Nama : Antonius Yunian Wicaksono
NIM :
112002
Kelompok/ Semester : 9 / II
Materi Praktikum : Pembuatan
Kreolin dan Lysol
Tujuan Praktikum : Dapat membuat
Kreolin dan Lysol dengan baik
A.
DASAR
TEORI
Disinfektan adalah bahan kimia yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia
yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan.
Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak mampu membunuh
mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau cemaran mineral. Selain itu
disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri
sehingga dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf. Atau dengan kata lain desinfectant
adalah zat yang digunakan untuk membunuh/membasmi bakteri atau mikroorganisme
mengganggu kita. Bakteri dipandang mengandung penyakit bila menyebabkan
penyakit dan dikatakan tidak mengandung penyakit bila tidak menyebabkan
penyakit ( non paragenic ).
Efektivitas disinfektan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya lama paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH, dan ada tidaknya
bahan pengganggu. pH merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas
disinfektan, misalnya saja senyawa klorin akan kehilangan aktivitas
disinfeksinya pada pH lingkungan lebih dari 10. Contoh senyawa pengganggu yang dapat
menurunkan efektivitas disinfektan adalah senyawa organik.
Jenis –jenis Desinfactan :
-
Klorin
Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme
kerjanya adalah menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat enzim-enzim yang terlibat
dalam metabolisme
karbohidrat
. Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan, dan jenis
mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari
disinfektan berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH
rendah (suasana asam), meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai
efektivitas optimum disinfektan ini. Klorin juga cepat terinaktivasi jika
terpapar senyawa organik tertentu.
-
Iodin
Iodin
merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala
kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup
untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering
digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil, memiliki waktu
simpan yang cukup panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, namun
tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah terdispersi. Kelemahan
iodofor diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih
dan mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari
49 °C.
-
Alkohol
Alkohol disinfektan yang banyak dipakai untuk peralatan medis,
contohnya termometer
oral. Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropil alcohol dengan konsentrasi
60-90%, tidak bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan dapat merusak
bahan yang terbuat dari karet atau plastik.
-
Amonium Kuartener
Amonium kuartener
merupakan garam ammonium dengan substitusi
gugus alkil pada beberapa
atau keseluruhan atom H dari ion NH4+nya. Umumnya yang digunakan adalah en:cetyl trimetil ammonium bromide
(CTAB) atau lauril dimetil benzyl klorida. Amonium kuartener dapat digunakan
untuk mematikan bakteri gram positif, namun kurang efektif terhadap bakteri
gram negatif, kecuali bila ditambahkan dengan sekuenstran (pengikat ion logam).
Senyawa ini mudah berpenetrasi, sehingga cocok diaplikasikan pada permukaan
berpori, sifatnya stabil, tidak korosif, memiliki umur simpan panjang, mudah
terdispersi, dan menghilangkan bau tidak sedap. Kelemahan dari senyawa ini
adalah aktivitas disinfeksi lambat, mahal, dan menghasilkan residu.
-
Formaldehida
Formaldehida atau dikenal juga sebagai
formalin, dengan konsentasi efektif sekitar 8%. Formaldehida merupakan
disinfektan yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun
tidak korosif terhadap metal, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan
pernapasan. Senyawa ini memiliki daya inaktivasi mikroba dengan spektrum luas.
Formaldehida juga dapat terinaktivasi oleh senyawa organik.
-
Kalium permanganat
Kalium permanganat
merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk disinfeksi air. Penggunaan
senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air. Meskipun
begitu, senyawa ini cukup efektif terhadap bakteri Vibrio
cholerae.
-
Fenol
Fenol
merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam air,
umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat diperoleh melalui
distilasi produk minyak bumi tertentu. Fenol bersifat toksik, stabil, tahan
lama, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan iritasi, Mekanisme kerja
senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel
dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi
koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut.
