Emal : Emal dalam jumlah yang cukup banyak akan sulit dilarutkan dalam jumlah air yang sedikit, perlu dilakukan pengadukan yang lama dan hati-hati karena emal akan mudah membentuk buih.
3.         pH shampoo rambut jernih 8
4.         Warna : biru
5.         Bentuk : cair bening

*) Shampoo rambut keruh
1.      Pencampuran Texapone : Texapone dalam jumlah yang cukup banyak akan sulit dilarutkan dalam jumlah air yang sedikit, perlu dilakukan pengadukan yang lama dan hati-hati karena emal akan mudah membentuk buih.
2.      pH shampoo rambut keruh 8
3.      Warna : merah
4.      Bentuk : cair keruh

Pembahasan             
Shampoo yang dihasilkan mengandung buih yang banyak kemungkinan terjadi terlalu kebanyakan menggunakan emal atau pada saat pengadukan terlalu maksimal Surfaktan yang digunakan adalah emal yang merupakan surfaktan golongan anionic yang sering sekali digunakan dalam pembuatan produk sampo. Emal sendiri berwujud gel padat berwarna bening dan agak sukar larut dalam air. Perlu diperhatikan dalam pelarutanya agar tidak terlalu mengaduk terlalu keras, karena akan menyebabkan larutan berbusa dan mengurangi daya bersih dan daya tarik juga.
Sampo rambut keruh adalah salah satu jenis sampo yang memiliki warna keruh atau lebih tepatnya tidak tembus cahaya. Sampo rambut keruh (opaque shampoo) memiliki bahan utama yang hampir sama dengan sampo rambut pada umumnya, yang membedakan adalah penggunaan air yang sedikit sehingga sampo yang dihasilkan menjadi sangat kental dan tidak tembus cahaya (keruh).
Sampo rambut keruh ini merupakan sampo yang banyak diperjual-belikan di pasaran. Persepsi yang dimunculkan dari sampo rambut keruh adalah memiliki bahan aktif yang banyak sehingga daya bersih terkesan besar. Persepsi ini dimunculkan dari wujud yang sangat kental dan juga warnanya yang keruh. Untuk menambahkan daya tarik, sampo rambut keruh bisa ditambahkan pewarna.
Kesimpulan                :
1.      Shampoo yang dihasilkan cukup baik , untuk shampoo rambut jernih maupun keruh
2.      pH shampoo rambut jernih 8 (basa). Paling aman adalah 7 karena kontak dengan kulit manusia
3.      pH shampoo rambut keruh 8, (basa) . Paling aman adalah 7 karena kontak dengan kulit manusia
4.      Viskositas shampoo rambut jernih lebih besar dari shampoo rambut keruh
Daftar Pustaka          :                      
Permono, Ajar. 2002. Membuat Sampo. Jakarta : Puspa Swara.
Tranggono, Retno I.S. 2011. Ilmu pengetahuan kosmetik. Gramedia

 Semarang , 18 Maret 2013
Pembimbing,                                                                                            Praktikan,

( Ir, Ronny Windu S,MT)                                                              ( Antonius Yunian Wicaksono)

15 comments:

