Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Chemical Technology) Laporan Praktikum Pembuatan Softener / Pelembut pakaian

LAPORAN RESMI

PRAKTEK PROSES KIMIA TERAPAN


Nama                           : Nuzulul R.U
Kelompok                   : 5
Semester                      : II (Dua)
Jenis Praktik                : Softener dan Pelembut pakaian
Tanggal Praktik           : 24 Maret 2011
Tujuan Praktik             :
Membuat softener dan pemutih pakaian yang baik, sesuai ketentuan dan menentukan viskositasnya
Dasar Teori                  :                               
A.    Softener
Pelembut pakaian, bagaimanapun, sampaikan banyak lebih dari satu lunak, berbulu halus, perasaan mewah untuk paling pakaian. Mereka mengurangi belengket statis dan goncangan elektris yang dihasilkan oleh buildup keelektrikan statik. Mereka menyusut kerut pakaian dan setrika perbuatan lebih mudah dan waktu pengeringan lebih pendek. Mereka mengurangi kerusakan serabut. Lebih dari itu, sehubungan dengan bau semerbak mereka, mereka mengabarkan satu bau senangkan ke pakaian dicuci. Mereka juga boleh menyampaikan berbagai aktif seperti tanah melepaskan agen, memutihkan agen, dan agen antiwrinkle ke pakaian. Setelah mempertimbangkan pembenaran untuk pelembut pakaian, asal dari kebutuhan dan bermanfaat bagi menyampaikan, ulasan bab ini teknologi dari formula ini — ilmu kimia dan process— dan kimia fisik dari pakaian lunak.
Kehalusan pakaian menunjuk ke satu perasaan senangkan ketika mempergunakan pakaian, yaitu dipelihara oleh secara teratur memperlakukan penatu dengan formula sesuai. Pelembut pakaian, bagaimanapun, sampaikan banyak lebih dari satu lunak, berbulu halus, perasaan mewah untuk paling pakaian. Mereka kurangi belengket statis dan goncangan elektris yang dihasilkan oleh buildup keelektrikan statik. Mereka menyusut kerut pakaian dan setrika perbuatan lebih mudah dan waktu pengeringan lebih pendek. Mereka mengurangi kerusakan serabut. Lebih dari itu, sehubungan dengan bau semerbak mereka, mereka mengabarkan satu bau senangkan ke pakaian dicuci. Mereka juga boleh menyampaikan berbagai aktif seperti tanah melepaskan agen, memutihkan agen, dan agen antiwrinkle ke pakaian. Setelah mempertimbangkan pembenaran untuk pelembut pakaian, asal dari kebutuhan dan bermanfaat bagi menyampaikan, ulasan bab ini teknologi dari formula ini — ilmu kimia dan process— dan kimia fisik dari pakaian lunak. harus dimiliki perasaan yang sama sebagai sesuatu alami. Juga, alat pengering terguling elektrik adalah — dan statis adalah — lebih populer. Mereka mengabarkan satu kehalusan yang dapat dipahami ke pakaian, tapi pada akhir dari terguling mengeringkan butir data melekat bersama-sama karena akibat keelektrikan statik yang dihasilkan pada lebih kering. Suatu kebutuhan karenanya dimunculkan untuk kontrol statis. Melapisi serabut dengan satu materi berminyak menetralkan kerusakan yang dihasilkan oleh lebih kondisi cuci agresif. Mantel mungkin berlaku bagi pakaian selama bilasan, selama pengeringan, atau sekarang bahkan selama pencucian. Hasil kehalusan terbaik diperoleh dengan memperkenalkan pelembut selama bilasan terakhir. Sejak formula maka undergoes satu cairan sangat besar, aktif harus menunjukkan satu daya tarik besar untuk substrate (daya tarik didefinisikan sebagai koefisien sekat di antara pakaian dan minuman keras). Oleh sebab itu paling pakaian pelembut adalah berlandaskan kationik surfaktan, tunjukkan yang satu daya tarik terkenal untuk pakaian.
Sifat & guna bahan :
1.      Bahan utama
Bahan utama cairan pelembut pakaian adalah ekstrak pelembut (distearil dimetil ammonium klorida). Bahan ekstrak umumnya berupa pasta bening yang warnanya sedikit kekuning-kuningan. Bahan tersebut banyak dijumpai dipasaran, dengan nama dagang (brean name), antara lain Quartamin D86P, Bratasoft, dan Accosoft.
2.      Bahan pengawet
Bahan ini dipakai untuk menjaga produk dari serangan jamur atau mikroorganisme lain. Bahan pengawet ini berupa EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic).
3.      Pewangi (parfum)
Cairan pelembut pakaian juga berfungsi sebagai pewangi. Unsur pemilihan parfum atau pewangi menjadi hal yang penting. Oleh karena itu, pilih jenis parfum dengan aroma yang banyak disukai orang. Caranya, lakukan survey kecil-kecilan dengan memakai dua atau tiga pilihan aroma. Selanjutnya, beberapa orang diminta untuk menentukan parfum yang disukainya. Beberapa jenis parfum dengan aroma lavender, deepwater, dan bouquet.
4.      Pewarna
Seperti halnya dengan parfum, pilihan warna cairan pelembut pakaian juga bebas. Namun, umumnya produk yang ada dipasaran berwaraa merah muda atau biru muda (apapun jenis warna yang dipakai, umumnya cairan pelembut pakaian bernuansa warna muda). Boleh saja mencoba warna lain, tetapi yang penting adalah dosis pemakaiannya. Jangan mencampur warna dengan dosis berlebihan.
5.      Air
Air merupakan bahan baku yang relative murah dan mudah didapat. Idealnya, gunakan air yang telah diolah (treatment process) untuk menghilangkan senyawa yang tidak dikehendaki. Namun, hal tersebut perlu investasi tersendiri. Bagi usaha kecil atau industri rumah tangga, dapat menggunakan air biasa tanpa diolah terlebih dahulu.
B.     Pemutih Pakaian
Proses pemutihan (bleaching process) tidak hanya ada pada produk tekstil (pakaian),tetapi juga diterapkan pada industri kertas, minyak goreng, dan sebagainya. Untuk itu bahan yang digunakan untuk proses pemutihan (bleaching agent) juga bermacam-macam, mulai jenis chlorine base (sodium hopoklorit, kalsium hipoklorit), all fabric bleach (sodium perbonate, sodium percabonat), hydrogen peroksida, sampai dengan pemutih jenis tanah (earth bleaching) dan arang (carbon bleaching).

