LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN
“ DETERGENT POWDER dan SABUN CUCI
PIRING “
DISUSUN OLEH :
NAMA : Antonius Yunian Wicaksono NIM : 112002
SEMESTER : 2
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2013
NAMA :
Antonius Yunian Wicaksono
KELOMPOK :
9
SEMESTER : II
JENIS PRAKTIK :
Detergent powder
TANGGAL PRAKTIK : 23 Mei 2013
TUJUAN : Mahasiswa dapat membuat dan
mengerti bahan-bahan dalam pembuatan detergent powder.
DASAR TEORI :
Detergent adalah
bahan pencuci sintesis. Bahan utama detergent adalah ABS (Alkyl Benzene
Sulfonat ) atau SLS ( Sodium Lauryl Sulfat ) dibuat dari minyak bumi. Selain
harganya lebih murah, bahan pencuci detergent lebih bersih dibandingkan sabun.
Bahan pencuci detergent yang berada di pasar ada yang berupa pasta, bubuk dan
cair. Detergent telah menggeser peranan sabun kecuali sabun mandi. Detergent
terdiri dari berbagai jenis bahan yang dapat dibagi dalam 4 bagian.
- Bahan Penurun Tegangan Permukaan
ABS, Emal, SLS merupakan bahan yang
berfungsi sebagai surfactant. Bahan ini merupakan bahan utama penurun massa
detergent. Bahan ini juga menimbulkan busa dalam air. Detergent jenis keras
menggunakan ABS sebagai bahan penurun tegangan permukaan, sedangkan detergent
jenis lunak menggunakan SLS. Dalam hal ini keras berarti sukar dirusak
mikroorganisme sehingga tetap walaupun bertahun-tahun. Limbah detergent jenis
keras mencemarkan air dan tanah.
Bahan pencuci biasa seperti Rinso,
B-29, dll tergolong detergent jenis keras. SLS mudah dirusak mikroorganisme sehingga
lebih aman terhadap lingkungan. SLS digunakan untuk membuat sampo. ABS bersifat
asam dan dinetralkan dengan NaOH.
- Bahan Penunjang
Bahan ini menunjang daya kerja
detergent. Misalnya : STPP ( Sodium Tri Poly Phosphat = Na2P3O2
) yang berguna untuk mengikat ion-ion Ca2+ atau Mg2+ dari
air sadah. CMC ( Carboxly Methyl Cellulose ) menambal busa detergent, dll.
- Bahan Pengisi
Yaitu bahan yang tidak terlalu
berfungsi tetapi dimaksudkan untuk menambahkan banyaknya massa detergent.
Sebagai bahan pengisi dapat digunakan Natrium Silikat (Na2SiO3
).
- Bahan Tambahan
Seperti : zat warna & parfum
Disamping ke empat bahan tersebut diatas, masih
diperlukan bahan
pengikat untuk mempersatukan massa detergent. Bahan pengikat ini adalah
air. Cara kerja detergent sama dengan sabun. Detergent tidak mengendap dalam
air sadah dan tahan terhadap keadaan asam. Larutan detergent dalam air bersifat
netral ( pH = 7 ).
Klasifikasi Kimia deterjen
Deterjen diklasifikasikan tergantung pada muatan
listrik dan surfaktan.
- Deterjen Anionik
Deterjen anionik khas
adalah alkylbenzenesulfonates. Bagian alkylbenzene dari anion adalah lipofilik
dan sulfonat yang hidrofilik. Dua varietas telah dipopulerkan, mereka dengan
kelompok-kelompok alkil bercabang dan mereka dengan kelompok-kelompok alkil
linier. Yang pertama sebagian besar dibuang dalam masyarakat ekonomi maju
karena mereka buruk biodegradable. Sebuah 6 miliar diperkirakan kilogram
deterjen anionik yang diproduksi setiap tahunnya untuk pasar domestik. Tiga
jenis deterjen anionic adalah natrium bercabang dodecylbenzenesulfonate,
dodecylbenzenesulfonate natrium linier, dan sabun.
- Deterjen Kationik
deterjen Kationik yang
mirip dengan yang anionik, dengan komponen hidrofobik, tapi bukannya gugus
anionik, kationik, surfaktan memiliki surfaktan sebagai ujung kutub.Pusat amonium bermuatan positif.
- Detergent Non-ionik
(atau zwitterionic)
Ini ditandai dengan (bersih) bermuatan, mereka
headgroups hidrofilik. Mereka didasarkan pada
glycol polioksietilena (yaitu Tween, Triton dan seri Brij), bab, glikosida
(oktil thioglucoside-yaitu, maltosides), asam empedu seperti DOC, lipid, atau
oksida phosphin.
Perbedaan Sabun dan
Sintetic Detergent
1. Sintetic Detergent : menggunakan minyak, soda dan
ditambah surfactant untuk menghasilkan busa.
