LAPORAN RESMI KIMIA TEKNOLOGI
DETERGENT PASTA
ANTONIUS YUNIAN WICAKSONO
112002
AKIN
ST.PAULUS SEMARANG
2013
Nama :
Antonius Yunian Wicaksono
NIM : 112.002
Kelompok
/ Semester: 9 / 2
Materi
Praktek :
Pembuatan Detergent Pasta
Tanggal
praktek : 6 Mei
2013
Tujuan : Mahasiswa dapat Membuat
detergent pasta yang baik sesuai ke
Ketentuan pH
Dasar Teori :
Detergent
dan cleaners berisi bahan-bahan kimia, cleaners yang terdiri dari titik
kedudukan dari isi dan pemakaian yang bervariasi. Produk-produk ini digunakan
di setiap rumah tangga, lembaga, pusat pelayanan dan bangunan industri.
Detergant
adalah bahan pencuci sintetis. Bahan utama detergent adalah ABS (Alkyl Benzene
Sulfonat) atau SLS (Sodium Laury Sulfat) dibuat dari minyak bumi. Selain
harganya murah, bahan pencuci detergent lebih bersih daripada sabun.
Klasifikasi Kimia Detergent
Deterjen diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar,
tergantung pada muatan listrik, surfaktan.
Deterjen Anionik
Deterjen anionik khas adalah alkylbenzenesulfonates.
Bagian alkylbenzene dari anion adalah lipofilik dan sulfonat yang hidrofilik.
Dua varietas telah dipopulerkan, mereka dengan kelompok-kelompok alkil
bercabang dan mereka dengan kelompok-kelompok alkil linier. Yang pertama
sebagian besar dibuang dalam masyarakat ekonomi maju karena mereka buruk
biodegradable. Sebuah 6 miliar diperkirakan kilogram deterjen anionik yang
diproduksi setiap tahunnya untuk pasar domestik. Tiga jenis deterjen anionik:
sebuah natrium dodecylbenzenesulfonate, dodecylbenzenesulfonate natrium linier,
dan sabun.
Deterjen
Kationik
Deterjen Kationik yang mirip dengan yang anionik,
dengan komponen hidrofobik, tapi bukannya gugus anionik, kationik, surfaktan
memiliki surfaktan sebagai ujung kutub. Pusat
amonium bermuatan positif.
Etoksilat
Etoksilat adalah senyawa yang memiliki rantai hidrokarbon yang panjang, tapi mengakhiri dengan (OCH2CH2) kelompok Noh. Kelompok ini tidak dikenakan biaya, namun mereka sangat hidrofil karena kehadiran pusat banyak oksigen.
Etoksilat adalah senyawa yang memiliki rantai hidrokarbon yang panjang, tapi mengakhiri dengan (OCH2CH2) kelompok Noh. Kelompok ini tidak dikenakan biaya, namun mereka sangat hidrofil karena kehadiran pusat banyak oksigen.
Non-ionik
(atau zwitterionic) deterjen
Ini ditandai
dengan (bersih) bermuatan, mereka headgroups hidrofilik. Mereka didasarkan pada glycol polioksietilena (yaitu
Tween, Triton dan seri Brij), bab, glikosida (oktil thioglucoside-yaitu,
maltosides), asam empedu seperti DOC, lipid (HEGAs), atau oksida phosphin.
Lihat surfaktan untuk aplikasi lebih lanjut.
Detergent terdiri dari berbagai
jenis bahan yang dapat dibagi dalam 4 bagian:
v Bahan
Penurun Tegangan Permukaan
Bahan ini
merupakan bahan utama penurunan massa detergant. Behan ini juga meninbulkan
busa dalam air. Detergent jenis keras menggunakan ABS sebagai bahan penurun
tegangan permukaan, sedangkan detergent jenis lunak menggunakan SLS. Dalam hal
ini berarti keas sukar dirusak mikroorganisme sehingga tetap walaupun
bertahun-tahun. Limbah detergent jenis keras mencemarkan air dan tanah.