} } if (entry.link) { if (entry.link[2]) { comment.link = comment.permalink = entry.link[2].href; } if (entry.link[3]) { var pid = /.*comments\/default\/(\d+)\?.*/.exec(entry.link[3].href); if (pid && pid[1]) { comment.parentId = pid[1]; } } } comment.deleteclass = 'item-control blog-admin'; if (entry.gd$extendedProperty) { for (var k in entry.gd$extendedProperty) { if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.itemClass') { comment.deleteclass += ' ' + entry.gd$extendedProperty[k].value; } else if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.displayTime') { comment.displayTime = entry.gd$extendedProperty[k].value; } } } comments.push(comment); } } return comments; }; var paginator = function(callback) { if (hasMore()) { var url = config.feed + '?alt=json&v=2&orderby=published&reverse=false&max-results=50'; if (cursor) { url += '&published-min=' + new Date(cursor).toISOString(); } window.bloggercomments = function(data) { var parsed = parse(data); cursor = parsed.length < 50 ? null : parseInt(parsed[parsed.length - 1].timestamp) + 1 callback(parsed); window.bloggercomments = null; } url += '&callback=bloggercomments'; var script = document.createElement('script'); script.type = 'text/javascript'; script.src = url; document.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(script); } }; var hasMore = function() { return !!cursor; }; var getMeta = function(key, comment) { if ('iswriter' == key) { var matches = !!comment.author && comment.author.name == config.authorName && comment.author.profileUrl == config.authorUrl; return matches ? 'true' : ''; } else if ('deletelink' == key) { return config.baseUri + '/delete-comment.g?blogID=' + config.blogId + '&postID=' + comment.id; } else if ('deleteclass' == key) { return comment.deleteclass; } return ''; }; var replybox = null; var replyUrlParts = null; var replyParent = undefined; var onReply = function(commentId, domId) { if (replybox == null) { // lazily cache replybox, and adjust to suit this style: replybox = document.getElementById('comment-editor'); if (replybox != null) { replybox.height = '250px'; replybox.style.display = 'block'; replyUrlParts = replybox.src.split('#'); } } if (replybox && (commentId !== replyParent)) { replybox.src = ''; document.getElementById(domId).insertBefore(replybox, null); replybox.src = replyUrlParts[0] + (commentId ? '&parentID=' + commentId : '') + '#' + replyUrlParts[1]; replyParent = commentId; } }; var hash = (window.location.hash || '#').substring(1); var startThread, targetComment; if (/^comment-form_/.test(hash)) { startThread = hash.substring('comment-form_'.length); } else if (/^c[0-9]+$/.test(hash)) { targetComment = hash.substring(1); } // Configure commenting API: var configJso = { 'maxDepth': config.maxThreadDepth }; var provider = { 'id': config.postId, 'data': items, 'loadNext': paginator, 'hasMore': hasMore, 'getMeta': getMeta, 'onReply': onReply, 'rendered': true, 'initComment': targetComment, 'initReplyThread': startThread, 'config': configJso, 'messages': msgs }; var render = function() { if (window.goog && window.goog.comments) { var holder = document.getElementById('comment-holder'); window.goog.comments.render(holder, provider); } }; // render now, or queue to render when library loads: if (window.goog && window.goog.comments) { render(); } else { window.goog = window.goog || {}; window.goog.comments = window.goog.comments || {}; window.goog.comments.loadQueue = window.goog.comments.loadQueue || []; window.goog.comments.loadQueue.push(render); } })(); // ]]>
  1. pusying kepalaku kalau bahas ttg ilmu kimia....:6

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ilmu Kimia angan dibuat spaneng ,ainun.
      cukup dipraktekan saa maka kau akan bahagia dengan hasil yang menakubkan

      Delete
  2. Emal itu kalo cari di toko kimia nama nya apa yaa ??kok yg jual gak tau .mksh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Email itu fungsinya Build Foamer mungkin ada yang bilang Texapone

      Delete
  3. terimakasih telah membantu menyelesaikan tugas saya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sama Laras. Semoga bisa bermanfaat untuk Banyak orang.
      Jangan Lupa Follow IG saya : Antonwicaksonoo
      Promo IG dulu

      Delete
  4. Replies
    1. Emal 30 gr Texapone 30 gr
      SLS 5 gr
      NaHCO3 3 gr Nipagin 5 gr

      Delete
  5. Replies
    1. Emal 30 gr
      Texapone 30 gr
      SLS 5 gr
      NaHCO3 3 gr
      Nipagin 5 gr
      Silahkan Beli di Toko Kimia dan Mulai Usaha
      Jika berhasil cukup follow IG saya : Antonwicaksonoo
      Promo IG lagi

      Delete
  6. mohon info, saya lagi kesulitan utk menemukan bahan yg ccok utk parfum dan pewarna? menggunakan apa ya? tlg bsa di email ke tridisi@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk Parfum dan pewarna Beli langsung di Toko Kimia
      mereka menyediakan parfum dan perwan yang cukup kuat untu pembuatan shampoo jenisnya menyesuiakan ,tridi
      Follow IG saya :Antonwicaksonoo
      Jika sukses,tridi

      Delete
  7. untuk emal di toko kimia ada yang menyebutnya juga dengan texaphon , mas tomy.
    oke sama sama ,mbak findi.
    info yagn berbeda bisa juda disampaikan oleh mas tridi.

    ReplyDelete
  8. Makasih mas. Aku mahasiswa akin btw wkkw

    ReplyDelete

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...