2. Sabun : menggunakan
minyak dan soda saja untuk menghasilkan busa.
Ciri-ciri Detergent Powder
yang baik
- Tidak
merusak kulit/ iritasi pada kulit
- Tidak
beracun
- Berbusa
- Daya
larut dalam lemak tinggi/ kuat ( asam lemak bebas, asam lemak yang tidak
tersabunkan )
- Tidak
berubah warna untuk waktu yang lama
- Stabil
- Tidak
terlalu lembek
- Tidak
timbul bintik putih bila dibiarkan terbuka
- Bersifat
membersihkan
- Tidak
korosif terutama untuk sabun mandi
- pH
tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa ( pH < 9 )
Jenis-jenis Detergent
- Powder,
contoh : Rinso dan Soklin
- Solid,
contoh : Superbusa
- Cream,
contoh : Omo Biru, Wings
- Liquid,
contoh : Rinso cair, SOS, Sunlight cair
Syarat-syarat mutlak bagi
detergent
- Kandungan
zat aktif ( surfactant )
- Untuk pakaian :
15 – 20 %
- Untuk piring :
10 – 15 %
2. pH 9 karena akan
merusak kulit
3. Menghasilkan busa yang
melimpah dan awet
4. Dapat mengisolir
kotoran yang semula menempel pada bahan yang dicuci
5. Berbau harum
ALAT & BAHAN :
- ALAT
- Beaker glass
- Erlenmeyer
- Pengaduk
- Cawan porselin
- Anak timbang
- BAHAN
· Detergent
1.
Neopelek(LAS, ABS, SLS) 1,5
gr
2.
Na2CO3 (
soda ash ) 2,4 gr
3.
STPP 1,5 gr
4.
Na2SO4 23,94 gr
5.
Parfum secukupnya
6.
Emal 0,6 gr
·
Sabun
cuci piring
Ø Larutan Basa Kuat : 93 g
Ø Aquadest :
279 ml
Ø Larutan NaOH :
15 g + 15 ml Aquadest
Ø EMAL :
42 g
Ø NaCl : 6 g
Ø Aquadest :
156 ml
Ø
Parfum
dan pewarna :
secukupnya
CARA KERJA :
x Detergent
- Timbang bahan yang dibutuhkan.
- Campurkan emal, STPP, Na2CO3,
kemudian tambahkan parfum sedikit demi sedikit sambil diaduk.
- Tambahkan sedikit demi sedikit Na2SO4.
- Tambahkan neopelek dan aduk hingga
rata, setelah itu keringkan (oven). Bila perlu dimortal hingga halus.
x Sabun cuci piring
1.
Membuat
larutan NaOH
Ø Menimbang dan ukur kebutuhan NaOH
Ø Larutkan NaOH dan Aquadest, kemudian aduk
hingga homogeny.
2.
Membuat
larutan basa kuat
Ø Timbang bahan ABS
Ø Larutkan ABS dengan air, kemudian tambahkan
larutan NaOH sedikit demi sedikit hingga kekuningan.
3.
Membuat
cairan pencuci piring
Ø Larutan EMAL dengan aquadest
Ø Kemudian masukkan larutan basa kuat sedikit
demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
Ø Tambahkan NaCl dan aduk hingga larut.
Ø Tambahkan parfum dan pewarna secukupnya
GAMBAR :
Ø Detergent
Ø Sabun Cuci Piring
DATA PENGAMATAN :
v Detergent powder
Detergent
yang dibuat berbentuk serbuk, berwarna putih, beraroma wangi. Dalam pembuatanya
harus berhati-hati dalampenambahan parfum agar detergent tidak menggumpal ataus
terlalu basah. Jika menggumpal keringkan detergent, lalu dimortal hingga halus.
v Sabun Cuci piring
Sabun yang dihasilkan berbentuk kental,berwarna
kuning dengan aroma lemon Dalam pembuatannya harus diperhatikan perbandingan
antara NaOH dan ABSnya karena keduanya mempengaruhi pH. Sehingga sebaiknya
penambahan dilakukan secara perlahan .
DATA PERHITUNGAN :
Masaa
jenis =
=
= 1,04
Jarak
= = = 796,178
Viskositas = = = 0,0144
PEMBAHASAN :
Pada kali ini
pembuatan detergent powder dilakukan pada skala laboratorium kecil.
Pertama-tama dilakukan pencampuran antara emal, STPP, dan Na2CO3.