1.      Pemutih hydrogen peroksida
Hidrogen peroksida (hidrogen peroxide) mempunyai rumus kimia H2O2, masih kalah popular untuk saat ini jika dibandingkan dengan pemutih sodium hipoklorit. Hal ini karena tingkat keandalan proses pemutihan (bleaching ability) hidrogen peroksida masih dibawah sodium hipoklorit. Meskipun demikian, produk ini memiliki aroma yang lebih lunak (soft), tidak seperti sodium hipoklorit yang menyengat. Di kalangan industri kimia H2O2 lebih dikenal sebagai oksidator (senyawa pengoksidasi) yang mempunyai potensial oksidasi yang sangat tinggi. Di samping itu, H2O2 juga dipakai sebagai desinfektan (pembunuh mikroorganisme). Dengan konsentrasi rendah (setelah dilarutkan dengan air) sekitar 3% H2O2 juga dapat berfungsi sebagai penghapus noda (stain removal).                                                            
2.      Pemutih Chlorine Base
Seperti halnya pemutih H2O2, pemutih jenis chlorine base (sodium hipoklorit dan kalsium hipoklorit) juga mempunyai sifat multifungsi. Selain sebagai pemutih, kedua senyawa tersebut juga bisa sebagai penghilang noda maupun desinfektan (sanitizer). Pemutih chlorine base ada dua jenis, yaitu padat dan cair. Pemutih padat adalah kalsium hipoklorit dengan nama kimia CaOCl2 berupa bubuk putih. Pada umumnya masyarakat mengenal produk ini sebagai kaporit. Kaporit lazim dipakai untuk menyucihamakan air ledeng dan kolam renang. Kelemahan kaporit adalah pelarutannya tidak sempurna, selalu tersisa padatan, dan tidak bisa dibuang sebarangan.
Sodium hipoklorit (NaOCl) merupakan cairan bening berwarna sedikit kekuningan, beraroma khas, dan menyengat. Bahan tersebut mudah sekali larut dalam air dengan derajat kelarutan (solubility) mencapai 100%. Cairan ini sedikit lebih berat dibandingkan air (berat jenis lebih dari 1) dan bersifat sedikit basa. Fungsi ganda NaOCl sebagai penghilang noda maupun desinfektan. Kelemahan sodium hipoklorit antara lain :
Pertama,sebagai desinfektan atau saniter masih kurang umum bagi khalayak, kecuali untuk air ledeng atau kolam renang yang penggunaannya sudah memahami dosis atau konsentrasi yang dipakai.
Kedua, sebagai penghilang noda (stain removal atau stain removel) fungsinya tidak begitu optimal. Kenyataannya memang kekuatan noda pada pakaian cukup bervariasi, mulai dari noda yang mudah, sampai yang sulit dihilangkan. Untuk noda yang mudah dihilangkan, barangkali sodium hipoklorit masih mampu menghilangkannya. Namun untuk noda yang sulit (semacam tinta,oli,cat), NaOCl tidak bisa mengatasinya. Noda seperti itu hanya dapat dihilangkan dengan senyawa kimia dan perlakuan khusus.
Sifat & guna bahan :
1.      Sodium hipoklorit 12,5% (NaOCl 12,5%)
Bentuk : cairan encer, bening, berwarna kekuningan, beraroma khas, dan menyengat.
2.      Emal
Sifat : -seperti endapan putih kekuningan (seperti vaselin)
          -mudah berbusa
          -kental
Kegunaan: sebagai surfactant, sebagai bahan pokok pembuatan shampoo, sebagai penetrating agent, sebagai pembangkit busa, dalam hal ini sebagai pembersih, pengental dan sebagai bahan untuk pencampur antara bahan-bahan minyak dan air.
3.      Aquades
Air merupakan media pelarut yang paling baik bagi NaOCl. Jenis air yang dipakai idealnya adalah air yang sudah dimurnikan (aquades). Salah satu fungsi ganda NaOCl sama sperti H2O2, yaitu sebagai oksidator (senyawa pengoksidasi. Apabila kebetulan mendapatkan air yang masih mengandung ion-ion tertentu, akan timbul gelembung-gelembung udara. Fenomena tersebut akan selalu terjadi pada H2O2 karena sifat oksidatornya sangat tinggi. Lain halnya jika kita melarutkan NaOCl dengan air biasa. Ini masih dimungkinkan, karena sebagai oksidator NaOCl tidak begitu reaktif.

