BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Unsaturated polyester coating terdiri dari unsaturated polyester resin (UP
resin ,polyester resin.Unsaturated ), hardening (curing) agent, akselerator, promotor, photoinitiators, stabilizer,covering
agent, pigment, extender. Sebagian besar coating juga mengandung copolymerizable vinil
monomer.
Meskipun stirena adalah monomer reaktiv paling umum digunakan, ester asam akrilic baru-baru ini telah diperkenalkan, terutama untukaplikasi UV curing. Monomer-bebas UP resin yang baik dilarutkan dalam pelarut (butil asetat) atau air dispersible juga menjadi penting.
Produk komersial UP resin dipasarkan dengan nama dagang berikut alpolit (Hoechst),
cristic (scot bader), distitron (alusuisse). Estratil (Rio Rodano), gohselac(
Nippon gohsei), ludopal (BASF),polylite (reichhold), roskydal (bayer), silmar
(silmar), sinolite (DSM), unidic (Daipopon Ink), vestopal (Huls), viapal
(vianova).
B. TUJUAN
PRAKTIKUM
Membuat poly ester yang baik dan benar dan dapat diaplikasikan
dengan baik.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Unsaturated
polyester resin(biasa dikenal dengan UP) berdasarkan dengan reaksi cross linkage membentuk plastic
yang bersifat thermosetting. Banyak resin UP mempunyai viscositas mulai medium
hingga rendah, campuran cairan dalam pembuatan unsaturated polyester merupakan
monomer yang mengalami copolymerisasi(biasanya styrene) sebagai cross-linking
agent.
Unsaturated
polyester dibentuk dari poly condensasi dari asam karboksilat tak jenuh dan
asam karboksilat jenuh dengan diols. Resin-resin UP mengeras (cured) atau
mengalami cross linked dengan polimerisasi oleh radikal bebas dengan bantuan
inisiator (peroksida) dan accelerator pada temperature normal (10-40C), atau
dengan peroksida sendiri pada temperature dibawah 80 C. Kelompok-kelompok tak
jenuh dari polyester mengalami reaksi addisi dengan ikatan rangkap melalui
copolimerisasi monomer pelarut.produk padat yang terbentuk digunakan sebagai
bahan molding atau dalam cat. Mereka juga diperkuat dengan fiber atau pengisi,
dan digunakan sebagai dempul atau adukan semen.
Resin
vinyl ester, yang juga dikenal dengan resin phenacrylat, merupakan polyadduct dari cairan resin epoxy
dan asam acrylic dalam styrene. Strickly berkata, mereka bukan resin polyester
tak jenuh, tetapi sejak mereka diproses, mengalami curing dan digunakan, mereka
juga mendiskusikannya.
- Bahan Utama
Sifat dari unsaturated polyester mempertahankan
kealamian dan rasio kuantitas dari bahan utama( asam dikarboksilat tak
jenuh,asam dikarboksilat jenuh, dan diol),pada kondisi kondensasi. Banyak bahan
yang berbeda berdasarkan literature dan petunjuk referensinya. Banyaknya jumlah
ikatan rangkap dalam adisi poly ester akan meningkatkan reaktivitas, panas
reaksi dilepaskan selama curing, dan kestabilan suhu dalam produk akhir. Pada
pembentukan dalam adisi asam dicarboxylic atau diol meningkatkan kelenturan
suatu zat.
Asam
dikarboksilat tak jenuh seperti asam maleat dan asam fumarat digunakan
sebagai komponen asam tak jenuh yang eksklusif.
Asam
maleat anhidrat tidak semahal asam fumarat dan mengandung 1 mol air lebih
sedikit daripada asam dikerboksilat bebas.
Asam fumarat hanya digunakan ketika
derajat pembentukan kembali dari asam maleat menjadi asam fumarat tidak cukup
untuk sifat dari unsaturated polyester.
Asam
dikarboksilat jenuh. Asam phtalat digunakan secara eksklusif untuk
membentuk phtalic anhidrat. Asam isophtalat mempunyai stabilitas panas,kekuatan
mechanical, dan ketahanan terhadap bahan kimia yang lebih baik daripada asam
phtalat. Asam therephtalat digunakan dalam resin dimana mempunyai kekuatan
impact yang tinggi, stabilitas panas dan ketahanan terhadap cuaca yang
dibutuhkan. Asam dikarboksilat jenuh yang lain seperti Tetrahydrophalat
anhidrat, asam adipat, asam HET, asam tetrabromophtalat.