Pencampuran dilakukan dengan pengadukan. Karena bahan STPP dan Na2CO3
merupakan padatan dan emal semi padat, maka pengadukan cukup mudah untuk
dilakukan. STPP atau sodium triposphat dalam hal ini merupakan zat yang
berfungsi sebagai builder dalam detergent. Sedangkan Na2CO3 merupakan
zat yang berfungsi sebagai penunjang daya bersih di dalam detergent. Tingkat
daya bersih yang besar dalam pengangkutan kotoran dapat dilihat dari besarnya
tegangan permukaan ketika suatu detergent dilarutkan di dalam air. Emal
merupakan bahan surfactant yang digunakan dalam pembuatan detergent kali
ini. Setelah semua campuran tadi sudah
terlihat homogeny, tambahkan parfum secukupnya dan aduk dengan rata. Penambahan
parfum dilakukan untuk memberikan aroma yang segar dalam penggunaan detergent.
Setelah semua parfum telah rata, tambahkan Na2SO4 sedikit
demi sedikit. Na2SO4 merupakan bahan yang sangat stabil.
Dalam pembuatan detergent kali ini, Na2SO4 digunakan
sebagai filler atau bahan pengisi pada detergent. Setelah itu tambahkan
neopelek dan aduk hingga rata. Neopelek merupakan campuran dari LAS,
ABS dan SLS. Neopelek merupakan zat yang berwarna coklat gelap. Saat penambahan
neopelek, dapat menyebabkan warna detergent sedikit agak terlihat kotor. Hal
ini dapat diatasi dengan menambahkan Na2SO4 untuk
memutihkan kembali warna detergent. Setelah neopelek ditambahkan, aduk campuran
hingga rata kemudian dikeringkan di dalam oven. Setelah detergent kering lihat
kehalusan butir-butir detergent. Jika masih terasa kasar, gunakan mortal untuk
menghaluskan.
Dalam pembuatan
detergent dapat ditambahkan bermacam-macam zat yang membantu dalam menunjang
daya bersih saat detergent digunakan misalnya anti-bacterial. Sekarang ini
sudah banyak bermunculan detergent dengan berbagai merk dengan bermacam-macam
bahan yang mereka gunakan yang dapat menghasilkan fungsi detergent secara
maksimal.
Sabun cuci piring
merupakan produk yang lebih banyak disukai oleh masyarakat sekarang ini, karena
sabun cuci piring lebih higenis dalam penyimpanannya dan lebih praktis dibawa ke
mana-mana. Selain lemak dan alkali, pembuatan bahan pencuci tangan juga
menggunakan bahan tambahan yang lain. Bahan tambahan yang digunakan untuk
pembuatan bahan pencuci tersebut adalah bahan aktif (ingredient), bahan
pengisi, garam, bahan pewarna dan bahan pewangi. Bahan pengisi (filler) digunakan
untuk menambah bobot, menaikkan densitas dan menambah daya cuci. Bahan pencuci
yang biasanya ditambahkan adalah kaolin, talk, magnesium karbonat dan juga soda
abu serta natrium silikat yang dapat berfungsi pula sebagai anti oksidan.
Garam juga di butuhkan dalam pembuatan bahan pencuci tangan yaitu
berfungsi sebagai pembentuk inti pada proses pemadatan. Garam yang ditambahkan
biasanya NaCl. Dengan menambahkan NaCl maka akan membuat deterjen cair menjadi
lebih kental. Dengan penambahan garam maka akan menjadikan deterjen lebih mudah
dalam pengggunaannya, karena tidak mudah tumpah di tangan, juga akan
mempengaruhi daya cuci deterjen untuk mengangkat kotoran dan lemak. Penggunaan
pengental yang berlebih juga akan membuat kualitas deterjen menurun, karena
terlalu kental akan memperlambat reaksi penyabunan pada kotoran, sehinngga
terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak homogen dan apabila
terlalu encer maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Mula- mula pada saat
penambahan NaCl selesai pH cairan pencuci piring adalah 13, lalu pH dapat
diturunkan menggunakan larutan ABS. namun jika pHnya asam dapat dinaikkan
dengan menggunakan larutan NaOH.
KESIMPULAN :
Detergent yang
dihasilkan berbentuk bubuk, beraroma strowbery dan berwarna putih dengan pH 10. Sedangkan sabun cuci piring yang dihasilkan berwarna
kuning, tekstur kental, sangat berbusa dan kesat, beraroma lemondengan pH 10,
massa jenis = 1,04 dan viskositasnya = 0,0144
DAFTAR PUSTAKA :
-
Praktikum Kimia Teknologi AKIN
ST. PAULUS-SMKKI THERESIANA
-
Alfred M, dkk, Farmasi Fisik 2,
Edisi III, penerjemah Joshita, UI Press, 1993
-
Disinfectants, Antiseptics &
Household Cleaners. New Delhi: SBP.
-
Glennie, E.B. dkk. 2002. Phosphates And
Alternative Detergent Builders – Final
Report.
Semarang, 4
Mei 2013
Pembimbing Praktikan,
( Pak Herman ) ( Antonius
Yunian Wicaksono )
No comments:
Post a Comment