Didalam desinfactan yang
kali ini dibuat adalah Lysol dan Kreolin. Lysol
adalah nama merek dari desinfektan pembersih rumah tangga didistribusikan oleh Reckitt Benckiser . Hal ini dipasarkan
untuk membersihkan, desinfektan permukaan makanan dan penghapusan bau. Nama ini
digunakan pada semprotan aerosol, pra-jenuh jaringan dan solusi cair. Bahan
aktif dalam berbagai produk Lysol adalah benzalkonium klorida . Bahan ini sangat
beracun bagi ikan ( LC 50 = 280 mg ai / L), sangat sangat beracun bagi
invertebrata air (LC 50 = 5,9 mg ai / L) , sedang racun bagi burung
( LD 50 = 136 mg / kg bb), dan sedikit
beracun ("aman") untuk mamalia (LD 50 = 430 mg / kg-bb).
Kreolin
Creolin berasal dari batubara dengan distilasi kering, dan
terdiri dari campuran dari natrium garam-garam dari beberapa resin asam dengan Minyak kreolin dan piridina.
Karakter
Sebuah coklat
tua, cairan alkali manis. Membentuk campuran, keruh susu dengan air
, yang memiliki, karakteristik agak menyenangkan, bau persiapan.
Aksi dan
Penggunaan kreolin
Creolin adalah
non-iritasi, tapi kuat antiseptik
, sering digunakan sebagai pengganti asam karbol. Hal ini digunakan murni,
dalam 2 persen. larutan, dalam salep atau sebagai sabun, 10 persen. Telah
diberikan secara internal dalam fermentasi lambung, disentri dan tipus demam
. Gejala toksik telah diamati, tetapi mereka jarang ditemui. Persiapan
disinfektan Jeyes 'mengandung creolin.
B.
ALAT DAN BAHAN :
·
Alat :
Ø Cawan Porselen 2 buah
Ø Beaker glass 3
buah
Ø Pengaduk 3
buah
Ø Gelas Ukur 1 buah
Ø Bunsen
Ø Kasa + Selang + Tripot
·
Bahan
Ø Kreolin
ü Crea Silic Acid :
10 ml
ü Gondorukem :
6 g
ü ABS :
10 ml
ü NaOH :
2 g
ü Pain Oil :
10 ml
ü Aquadest :
100 ml
Ø Lysol
ü Linsid Oil :
10 ml
ü NaOH :
5 g
ü Crea Silic Acid :
30 ml
ü Aquadest :
50 ml
C.
CARA KERJA :
Kreolin :
1.
Larutkan NaOH dalam 20
ml Aquadest.
2.
Panskan Gondorukem dan
Crea Silic Acid hingga Gondorukem larut.
3.
Tambahkan larutan NaOH
sedikit demi sedikit sambil diaduk.
4.
Setelah semua NaOH
habis, turunkan dari api dan tambahkan ABS sedikit demi sedikit sambil diaduk,
kemudian tambahkan Pain Oil.
5.
Encerkan dengan
Aquadest sisa, aduk hingga homogeny.
Lysol :
1.
Larutkan NaOH dalam 15
ml Aquadest, panaskan Lincid Oil pada suhu 80°C. kemudian masukkan larutan NaOH
sedikit demi sedikit sambil diaduk, hingga tampak seperti sabun.
2.
Tambahkan Crea Silic
Acid sambil diaduk hingga sabun yang terbentuk larut.
3.
Turunkan dari api dan
langsung diencerkan dengan Aquadest sisa.
4.
Aduk hingga homogeny.
GAMBAR ALAT :
Kreolin
Lysol
D.
DATA PENGAMATAN :
Insektisida
Pada saat karbon aktif dan blincing
earth dipanaskan, penambahannya secara perlahan-lahan, larutan menjadi panas.
Lalu pada saat disaring, larutan berubah warna dari hitam pekat menjadi kuning.
Lalu pada saat masih hangat langsung ditambah melation.
Kreolin
Larutan NaOH terlebih dahulu dibuat. Gondorukem dan crea
silic acid dipanaskan warnanya kuning, lalu ditambah ABS dan pain oil, agak
mengental dan memiliki aroma pain oil. Lalu pada saat ditambah aquadest sisa
agak mencair atau lebih encer.