Sedangkan SLS mudah dirusak mikroorganisme, sehingga lebih aman terhadap
lingkungan. SLS digunakan untuk membuat sampo. ABS bersifat asam dan dinetralkan
dengan NaOH
v Bahan
Penunjang
Bahan ini
menunjang daya kerja detergent. Misalnya: STPP (Sodium Tri Poly=Na2P3O2)
yang berguna untuk mengikat ion-ion Ca2+ atau Mg2- dari
air sadah. CMC (Carboxly Methyl Cellulose) menambal busa detergent,dll
v Bahan
Pengisi
Yaitu bahan
yang tidak terlalu berfungsi tetapi dimaksudkan untuk menambah banyaknya massa
detergent. Sebagai bahan pengisi dapat digunakan Natrium Silikat (Na2SiO3)
v Bahan
Tambahan
Seperti ; zat pewarna dan parfum
Disamping
keempat bahan tersebut diatas, masih diperlukan bahan pengikat untuk
mempersatukan massa detergent. Bahan pengikat ini adalah ar. Cara kerja
detergent sama dengan sabun. Detergent tidak mengendap dalam air sadah dan
tahan terhadap asam. Larutan detergent dalam air bersifat netral (pH=7)
Ciri-ciri
detergent yang baik:
1)
Tidak merusak kulit atau iritasi pada kulit
2)
Tidak beracun
3)
Berbusa
4)
Daya larut terhadap lemak tinggi atau kuat (asam lemak
bebas, asam lemak yang tidak tersabunkan)
5)
Tidak berubah warna dalam waktu yang lama
6)
Stabil
7)
Tidak terlalu lembek
8)
Tidak timbul bintik putih bila dibiarkan terbuka
9)
Bersifat membersihakan
10) Tidak
korosif terutama untuk sabun mandi
11) pH tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa
(pH=9)
Sifat & guna bahan :
1.
Dedocyl benzene sulfonat (DDBS)
DDBS merupakan
bahan aktif (active ingredient) untuk pembuatan sabun colek. Sebagian
kalangan menyebutnya dengan sebutan ABS (alkyl benzene sulfonat). Bahan
ini mutlak ada pada sabun colek karena tanpa bahan ini, hasil akhir tidak bisa
disebut sabun colek. Dari segi penampakan dan fungsinya, tanpa DDBS busa tidak
akan timbul dan daya bersihnya menjadi berkurang. Bahan ini merupakan cairan
yang berwarna coklat tua dan berfungsi sebagai pembersih dengan ciri khas
adanya busa yang banyak.
Bahan ini
cukup banyak tersedia di toko-toko kimia. Namun, bila tidak ada, terdapat bahan
kimia lain yang dapat menggantikannya yaitu LABS (linier alkyl benzene
sulfonat), tetapi harganya lebih mahal dibandingkan DDBS.
2.
Soda ash (Soda Cacined,Sodium Carbonate,Anyhydrous)
Rumus kimia: Na2CO3
Pada
kebanyakan pemakaian yang terpenting dari alkali/basa adalah soda ash. Soda ash
dalam cleaners diakui sebagai bubuk putih atau bahan butiran untuk digunakan
pada operasi pembersih mesin pada umumnya diperkuat dengan caustic soda/soda
api untuk menambah alkali.
Sifat:
×
Tepung putih atau gumpalan yang mengandung
sampai 90% sodium karbonat
×
Larut dalam air
×
Tidak larut dalam alkohol
×
Tidak mudah menyala
×
Tidak beracun
Kegunaan :
bahan pembersih kaca, bahan-bahan kimia, pulp dan bahan produksi kertas, campuran
sodium, sabun, detergent, produksi alumunium, proses tekstil dari tempat bocor
(ion-ion sodium mengikat partikel-partikel dari tanah liat yang mana mengikat
untuk materi yang bocor), katalis pada coal liquefaction.
Namun,
penambahan soda abu dengan tujuan untuk menaikkan daya bersih sabun colek tidak
boleh terlalu banyak karena dapat menimbulkan rasa panas di tangan pada saat
mencuci. Oleh karena itu, dalam penyusunan formula, jumlah soda ash dibatasi
maksimal 7%.
3.
Sagu dan Kaolin
Tepung sagu
atau tapioka lebih banyak berfungsi sebagai bahan pengisi (filler). Keberadaan
bahan tersebut mengakibatkan volume sabun colek semakin bertambah. Selain sagu,
kaolin juga digunakan sebagai bahan pengisi. Namun, walaupun harga kaolin cukup
murah, tetapi penggunaannya dibatasi karena jika terlalu banyak dapat
menurunakan kualitas sabun colek yang dihasilkan, yaitu menjadi cepat kering.
Bahan lain yang dapat menggantikan kaolin dan sagu adalah kalsit dan dolomit.
Harganya sangat murah, tetapi kualitasnya tidak sebaik kaolin (lebih kasar dan
warnanya agak keabu-abuan).
4.
