LAPORAN RESMI KIMIA TERAPAN II
PEMBUATAN CuSO4.5H2O
Antonius Yunian Wicaksono
112002
AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO
PAULUS
SEMARANG
2013
Tujuan : agar dapat membuat CuSO4.5H2Odengan
baik.
Dasar Teori
Tembaga(II) sulfat, juga dikenal
dengan cupri sulfat, adalah
sebuah senyawa kimia
dengan rumus molekulCuSO4. Senyawa garam ini
eksis di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk hijau
pucat atau abu-abu putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4·5H2O),
berwarna biru terang.Tembaga(II) sulfat diproduksi dalam skala besar dengan
cara mencampurkan logam tembaga dengan asam sulfat panas atau oksidanya
dengan asam sulfat.
Untuk penggunaan di laboratorium, tembaga (II) sulfat biasanya dibeli (tidak
dibuat manual).Bentuk anhidratnya ditemukan dalam bentuk mineral langka yang
disebut kalkosianit.
Tembaga sulfat terhidrasi eksis di alam dalam bentuk kalkantit
(pentahidrat) dan 2 mineral lain yang lebih langka: bonatit
(trihidrat) dan bootit
(heptahidrat).
Sifat-sifat kimia
Tembaga(II)
sulfat pentahidrat akan terdekomposisi sebelum mencair pada 150 °C,
akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu 63 °C, diikuti 2 molekul lagi
pada suhu 109 °C dan molekul air terakhir pada suhu 200 °C. Proses
dehidrasi melalui dekomposisi separuh tembagatetraaqua(2+), 2 gugus aqua yang
berlawanan akan terlepas untuk menghasilkan separuh tembagadiaqua(2+). Tahap
dehidrasi kedua dimulai ketika 2 gugus aqua terakhir terlepas. Dehidrasi
sempurna terjadi ketika molekul air yang tidak terikat terlepas.Pada suhu
650 °C, tembaga (II) sulfatakan terdekomposisi menjadi tembaga(II)
oksida (CuO) dan
belerang
trioksida (SO3).Warna
tembaga(II) sulfat yang berwarna biru berasal dari hidrasi air. Ketika
tembaga(II) sulfat dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan terdehidrasi dan
berubah warna menjadi hijau abu-abu.
Kegunaan
Sebagai herbisida, fungisida dan pestisida
Tembaga(II)
sulfat pentahidrat
adalah sebuah fungisida.
Namun, beberapa jamur mampu beradaptasi dengan peningkatan kadar iontembaga. Dicampur dengan kapur
biasanya disebut campuran
Bordeaux dan digunakan untuk mengontrol jamur pada tumbuhananggur,
melon, dan beri
lainnya. Keguanaan lainnya adalah senyawa
Cheshunt, sebuah campuran dari tembaga sulfat dan amonium
karbonat digunakan dalam hortikultura untuk mencegah pelembaban pada biji.
Penggunaannya sebagai herbisida
bukan pertanian, melainkan untuk kontrol searangan tanaman air dan akartumbuhan dengan pipa
yang mengandung air. Hal ini juga digunakan di kolam renang sebagai sebuah algaecide. Sebuah larutan encer tembaga sulfat digunakan untuk
mengobati ikanakuarium dari
infeksiparasit, dan
juga digunakan untuk menghilangkan siput dari akuarium. Ion
tembaga sangat beracun bagi ikan, sehingga perawatan harus dilakukan dengan
memperhatikan dosis. Sebagian besar spesies alga
dapat dikontrol dengan konsentrasi tembaga sulfat yang sangat rendah. embaga
sulfat menghambat pertumbuhan bakteri
seperti Escherichia coli.
Untuk sebagian besar dari abad ke-20, tembaga
arsenat dikrom (CCA) adalah tipe dominan untuk pengawetan
kayu. Untuk
membuat pressure-treated
wood,
tabung yang besar diisi dengan sebuah bahan kimia encer. Tembaga(II) sulfat pentahidrat dilarutkan di
dalam air bersama dengan zat aditif sebelum kayu ditempatkan di dalam tabung.