Alat dan Bahan           :
&  Softener                      :
Alat     :
                                             1.         Beaker glass
                                             2.         Erlenmeyer
                                             3.         Pengaduk
                                             4.         Gelas Ukur
Bahan  :
1.      Dehiquart 5 g
2.      HEC 0,5 g
3.      Formalin 0,5 ml
4.      Aquades 100 ml
5.      Pewarna dan parfum secukupnya

&  Pemutih pakaian          :
Alat     :
1.      Beaker glass
2.      Pengaduk
3.      Gelas ukur
Bahan  :
1.      NaOCl 30,5 ml
2.      Emal 2 g
3.      Aquades 67,5 ml
Cara Kerja                   :
& Softener                      :
×  Siapkan alat dan bahan
×  Larutkan dehiquart dalam 50 ml air, diaduk hingga homogen (larutan 1)
×  Pada tempat lain, larutkan HEC dengan sisa air, tambahkan parfum dan formalin (larutan 2)
×  Masukkan larutan 2 ke larutan 1, aduk hingga homogen
×  Tambahkan pewarna

                                               
& Pemutih pakaian          :
v  Siapkan alat dan bahan
v  Larutkan emal dalam sebagian aquades, aduk hingga homogen
v  Masukkan NaOCl kedalam larutan emal, aduk hingga homogen
v  Tambahkan air sisa ke dalam larutan, aduk hingga homogen
Gambar                       :




























