LAPORAN RESMI
Praktek Tekonologi
Polimer
“ Aplikasi Acrilic
”
Disusunoleh
:
Kelompok : 6A
1. Antonius
yunian Wicaksono 112002
2. Novitalia 112028
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2014
DASAR TEORI :
Acrilic resin adalah beberapa kelompok golongan dari
golongan bahan plastic, turunan dari asam
Acrylate atau kelompok komponennya. Acrilic resin merupakan salah satu senyawa
golongan polymer yang asal usulnya dari asam propenoat dengan nama trivial asam
acrylat vinil karboksilat. Senyawa ini dapat berpolymer menghasilkan poly
acrilic resin.
Namun golongan acrylic resin yang bersifat asam dapat
menyebabkan terjadinya korosif. Oleh sebab itu, lebih dipakai acrylic resin
yang bersifat sebagai esternya. Reaksi :
Ada juga gugus acrilic yang lain yaitu Poly metacrylic
acid
Acryrilic resin dapat dijadikan modifikasi formulasi
untuk hasil produk padatan dan larutan polimer yang digunakan untuk pernis
metal, kayu, keramik dan permukaan plastic. Emulsi acrylic dapat digunakan
secara langsung dalam bentuk latex yang berfungsi untuk cat indoor maupun
outdoor. Acrylic resin tahan terhadap degradai sinar UV, hidrolisis, basa
oxidasing agent, asam, oksidator, tahan korosi dan kerusakan juga mempunyai
kualitas yang tinggi.
Acrylic resin bersifat termoplas yang biasanya berfungsi
untuk cat latex, namun sifat tersebut dapat diubah menjadi termosetting jika
mengalami reaksi cross linked dengan penambahan reagent cross linked yang tepat
dengan gugus fungsional polimer ketika proses pematangan (cured). Hal ini akan
menyebabkan menjadi termoset polimer dengan merubah solven dan ketahanan kimia
dan penambahan kekerasan di temperatur tinggi.
Reaksi :
T = 100 oC
Stoving paint
Pada dasarnya acrilic resin dapat digunakan untuk
coating, adhesive, roofing, molding, aquaproof yang tergantung dari jenisnya
yaitu :
1. Water
Base
Berbentuk
emulsi masuk dalam poly acrlate yang dapat digunakan untuk coating, aquaproof,
roofing, dan adhesive.
2. Solvent
Base
Berbentuk
solution atau solids, masuk dalam golongan poly methacrylate yang dapat
digunakan dalam molding (coating, adhesive)
TUJUAN :
~
Dapat mengaplikasikan acrilic didalam coating.
METODOLOGI :
A. ALAT :
1. Beaker
glass
2. Gelas
ukur
3. Gelas
arloji
4. Pengaduk
5. Gelas
plastik
6. Kuas
7. Triplek
B.
BAHAN
:
1. Resin
Acrylic PW-50 = 50 gram
2. TiO2 35% =
10,81 gram
3. ZnO
25% = 10,3 gram
4. CaCO3
20% = 2,35 gram
5. Talk
20% = 2,34 gram
6. Solvent
( Toluene , Butyl Acetate dan Butyl Cellulose , 6 : 3 : 1 )
C.
CARA
KERJA :
1. Buat
campuran solven dengan ( Toluene , Butyl Acetate dan Butyl Cellulose , 6 : 3 :
1 )secukupnya.
2. Masukan
Resin ke dalam gelas plastik ,tambahkan
solven campur dan aduk hingga larut semua.
3. Tambahkan
TiO2, ZnO, CaCO3 dan Talk ke dalam Resin yang telah larut
tersebut.
4. Lalu
aduk hingga terbentuk emulsi, bila belum tambahkan sisa solven.
5. Lalu
aplikasikan.
HASIL & PEMBAHASAN :
DATA PENGAMATAN :
·
Pada saat solven dicampur awalnya
Toluene berwarna jernih kemudian ditambah dengan Butyl Acetate dan Butyl
Cellulose berubah warna larutanya menjadi agak keruh
·
Resin dilarutkan dengan solven tersebut
dengan pengadukan manual , larut dengan waktu yang lama .
·
Penambahan TiO2, ZnO, CaCO3
dan Talk ditambankan ke dalam resin yang telah larut sedikit demi sedikit
hingga larut semua sehingga larutan berwarna putih susu dan berbentuk emulsi.
·
Coating yang telah jadi tersebut di
aplikasikan pada triplek yang telah di dempul dan ampas dan hasilnya serat pada
triplek tertutup oleh warna coating.
PEMBAHASAN :
Dalam pengaplikasian acrilic ini terdapat dua macam
pengaplikasian yaitu water base dan solven base. Kami mengaplikasikannya dengan
menggunakan adalah solven base. Solven base ini diaplikasikan ke dalam coating
yang untuk top coat. Pada prakteknya acrilic berupa dua komponen ini yaitu
resin direaksikan atau dicampurkan dengan pigmen dengan PVC (Pigmen Volume
Control) 15% yang berisi TiO2, ZnO, CaCO3 dan Talk . Pada
proses pembuatan top coat ini harusnya pengadukannya haruslah sangat sempurna
dengan baik, karena jika tidak baik maka akan menghasilkan top coat yang jelek.
Pada praktek ini dihasilkan top coat yang kurang baik karena pengadukan yang
tidak sempurna sehingga menghasilkan top coat yang tidak baik.
Saat dioleskan pada papan kayu yang telah disiapkan ini
dihasilkan top coat yang mengkilap namun juga terdapat bintik-bintik yang
timbul akibat pengadukan yang kurang baik ataupun bisa juga formulasi yang
kurang tepat sehingga top coat yang diaplikasikan ini tidak baik.
KESIMPULAN :
Jadi acrilic yang kami hasilkan untuk top coat kurang
baik karena kurang larut sempurna sehingga pada pengaplikasianya masih tampak
sedikit butiran dari pigmen.
DAFTAR PUSTAKA :
Martens,
Charles R. Technology of Paints, Varnish and Lacquers. Robert E. Krierger
Publishing Company Huntington, New York.
Semarang,
11 Maret 2014
Pembimbing,
Praktikan,
(Drs.
Singgih Susiono) ( Antonius Y W ) (Novitalia)
LAMPIRAN :
PERHITUNGAN :
Basis = 50 gram resin PW-50
PVC = 15% , ρ = 1,2
PVC =
15% =
0,15 =
0,15 vol pigmen + 6,25 = vol
pigmen
6,25 = 0,85 vol pigmen
Vol pigmen = 7,353 ml
1. TiO2
35 %
=0,35 x 7,353 = 2,574 ml
Massa = ρ x volume
=
4,2
x
2,574 ml = 10,811 gr
2. ZnO
25 %
=0,25 x 7,353 = 1,84 ml
Massa = ρ x volume
=
5,6
x
1,84 ml = 10,304 gr
3. CaCO3
20 %
=0,20 x 7,353 = 1,471 ml
Massa = ρ x volume
=1,6
x
1,471 ml = 2,354 gr
4. Talk
20 %
=0,20 x 7,353 = 1,471 ml
Massa = ρ x volume
=1,59
x
1,471 ml = 2,34 gr
No comments:
Post a Comment