Ketika tabung diberi tekanan, bahan kimia diserap oleh kayu, memberikan kayu
fungisida, insektisida, dan sinar ultraviolet yang memantulkan sifat yang membantu
melestarikannya.Reagen analisis
Beberapa tes
kimia menggunakan tembaga sulfat. Tembaga sulfat digunakan dalam larutan
fehling dan larutan
benedict untuk mengetes gula pereduksi, yang nantinya akan mereduksi
tembaga(II) sulfat yang berwarna biru menjadi tembaga(I)
oksida yang berwarna merah. Tembaga sulfat juga digunaka pada reagen
biuret untuk mengetes protein.
Tembaga sulfat juga digunakan
dalam uji darah seseorang penderita anemia.
Uji darah dilakukan dengan meneteskannya pada larutan tembaga sulfat. Dengan
efek gravitasi, darah yang banyak mengandung hemoglobin akan dengan cepat tenggelam karena
massa jenisnya besar, sedangkan darah yang hemoglobinnya sedikit akan lebih
lama tenggelam.
Sintesis organik
Tembaga sulfat
juga digunakan dalam sintesis organik.
Tembaga sulfat anhidrat ini akan mengkatalis transasetilasi pada sintesis
organik Tembaga sulfat terhidrasi yang direaksikan dengan kalium
permanganat akan menjadi oksidan untuk mengkonversi alkohol primer.
Efek racun
Tembaga sulfat
bersifat mengiritasi.Biasanya manusia terpapar tembaga sulfat melalui kontak
mata atau kulit, termasuk juga dengan menghirup serbuk atau debunya. Kontak
dengan kulit akan menyebabkan eksim. Kontak tembaga sulfat dengan
mata dapat menyebabkan konjungtivitis
dan radang pada kelopak mata dan kornea.
Asalkan tidak
terkena paparan tinggi, sebenarnya tembaga sulfat tidak terlalu beracun.
Menurut sebuah studi, tembaga sulfat menjadi racun dalam tubuh manusia setelah
terkena paparan 11 mg/kg. Karena tembaga sulfat akan menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan, maka biasanya orang yang
menelannya akan langsung muntah. Setelah 1-12 gram tembaga sulfat tertelan,
tanda-tanda racun akan muncul seperti rasa terbakar di dada, mual,
diare, muntah, sakit kepala, yang nantinya
akanmenyebabkan kulit menjadi kuning. Selain itu, keracunan tembaga sulfat juga
merusak otak, hati, dan ginjal.
Alat
dan bahan
I.
Alat
II. Bahan
1. Gelas
ukur
1. Kawat tembaga (Cu)
2. Beaker
glass 2. Aquades
3. Pengaduk
3. H2SO4
4. Cawan
porselen 4. HNO3
5. Bunsen
+ kasa + tripot
6. Erlenmeyer
7. Kaleng
Cara
kerja
1.
Menimbang
besi sesuai kebutuhan.
2.
Cu
direaksikan dengan H2SO4sambil dipanaskan.
3.
Kemudian
tambahkan larutan HNO3.
4.
Tambahkan
aquades secukupnya.
5.
Hentikan
reaksi jika tembaga sudah bereaksi semua.
6.
Saring,
timbang filtrate dan residunya.
7.
Uapkan
filtrate hingga tepat jenuh.
8.
Kristalisasi
dengan pendinginan.
9.
Lihat
table kelarutan ,hitung randemen, dan kemurniannya.
Gambar
alat
H2SO4 Cu
HNO3
Pencampuran pemanasan pengkristal
PERHITUNGAN
Basis
Cu = 10,43 gr
Reaksi
:
Cu + H₂SO4
CuSO4 + H₂O +
NO
Mol
Cu =
= 0,1595
m. 0,1595 0,1595 - - -
r. 0,046 0,046
0,046 0,046
s.
