MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN ALAM HAYATI
Disusun oleh
Retno Widyawati (110028)
AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2012
ABSTRAK
Seledri tidak
asing lagi bagi masyarakat. Tanaman yang memiliki nama latin Apium
graveolens, L. itu memiliki bentuk daun dan aroma yang khas seringkali
ditemui sebagai pelengkap santapan bubur ayam, sup atau bakso. Seledri berpangkal pada
batang dekat tanah, berbentuk lekuk tangan, baunya agak sedap. Seledri banyak ditanam di sawah dan di ladang yang tanahnya agak
lembab di daerah pegunungan. Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai
obat. Seledri
(Apium
graveolens, L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu
masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian
tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan
oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap
adalah di Eropa: daun, tangkai
daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.
Seledri
digolongkan sebagai tumbuhan sayur-mayur. Seledri (Apium graveolens, L.)
sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi. Di Eropa, batang seledri yang besar
sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones atau bechamel
(saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich. Masyarakat pedesaan memanfaatkan
seledri untuk menyembuhkan sakit panas pada anak-anak dengan cara menumbuk dan
membalurkannya ke kepala anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang
mempunyai sifat mendinginkan dipercaya dapat mendinginkan kepala. Berdasarkan
pengalaman beberapa orang, air perasan daun seledri dapat sekaligus menyuburkan
dan menghitamkan rambut serta tidak mempunyai efek samping. Jus seledri dari
seledri berdaun besar juga dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan, mengatasi
herpes, dan gondok.
Biji tanaman
asli lembah sungai Mediterranian ini digunakan oleh tabib Ayurveda kuno untuk mengobati demam, flu,
penyakit pencernaan, beberapa tipe arthritis, penyakit limpa dan hati.
Berdasarkan penelitian, tanaman keluarga Apiaceae ini mengandung natrium yang
berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di
ginjal dan sendi. Ia juga mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan
stres. Daun seledri mengandung protein, belerang, kalsium, besi, fosfor,
vitamin A, B1 dan C. Berdasarkan hasil penelitian, seledri juga mengandung
psoralen, zat kimia yang menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker.
Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga ketahanan
tubuh.
Kandungan kimia yang
telah diisolasi dari tanaman Apium graveolens Linn. antara lain ialah, senyawa
fenol, asam miristisat; senyawa golongan alkohol gula, manitol; senyawa
golongan kumarin, terdiri dari senyawa umbeliferon dan psoralen serta
derivatnya; senyawa golongan flavonoid, luteolin dan senyawa golongan mineral,
kalium nitrat. Penelitian seledri daun, terutama yang dikebunkan di Jawa,
sepanjang telaah pustaka, hanya mengenai daya menurunkan tekanan darah binatang
percobaan.
KLASIFIKASI BOTANI SELEDRI
Kingdom
|
Plantae
( Tumbuhan )
|
Subkingdom
|
Tracheobionta
( Tumbuhan berpembuluh )
|
Super
Devisi
|
Spermatophyta
( Menghasilkan biji )
|
Divisi
|
Magnoliophyta
( Tumbuhan berbunga )
|
Kelas
|
Magnoliopsida
( Berkeping dua / dikotil )
|
Sub
Kelas
|
Rosidae
|
Ordo
|
Apiales
|
Famili
|
Apiaceae
|
Genus
|
Apium
|
Spesies
|
Apium
graveolens L.
|
( Backer dan Van Den Brink, 1965)
NAMA LAIN SELEDRI
- Celery (Inggris),
- Seleri, Selinon (Italia),
- Parsley (Jerman),
- Seledri (Indonesia); Sledri (Jawa), Seledri ( Sunda
) ( Hariana, 2006 )
MORFOLOGI
TANAMAN SELEDRI
Seledri merupakan herbal tegak,
tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas. Daun tersusun majemuk
menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang
panjangnya 1-2,7 cm, pertulangan daun menyirip berwarna hijau keputih putihan
dengan tangkai panjang silindris beralur. Daun seledri berbentuk segitiga
dengan ujung runcing. Batangnya biasanya sangat pendek, bersegi dan beralur
membujur, tidak berambut dan bercabang banyak berwarna hijau pucat. Bunganya
tersusun majemuk berkarang berbentuk payung, 8 – 12 buah berukuran kecil, dan
berwarna putih kehijauan mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk
kerucut, panjangnya 1 – 1,5 mm, kecil-kecil berwarna coklat gelap. Tumbuhan ini
dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi, dan berkembang dengan baik
di tempat yang lembab dan subur. Di daerah dataran tinggi, seledri tumbuh
dengan tangkai dan daun yang tebal.