Data Pengamatan        :
& Softener             :
s  Pada saat dehiquart dilarutkan dalam air, sukar larut dan membutuhkan waktu yang lama untuk melarutkannya, berbentuk cairan agak kental dan timbul sedikit buih
s  Pada saat HEC dilarutkan dalam air, sukar larut dan terdapat sedikit sisa HEC dan sedikit kental
s  Larutan HEC ditambah parfum beraroma wangi dan saat ditambah formalin, cepat larut
s  Pada saat larutan 2 dicampur kelarutan 1 terdapat sedikit buih, dan cepat larut
s  Saat ditambah pewarna berubah menjadi pink dan cepat larut
Density softener = 0,996 g/ml
Perhitungan Viskositas :
      Viskositas I                 Density I x Waktu I
                                =
      Viskositas II                Density II x Waktu II

    0,95 cp                   1 g/ml x 18,10 s                       
                                =
      Viskositas II                0,996 g/ml x 20,26 s

                                      19,170012
      Viskositas II      =
                                          18,10

      Viskositas II      =       1,0591 cp  






           
& Pemutih pakaian             :
s  Pada saat emal dilarutkan dalam air, sulit larut dan timbul sedikit buih
s  Pada saat larutan emal ditambah NaOCl, NaOCl mudah larut, warna yang semula jernih menjadi putih keruh dan larutan menjadi kental
s  Saat semua larutan ditambah sisa air, larutan yang semula kental menjadi encer dan timbul sedikit buih
Density pemutih pakaian = 1,058 g/ml
Perhitungan Viskositas :
      Viskositas I                 Density I x Waktu I
                                =
      Viskositas II                Density II x Waktu II

    0,95 cp                   1 g/ml x 18,10 s                       
                                =
      Viskositas II                1,508 g/ml x 18,14 s

           0,95 cp                   18,10
                                =
      Viskositas II                19,192

      Viskositas II      =       1,0073 cp
     
Pembahasan                :
&  Softener                   :
×  Dehiquart yang dilarutkan dalam air sulit larut karena pengadukkan kurang maksimal. Apabila pengadukkan dilakukan secara maksimal dan membutuhkan waktu yang lama, maka dehiquart akan larut dalam air
×  HEC yang dilarutlan dalam air menjadi sedikit kental karena HEC berfungsi sebagai theckeling agent (pengental)
×  Setelah praktikum selesai dilakukan, dihasilkan softener yang sedikit kental, beraroma wangi dan berwarna pink, ini sebabkan karena adanya parfum dan pewarna sehingga beraroma wangi dan berwarna pink, dan adanya HEC sehingga softener menjadi sedikit kental
&  Pemutih pakaian      :
Ø  Emal yang dilarutkan dalam air sulit larut karena bentuk emal seperti vaselin dan kental menyebabkan emal sulit larut. Dan ketika emal dilarutkan dalam air dan diaduk hingga semua emal larut dalam air akan timbul buih karena emal mempunyai fungsi sebagai pembangkit busa
Ø  Pada saat larutan emal ditambah NaOCl, NaOCl mudah larut dan warna berubah yang semula jernih menjadi putih keruh dan larutan menjadi kental disebabkan karena NaOCl berwarna kekuningan, sehingga warna berubah, dan menjadi kental karena adanya emal dalam larutan tersebut
Ø  Setelah semua bahan sudah tercampur ditambahkan sisa air, sehingga larutan yang semula kental menjadi encer dan timbul sedikit buih, ini disebabkan karena adanya aquades yang melarutkan semua emal, dan jumlah aquades sedikit lebih banyak dari emal, sehingga larutan menjadi encer
 Kesimpulan                :
& Softener                      :
Softener yang dihasilkan berwarna pink dan beraroma wangi dengan viskositas 1,0591 cp
& Pemutih pakaian          :
Pemutih pakaian yang dihasilkan viskositasnya 1,0073 cp

Daftar Pustaka                      :
            Permono, Ajar. 2002. Membuat Cairan Pelembut. Puspa Suara Anggota IKAPI: Jakarta
            Permono, Ajar. 2002. Membuat Cairan Pemutih Pakaian. Puspa Suara Anggota IKAPI: Jakarta
Semarang, 26 Maret 2011
Pembimbing                                                                                       Praktikan        



Pak Rony/Pak Herman                                                           Anis Yuli Widya Ningrum

No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...