Diol
yang digunakan dalam pembuatan unsaturated polyester seperti ethylene glikol,
1,2-propanediol, diethylene glycol, 1,3-butanadiol, neopentyl glycol.
Monomers untuk cross linking resin UP.
Monomer yang digunakan seperti vinyl,allyl, dan senyawa acrilat merupakan
monomer untuk cross linking dalam resin UP. Styrene adalah monomer yang terlalu
jauh untuk produk tersebut. Hasil styrene biasanya diantara 25-45% berat.
- Pembuatan
Resin UP biasanya dihasilkan
melalui reaksi kondensasi dari asam dikarboksilat atau anhidrat dengan diol.
Dilanjutkan dengan reksi esterifikasi dari asam anhidrat dan epoxy.
Bahan utama (seperti maleat
anhidrat, phtalic anhidrat, dan propilen oksida) diubah menjadi polyester
dengan reaksi selama 20 menit dan pada suhu 200 C,umumnya menggunakan bantuan
katalis. Dalam kenyataannya reaksi kondensasi, tidak terdapat air dalam reaksi
pembentukannya.
- Bahan
Tambahan
- Inhibitors
digunakan untuk menjaga, polimerisasi dini dan memodivikasi waktu reaksi.
- Optical
brighteners ditambahkan untuk menghasilkan resin yang berwarna kuning
bercahaya untuk kegunaan tertentu ( seperti produk tranparant atau
kancing putih). Pewarna biru, untuk proses pewarnaan selama curing,
biasanya digunakan sebagai indicator saat curing.
- Stabilizer light
(seperti: pengganti benzophenon dan hidroxyphenil triazoles)mencegah
penguningan yang terlalu dini pada resin yang keras dibawah sinar
matahari.
- Bahan pengisi
seperti kapur, tepung quartz,dan pasir quartz. Type dari bahan pengisi
dapat mempertahankan kegunaan akhir dan sifat-sifat yang diinginkan pada
resin. Resin pengisi disediakan untuk pembuatan dempul, campuran molding,
campuran casting, adukan semen.
- Blowing agent
digunakan untuk menghasilkan buih polyester, berbagai jenis bahan
tambahan dan system digunakan untuk ini seperti azodikarbonamide,
tert-buthylhidrazinium chloride dan iron(III) klorida.
- Curing
Pada
suhu normal resin UP dapat mengalami cured dengan bantuan peroksida dan
accelerators. System yang penting yang digunakan seperti hydroperoksida( methyl
ethyl keton peroksida, siklohexanone peroksida, dan acetylacetone peroksida)
dengan kobalt oktanoat atau dapat digunakan vanadium oktanoat atau naphtenate,
seperti benzoyl peroksida dengan amina aromatic.
- Tipe
dari resin UP
·
Resin standart
·
Elastic grades
·
Resin flame-resistant
·
Resin dengan ketahanan
terhadap bahan kimia
·
Resin yang digunakan
untuk campuran molding
·
Resin untuk pengisi dan
dempul
·
Resin untuk campuran
molding yang berbentuk serbuk
- Sifat-sifat
UP
Sifat-sifat
penting yang digunakan untuk menunjukkan
karakter dari cairan resin:
·
Viscositas pada 23 C :
1.20-1.40 g/cc
·
Flexural strength :
80-160 N/mm2
·
Outer fiber strength :
2-7%
·
Impact strength : 6-15
KJ/m2
·
Tensile strength :
40-90 N/mm2
·
Elongation at break :
1.5-5%
·
dll
- Kegunaan
dan Segi Ekonomi
Resin UP hanya digunakan sebagai pengisi atau zat
penguatdalam object dekorasi yang kecil, untuk cat mebel, adhesive, cat, dan
resin tuang(resin serap) untuk peralatan sambungan elektronik.