0,1138 0,1138 0,046 0,046 0,046
M
Cu =
0,15955 mol
M
H₂SO4 =mol
=0,15955
= 15,636 gr
V
H₂SO4 95% =
=
= 8,69 ml
M HNO3 =
mol
= 0,15955
= 10,052 gr
V
HNO3 68 % =
=
= 10,635 ml
Pengenceran
H2SO4 30%
V1
= V2
8,69 = (8,69 + air )
825,55 = (260,7
+ air 30 )
Air
= 18,83 ml
Pengenceran
HNO3 30 %
V1
= V2
10,635
= (10,635
+ air )
723,18
= (319,05
+ air 30 )
Air
= 13,471
ml
Cu
yang bereaksi = 13,57 – 10,58
= 2,99 gr
n
CuSO4.5H₂O = 0,046 mol
M
CuSO4.5H₂O = 0,046 gr
= 11,546 gr
( berat teoritis )
Data
kelarutan (dalam 100 gr H₂O)
0◦
|
14,3
|
10◦
|
17,4
|
20◦
|
20,7
|
30◦
|
25
|
40◦
|
28,5
|
50◦
|
33,3
|
60◦
|
40
|
80◦
|
55
|
100◦
|
74,5
|
Air
yang diuapkan 100◦C
15,313 gram
Pada
suhu 10◦C
2,665 gram kristal
Air
yang diuapkan = 35,48 – 15,313
=
255,388 gr
Rendemen = x 100%
= 307,29 %
Data
pengamatan
Warna
|
Bentuk
|
Berat
akhir
|
Biru muda
|
Kristal berminyak
|
35,48 gr
|
Pengamatan
1. Penambahan
asam sulfat encer dalam Cu
Terjadi
letupan dan muncul gas yang menyengat. Kemungkinan gas ini adalah SO3
dari hasil reaksi tersebut.
2. Pemanasan
Pemanasan
dilakukan pada suhu tinggi dan juga dilakukan pengadukan guna campuran tersebut
homogen. Pemanasan dan pengadukan dihentikan pada saat campuran tersebut
mengeras dan kering sehingga tidak muncul gas hasil reaksi.
3. Penambahan
HNO3
Penambahan
HNO3 kedalam campuran Cu dan asam sulfat encer terjadi reaksi
keluarnya gas NO2/NO dan menyebabkan warna Cu akan pudar dan
seketika itu warna larutan dari putih menjadi biru.
4.
Saat
penjenuhan jika lewat batas cairan akan menjadi berwarna hijau, ketika
pengkristalan, Kristal yang terbentuk juga berwarna hijau, karna lewat jenuh
tersebut.
Pembahasan
·
Pada praktikum kimia terapan II materi
kali ini adalah pembuatan CuSO4.5H2O. Banyak faktor yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan gypsum. Karena proses daripada pembuatannya
akan perlu pengamatan,
·
Langkah pertama saat pencampuran
material penyusun CuSO4.5H2O yaitu antara asam sulfat
dengan Cu. Asam sulfat yang digunakan adalah asam sulfat encer yaitu dengan
konsentrasi 30% hal ini dikarenakan bila menggunakan asam sulfat pekat dengan
konsentrasi diatas 90an maka akan lebih banyak menghasilkan gas SO3
. Gas SO3 ini sangat berbahaya bagi tubuh praktikan. Maka dari itu
digunakan asam sulfat yang encer. Saat pencampuran akan timbul asap yang
lumayan banyak.
·
Penambahan asam nitrat encer dilakukan
secara telaten karena tidak boleh terlalu terburu-buru agar gas NO2hasil
reaksi tidak terlalu banyak.
·
Setelah proses pemanasan selesai didapatkan
cairan dan dipisahkan dengan penyaringan. Filtrat untuk diambil dan
dikristalkan kemudian residu ditimbang untuk perhitungan proses pengkristalan
seberapa banyak air yang akan diuapkan dan ditambahkan.
·
Saat
penjenuhan jika lewat batas cairan akan menjadi berwarna hijau, ketika
pengkristalan, Kristal yang terbentuk juga berwarna hijau, karna lewat jenuh
tersebut.
·
Pendinginan pada suhu kamar akan
membentuk inti Kristal secara alamiah karena tanpa bantuan es batu untuk
pendinginannya dan akan dihasilkan Kristal yang tepat yaitu mengandung 5H2O.
Kesimpulan
CuSO4.5H2O
yang saya hasilkan berwarna biru muda berbentuk kristal berminyak, rendemen
307,03% sebanyak 35,48 gr.
Daftar
pustaka
·
Gupta,P.J,dkk .Selected Industrial
Chemicals ( SBP Handbook ofIndustrial & speciality chemicals ) .Roop Nagar
Delhi .Small Business Publication .Akin
ST.Paulus-SMK KI Theresiana Semarang.2003.Praktikum Kimia Teknologi
·
Universitas
Sumatra Utara.PdF.doc
Mengetahui Semarang, 26 Oktober 2013
Pembimbing Praktikan
Ir. Rony
Windu S,
MT Antonius
Yunian Wicaksono
No comments:
Post a Comment