Silikat
Di pasaran,
silikat mempunyai nama dagang water glass. Bahan ini merupakan cairan
kental dan bening (tidak berwarna). Selain berfungsi untuk “mengikat” material
dalam sabun colek, keberadaan silikat juga memberikan kesan glossy
(mengkilap) pada sabun colek. Bahan ini harus disimpan dalam tempat yang
tertutup rapat karena sangat mudah mengental.
5.
Aquades
Air merupakan
bahan pokok dalam pembuatan sabun colek. Tanpa air, reaksi pembuatan sabun
colek tidak akan sempurna. Disamping itu, air juga dapat mengontrol kekentalan
sabun colek sehingga tidak terlalu kental atau terlalu encer. Air yang
digunakan sebaiknya telah mengalami proses demineralisasi (demineralized
water). Namun, penggunaan air biasa pun dapat dilakukan.
6.
Parfum dan pewarna
Kedua bahan
ini tergolong sebagai bahan tambahan (addictive). Meskipun bahan ini
tidak akan mengurangi fungsi sabun colek, tetapi keberadaannya dapat
meningkatkandaya tarik tetrhadap konsumen. Sabun colek yang berwarna asli
coklat muda dan berbau seperti tanah, walaupun daya bersihnya tinggi dan
busanya banyak tidak akan “menarik” perhatian konsumen. Di pasaran, warna sabun
colek yang umum dan disukai konsumen adalah kuning, biru dan hijau. Sementara
parfum yang paling disukai konsumen adalah aroma jeruk (lemon). Pemakaian aroma
seperti jeruk dan apel pada sabun colek diharapankan dapat menghilanhkan bau
amis pada peralatan-peralatan dapur.
Alat dan Bahan :
Alat :
1. Beaker
glass
2. Cawan
porselin
3. Pengaduk
4. Mixer
5. Gelas
Ukur
6. Neraca
Bahan :
1.
NaOH :
2 gr
2.
CMC :
1,5 gr
3.
CaCO3 : 5 gr
4.
STTP :
3 gr
5.
Na2CO3 : 7 gr
6.
ABS :
2 gr
Cara
Kerja :
1.
Masukan NaOH ke dalam 200 ml air kemudian
aduk sampai larut
2.
Masukan STTP sedikit demi sedikit di
aduk hingga rata
3.
Kemudian tambahkan soda ash ( Na2CO3
) sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
4.
Masukan CMC sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga homogen
5.
Masukan CaCO3 sambil diaduk
secara sedikit demi sedikit hingga homogen
6.
Masukan ABS sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga homogen
7.
Tambahkan air secukupnya sampai
terbentuk pasta
Gambar :
NaOH CMC STTP NaCO3 ABS CaCO3
Air Lar.NaOH Lar no.2
No.1 No.2 No.3
Data
Pengamatan :
Pada tahap yang
pertama saat pencampuran NaOH dengan air,NaOH sangat mudah larut. Demikian juga
dengan STTP dan Na2CO3. Berbeda dengan CMC yang sulit
untuk laarut.Saat dicampurkan dengan ABS larutan langsung menjadi keruh sekali.
CACO3 dimasukan barulah mulai agak mengental.Jika CMC tidak larut
,maka sabun colek atau detergent pasta yang dihasilkan akan ada
gumpalan-gumpalan.
Pembahasan :
Pada saat
melakukan praktikum pembuatan detergent pasta. Kendala yang cukup berarti
adalah pertama pada saat membuat homogen bahan-bahan yang sukar larut
yaitu CMC dan ABS karena bahan tersebut
cukup sulit untuk larut dengan air pada suhu kamar. Sehingga diperlukan
ketelitian pada saat pelarutan agar menghasilkan sabun yang lembut . Kedua pada
saat pengaturan pH, Proses ini harus dilakukan dengan teliti juga karena pH
detergent pasta cukup mudah untuk naik ataupun turun. Jadi sebaiknya digunakan
larutan asam atau basa yang encer supaya bisa mendapat pH yang kita ingin
capai.
Kesimpulan :
Detegent pasta yang dihasilkan berwarna hijau muda,
beraroma lemon, dengan pH basa yaitu 9.
Daftar
Pustaka :
- SBP Boar of
Consultants & Enginers. -.Technology of Laundry &Toilet Soap.
Small Business Publications SBP Building, 4/45, ROOP NADAR, DELHI-110007
- Pramono,
Anjar. 2002. Membuat sabun colek, skala kecil dan skala menengah.
Jakarta: Penjebar swadaya
Semarang, 5 April 2013
Pembimbing
Praktikan
Herman
Yoseph, S.pd. MT Antonius
Yunian Wicaksono
No comments:
Post a Comment