( Dalimartha, 2003 )
PENGELOMPOKAN
SELEDRI YANG DIBUDIDAYAKAN
- Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens kelompok
secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan
Indonesia.
- Seledri tangkai (A. graveolens kelompok dulce) yang
tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai
komponen salad.
- Seledri umbi (A. graveolens kelompok rapaceum), yang
membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat
semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.
KANDUNGAN GIZI DAN FITONOUTRIEN SELEDRI
Tanaman ini mengandung zat gizi dan
fitonoutrien. Aroma Seledri yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah
menguap dari minyak atsiri yang mengandung butilftalida sebagai pembawa aroma
utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%) dan B
(0,1 – 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya psoralen, apiin,
isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama
adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid
seperti stigmasterol dan sitosterol. Selain itu, seledri juga mengandung banyak
mineral seperti kalsium, fosfor, sodium, klorin, potasium (kalium), magnesium,
asparagine apigenin, kholin, dan saporin, dan juga senyawa sedatif
(phathalide), dan serat.
Kandungan
gizi yang terdapat dalam Seledri (per 100 gr), antara lain :
- kalori
: 20 kal
- protein
: 1 gram
- lemak
: 0,1 gram
- hidrat
arang : 4,6 gram
- kalsium
: 50 mg
- fosfor
: 40 mg
- besi
: 1 mg
- Vitamin
A : 130 SI
- Vitamin
B1, B6 & B 12 : 0,08 mg
- Vitamin
B2 : 0, 12 mg
- Vitamin
C : 15 mg
- Vitamin
K
- Kalium
: 400 mg
- Magnesium
: 85 mg
- Air
: 93 ml
- Niacin
: 0, 6 mg
- Triptofan
- Zat
besi
- Dll.
Suatu enzim endonuklease yang
disebut Cel1 juga diekstrak dari seledri dan dipakai dalam suatu teknik biologi
molekular yang disebut Tilling. Daun seledri juga banyak mengandung apiin, di
samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.
( Dalimartha, 2000 )
KANDUNGAN
KOMPOSISI KIMIA SELEDRI
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin 1%
- Minyak asiri 0,033%,
- Flavo-glukosida (apiin)
- Diosmin
- Apigenin
- Kolin
- Lipase
- Asparagine
- Zat pahit
- Vitamin (A, B dan C).
Akar mengandung
- Asparagin,
- Manit,
- Zat pati,
- Lendir,
- Minyak asiri,
- Pentosan,
- Glutaamin,
- Tirosin.
Biji mengandung
- Apiin
- Minyak menguap
- Apigenin, dan
- Alkoloid.
Apegenin berkhasiat hipotensi.
MANFAAT SELEDRI
Dari hasil penelitian ditemukan
bahwa seledri mengandung lebih dari 25 macam senyawa anti radang (radang adalah
salah satu manifestasi penyakit rematik). Bila dikonsumsi sebagai makanan ,
seledri kaya akan mineral. Bahkan dikatakan 1 cangkir seledri mengandung lebih
dari 340 mg kalium. Perlu diketahui, kekurangan kalium akan dapat menyebabkan
timbulnya gejala-gejala yang berkaitan dengan rematik. Tumbuhan yang biasanya
dipakai sebagai lalapan atau penyedap rasa dalam masakan ini ternyata memiliki
khasiat yang lebih bagi kesehatan kita. Tak hanya aroma dan rasanya yang
menarik, ternyata kandungan dari daun seledri ini juga menarik perhatian para
medis. Hal ini dikarenakan kandungan dari daun seledri dapat digunakan sebagai
obat tradisional untuk beberapa penyakit. Daun seledri memiliki kandungan
Apigenin yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah. Efek tersebut akan
menjadi lebih besar berkat adanya komponen Pthalide yang dapat merilekskan
pembuluh darah.