Kegunaan penting dari resin UP adalah :
§ Konsruksi
automobile
§ Bangunan
industri
§ Industri
elektronik
§ Pipa
§ Bangunan
perahu dan kapal
§ dll
BAB III
METODOLOGI
A. ALAT
·
Beaker glass
·
Kuas
·
Pengaduk kayu
·
Botol plastic
·
Glass ukur
·
Seng
B. BAHAN
·
Resin bening
·
TiO2
·
ZnO
·
Litopon
·
CaCO3
·
Styrene
·
Kaolin
·
Talk
·
Mekpo (curing agent)
·
Cobalt
C. CARA
KERJA
1. Masukan Resin bening ke dalam gelas plastik
2. Kemudian masukkan TiO2, ZnO, dan
litopon satu persatu sambil diaduk rata.
3. Tambahkan
bahan sekunder satu persatu sampai tercampur rata.
4. Masukkan
styrene secukupnya aduk lagi.
5. Tambah
pula cobalt dan MEKPO, aduk lagi.
6. Aplikasikan
pada seng.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tipe 1 → mulai aplikasi jam : 09.15
curing jam : 14.25
Tipe 2 → mulai aplikasi jam : 10.24
curing jam : 15.20
Tipe 3 → mulai aplikasi jam : 10.37
curing jam : 16.30
Hari
ke dua memperbaiki tipe 2 :
Mulai jam : 08.27 curing jam : 13.18
Uji
Hardness :
Tipe 1 :Tergores dengan pensil H
Tipe 2 :Tergores dengan pensil 2H
Tipe 3 :Tergores dengan pensil H
Hari
ke dua memperbaiki tipe 2 :
Tergores
dengan pensil 2H
B. PEMBAHASAN
Dalam pembuatan
Unsaturaterd Polyester dengan adanya perbedaan filler ternyata berpengaruh pada
saat pengaplikasiannya yaitu Curing Time dan menghasilkan waktu yang berbeda-beda untuk
curingnya. Tetapi Curing time pada saat pengaplikasian cenderung lama, hal itu
mungkin disebabkan karena cara pangaplikasian, komposisi bahan yang berbeda
ataupun jenis resinya. Karena waktu curing yang lama dibutuhkan oleh ketiga
tipe dempul dengan komposisi yang berbeda sehingga yang paling mungkin
mempengaruhi dalam curing time ini adalah jenis resin yang digunakan. Pada
praktikum yang kami lakukan komposisi bahan tipe II menunjukan curing time yang
paling cepat diantara kedua komposisi bahan yang lain.
Kemudian dilakukan pengujian hardness pada
seluruh cat yang sudah curing , hardness pada ketiga jenis komposisi tersebut juga ada yang mengalami
perbedaan. Pada komposisi tipe II hardness yang
diuji menunjukan paling keras diantara kedua tipe yang lain. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kekerasan lapisan cat.
BAB
V
KESIMPULAN
Jadi polyester yang diaplikasikan menjadi dempul dengan
komposisi yang berbeda saaat diuji hardness dan curing time menunjukan hasil yang
berbeda dan apabila diaplikasi dengan logam dapat mudah dioleskan, kering,
serta cukup keras.
DAFTAR PUSTAKA
Ullman’s
Encyclopedia of Industrial Chemistry vol.A 21. 1992. VCH Lubishers.Inc.
Semarang, 2 mei 2014
Pembimbing,
Praktikan,
(Drs.
Singgih Susiono ) (Anton) (Novitalia)
LAMPIRAN
§
Basis = 35 gr
resin
Resin : 70% x 35 gr :
24,5 gr
Vol.resin :
: 20,416 ml
PVC
25%
:
:
100%
25 vol.pigmen + 25 x 20,416
: 100 x vol.pigmen
510,4 ml : 75 vol.pigmen
Vol.pigmen : 6,805
ml
§
Resin =
35 gr
PRIMER 40% :
§
TiO2 =
5,716 gr
§
ZnO = 3,811
§
Litopon = 2,926 gr
SEKUNDER I
§
Styrene 25% dari resin = 8,75 gr
§
Mekpo (curing agent) = 0,5 % . 100 = 0,5 gr
§
Cobalt = 0,175 gr
tetes
CURING AGENT
SEKENDER 60% :
I.
CaCO3 :
7,295 gr
Talk : 2,164 gr
II.
Kaolin : 5,818 gr
Talk : 3,246 gr
III.
CaCO3 :
4,559 gr
Kaolin : 6,788 gr
LAPORAN RESMI
PEMBUATAN POLYESTER
Disusun oleh:
Antonius Yunian Wicaksono (112002)
Novitalia (112028)
AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
SEMARANG
2014
No comments:
Post a Comment