Lysol
Larutan NaOH terlebih dahulu dibuat,
warnanya jernih. Larutan Lincid Oil terasa panas. Saat larutan NaOH ditambahkan
bentuknya seperti pasta. Saat ditambah crea silic acid larutan agak kental, dan
saat terakhir ditambah aquadest sisa larutan menjadi encer.
E.
PEMBAHASAN :
Kreolin
Kreolin adalah salah satu merk dari
insektisida. Bahan bahan yang digunakan adalah Crea Silic Acid, Gondorukem,
ABS, NaOH, Pain Oil dan Aquadest. Pada saat pembuatan kreolin kali ini
praktikum kali ini praktikan memiliki kesulitan, yaitu pada saat terakhir
penambahan aquadest sisa untuk mengencerkan larutan, tapi larutan malah
mengental dan memiliki bentuk seperti emulsi w/o. lalu praktikan mengulangi
praktikum kreolin dan menemukan beberapa factor yang menyebabkan kreolin
mengental atu mencair, yaitu :
1.
Penambahan sisa
aquadest haruslah pada saat larutan ssudah cair.
2.
Pembuatan banyak
sedikitnya larutan akan mempengaruhi hasil, cenderung pada saat membuat kreolin
dalam jumlah banyak maka tingkat keberhasilan juga semakin besar.
3.
Penambahan aquadest
sisa haruslah sedikit demi sedikit dan sambil terus diaduk.
4.
Pada saat penambahan
aquadest sisa, haruslah perlahan atau saat ingin menambahkan kembali haruslah
larutan sudah berwarna hitam ketika diaduk.
Jika praktikan memahami beberapa factor tersebut, maka hasil
dari kreolin yang dihasilkan akan maksimal. Kreolin yang dihasikan memiliki bau
yang pekat,sehingga agak pusing jika terus menghirup terus menerus.
Lysol
Lysol juga merupakan jenis dari
insektisida. Lysol adalah nama
merek dari desinfektan pembersih rumah tangga
didistribusikan oleh Reckitt Benckiser . Hal ini
dipasarkan untuk membersihkan, desinfektan permukaan makanan dan penghapusan
bau. Nama ini digunakan pada semprotan aerosol, pra-jenuh jaringan dan solusi
cair. Bahan aktif dalam berbagai produk Lysol adalah benzalkonium klorida . dalam
pembuatan Lysol bahan bahan yang digunakan adalah : Linsid Oil, NaOH, Crea
Silic Acid dan Aquadest. Dalam praktikum kali ini, praktikan juga mengalami
hambatan, yaitu pada saat penambahan NaOH. Seharusnya pada saat penambahannya
larutan agak mengental seperti sabun, namun larutan tetap encer dan tidak
menyabun. Sehingga saat penambahan aquadest sisa larutan menjadi sangat encer,
namun Lysol yang dihasilkan tetap memiliki bentuk menyerupai Lysol yang ada dipasaran.
Lysol juga memiliki bau yang tidak enak dan jika dihirup terus menerus maka
akan menyebabkan pusing.
F.
KESIMPULAN :
Jadi Kreolin yang dihasilkan memiliki bentuk cair dan warna hitam
pekat.
Lysol yang dihasilkan memiliki bentuk cair,
warna hitam pekat dan sedikit berbusa dan memiliki bau yang menyengat.
DAFTAR PUSTAKA :
v Havard CWH. 1990. Black’s Medical
Dictionary 36th edition. USA: Barnes & Noble Books.
v Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
v
Darmadi.
2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Semarang,
19 Mei 2012
Pembimbing Praktikan
(Herman
Yoseph, S.Pd , MT) ( Antonius Yunian Wicaksono )
LAPORAN RESMI KIMIA TERAPAN
“ PEMBUATAN
KREOLIN DAN LYSOL”
Antonius
Yunian Wicaksono
112002
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2013
No comments:
Post a Comment