Di sisi lain Seledri juga mengandung
Fitosterol, yang sangat berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Di
samping berfungsi untuk mencegah kanker dan membentuk permeabilitas kulit yang
baik. Seledri juga bermanfaat untuk memelihara kebersihan mulut dan kesehatan
gigi terutama bagi lanjut usia. Seledri mentah dapat merangsang produksi air
liur sehingga dapat membantu melumpuhkan aktivitas kuman yang dapat
mengakibatkan gigi keropos. Seledri, karena kandungan seratnya, juga dapat
membersihkan sisa makanan yang terdapat di sela gigi. Lebih dari itu, seledri
juga dapat menyegarkan aroma mulut.
Masyarakat pedesaan di Indonesia
telah lama memanfaatkan seledri sebagai obat untuk menurunkan panas dengan cara
mengoleskan tumbukan daun seledri ke kepala anak yang terserang demam. Air
perasan seledri yang mempunyai sifat mendinginkan dipercaya dapat menurunkan
suhu badan. Juga diyakini, air perasan daun seledri dapat menyuburkan dan
menghitamkan rambut. Orang Romawi kuno menggunakan seledri untuk mengobati
demam, flu, penyakit pencernaan, beberapa tipe arthritis (radang sendi),
penyakit limpa dan hati. Seledri juga diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit
seperti diare, epilepsi, migrain, memperbaiki fungsi hormon, serta membersihkan
darah. Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, dan
menyembuhkan gondok.
Berdasarkan penelitian, tumbuhan ini
mengandung natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit
kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi, mengandung magnesium yang
berfungsi menghilangkan stress, dan juga mengandung psoralen yang berfungsi
untuk menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker. Selain itu Seledri
juga diketahui mengandung apigenin yaitu senyawa aktif yang dapat menurunkan
tekanan darah (berfungsi sebagai kalcium antagonis), apiin dan manitol yang
berfungsi sebagai diuretik (melancarkan kencing). Tingginya kadar sodium dalam
seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Fungsi lainnya adalah
sebagai anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya
memiliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula untuk memacu
enzim pencernaan, dan afrodiasika (pembangkit gairah seksual). Sedangkan buah
dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar kolesterol
darah, antirematik, diuretik, karminatif, afrodiasika dan penenang (sedatif).
Pada dunia kecantikan, selain
digunakan untuk memperindah rambut, Seledri juga baik dikonsumsi untuk mencegah
timbulnya kerutan pada wajah, melarutkan lemak dan menurunkan berat badan,
menjaga kelenturan dan kekencangan kulit dan menghilangkan bau badan dan mulut.
Tumbuhan yang memiliki
nama ilmiah Celery Apium Grafeolens ini juga memiliki kontribusi Seledri yang
biasa dimanfaatkan sebagai sayur dan memiliki aroma yang sedap pada masakan
seperti sayur sup, soto dan lainnya. Ternyata seledri juga memiliki kegunaan
sebagai obatobatan. Pemanfaatan seledri sebagai obat telah popular sejak masa
yunani klasik dan masa Romawi sebagai penyejuk perut. Seledri disebut-sebut
sebagai sayuran anti-hipertensi. Fungsi lainnya adalah
sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu makan
(karminativa). Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding
obat-obatan kimia yang rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang
membahayakan, bahkan mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang
efektif untuk mengobati penyakit tertentu
Back to nature. Ya.
Itulah slogan yang sering dielu-elukan masyarakan perkotaan kini. sejak ribuan
tahun lalu, alam sudah menyediakan aneka jenis bahan dasar obat yang telah
dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Namun, lagi-lagi, manusia sendirilah
yang lantas mengabaikan anugerah alam itu. Berikut ini kandungan dalam beberapa
tanaman herbal yang sering di manfaatkan didalam tanaman herbal.
ZAT AKTIF SELEDRI
Flavonoid
adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di
dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah
diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol,
dan flavon. Antosianin
(dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos, biru-tua) adalah
pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru .Pigmen
ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu,
batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian
besar flavonoid terhimpn di vakuola
sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
1.
Apigenin
Apigenin
merupakan komponen flavonoid utama dari seledri yang termasuk kedalam golongan
flavon ( Harborne 1986 ). Titik leleh apigenin 345 – 3500C. apigenin
memiliki banyak kegunaan, salah satunya dalam bidang farmasi. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hertog et al ( 1992 ) mengemukakan juga bahwa
kadar apigenin pada seledri yang direfluks dengan methanol 50% adalah 1787
mg/kg bobot kering seledri. Kemudian Crozier et al ( 1997 ) mengemukakan bahwa
kadar apigenin dalam seledri bervariasi bergantung dari jenis seledri yang
dianalisa, kadar apigenin dalam seledri bervariasi antara 17 dan 191 mg/g bobot
segar seledri. Laura (2007) mengemukakan bahwa kadar apigenin dalam seledri
berkisar antara 2 dan 17 ppm bergantung pada masa tanam seledri.
PENGAMBILAN ZAT AKTIF
EKSTRAKSI adalah sedian kental
yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudiansemua atau hampir
semua pelarut diuapkan ( Anonim, 1995 ).
Ekstraksi apigenin
dengan metode refluks menggunakan pelarut methanol:air (5:4). Metode ini
digunakan karena sifat apigenin yang tahan terhadap panas dengan titik leleh
345-3500C. Kondisi ekstraksi ini memungkinkan apigenin yang
terekstrak dari seledri tersebut tidak rusak dan dapat dianalisa.HCL 1,2 M juga
ditambahkan untuk menghidrolisa ikatan glikosida yang terdapat padaflavonoid
sehingga diharapkan flavonoid bebas yang terekstrak. Antioksidan BHT juga
ditambahkan untuk mencegah apigenin teroksidasi. Hal ini disebabkan flavonoid
tidak stabil terhadap cahaya, oksida, dan perubahan kimia. Factor-faktor ini
dapat mengubah struktur dari flavonoid shingga keaktifannya menurun bahkan
hilang( Funamaya et al. 1993 ). Pemilihan pelarut methanol:air (5:4) dan HCL 1,2Mdidasarkan
pada penelitian yang telah dilakukan oleh Frankee et al (2005). Pelarut
tersebut bersifat polar, sehingga diharapkan dapat menarik apigenin dari
seledri. Apigenin bersifat polar karena mengandung gugus OH, maka memiliki
kelarutan yang tinggi pada alkohol hangat.
Data rendemen ekstrak
seledri
Ulangan
|
Bobot seledri (g)
|
Bobot ekstrak (g)
|
Rendemen (%)
|
1
|
5,0000
|
1,7945
|
35,89
|
2
|
5,0000
|
1,5304
|
30,61
|
3
|
5,0000
|
1,5286
|
30,58
|
4
|
5,0000
|
1,7286
|
34,57
|
5
|
5,0000
|
1,6304
|
32,61
|
BAHAYA SELEDRI BAGI KESEHATAN
Selain memiliki banyak manfaat,
mengkonsumsi seledri terlalu banyak tidak baik untuk ibu yang menyusui karena
dapat mengurangi jumlah air susu ibu. Seledri juga berpotensi menimbulkan
alergi pada sejumlah orang yang peka. Penderita radang ginjal tidak dianjurkan
mengkonsumsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Harbon J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penentuan
cara modern menganlisis tumbuhan.
Terbitan ke dua.
Terjemahan Kosasih Padmawinata dan iwang soediro. Bandung.
ITB Press.
download at : 25-5-2010
09:20 pm.
Kamadatu, Lingga. 2010. Skrining fitokimia dan
penetapan kadar flavanoid total dari
ekstrak etanol 70% daun
seledri. Jurusan kimia. Manokwari.
Isa.2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tien
No comments:
Post a Comment