PENGETAHUAN BAHAN ALAM dan
HAYATI ( PBAH )
“SEPAT
BUAHNYA MANIS KHASIATNYA”
(JAMBLANG
SEBAGAI SUMBER ANTOSIANIN)
Oleh :
Antonius
Dimas Suryo Nugrahanto ( 110009 )
AKADEMI KIMIA INDUSTRI St.PAULUS
SEMARANG
2011/2012
I.
ABSTRAK
Jamblang atau duwet (Syzygium cumini)
merupakan buah berukuran kecil berbentuk
agak lonjong berwarna ungu tua dengan rasa sepat dan kurang manis, hal ini
menyebabkan masyarakat cenderung tidak menyukainya. Namun, jamblang memiliki
khasiat dan manfaat yang luar biasa terutama dalam bidang kesehatan. Berbagai manfaat
yang dimiliki buah jamblang antara lain adalah mengobati diabetes, mencegah
kolesterol, mengobati diare, dan sebagai sumber antioksidan.
Zat aktif yang terdapat pada jamblang antara lain glukosida
phytomelin, alfa phytosterol, tanin, dan antosianin. Senyaw – senyawa ini
memiliki khasiat masing – masing yang sangat berguna bagi tubuh. Pemanfaatannya
dalam masyarakat biasanya digunakan sebagai obat tradisional.
Antosianin merupakan salah satu zat aktif yang terdapat
pada jamblang dengan berbagai manfaat. Antosianin diketahui dapat mengobati
berbagai penyakit berbahaya, seperti kanker, diabetes, dan serangan jantung.
Antosianin telah digunakan secara efektif untuk melawan hipertensi dan gangguan
hati. Selain itu, juga punya efek antiradang, antibakteri, dan mencegah
penyakit diabetes melitus. Kemampuan antosianin dalam mencegah reaksi oksidasi
membuatnya sangat baik untuk mencegah ateroskelorosis (penyempitan pembuluh
darah). Kehadiran antosianin dapat mencegah sumber utama terjadinya
aterosklerosis, yaitu oksidasi LDL (kolesterol jahat).
II.
TINJAUAN
BIOLOGI
Tanaman
jamblang tumbuhan buah – buahan yang berasal dari Asia dan Australia tropik.
Pohon Jamblang mempunyai daerah persebaran alaminya di Himalaya bagian subtropika,
India, Sri Lanka, dan Malaysia. Saat ini telah ditanam diseluruh kawasan
tropika dan subtropika.
Jamblang mempunyai
nama yang berbeda-beda pada masing-masing daerah di indonesia. Di daerah
Sumatera biasanya disebut Jambe kleng (Aceh), Jambu kling (Gayo), Jambu kalan
(Minangkabau) Jambelang (Melayu). Daerah jawa biasanya disebut Jamblang
(Sunda), Duwet (Jawa) Juwet (Jakarta) Duwak (Madura). Daerah Bali menyebutnya
Juwet. Di Nusa Tenggara menyebutnya Klayu (Sasak), Duwe (Bima) Jambulan
(Flores). Sulawesi Jumblang (Mongondow), Rapo-rapo (Makasar) Alicopeng
(Bugis) (Siska, 2007).
|
Jamblang
tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Pohon dengantinggi 10-20
m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal,
tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian
daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal lebar berbentuk
baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16
cm, lebar 5-9 cm, warnanya hijau (Anonim,
2005).
Bunga majemuk dengan cabang yang berjauhan,
tumbuh di ketiak daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna
hijau muda, mahkota bentuk bulat telur, benang sari banyak, berwarna putih, dan
baunya harum. Buahnya lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau, setelah masak
warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya putih.
Berakar tunggang, bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya, buah
jamblang yang masak dimakan segar,
rasanya agak asam dan sepat.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium
cumini (L.) Skeels
(Anonim, 2006b).
III.
KANDUNGAN ZAT AKTIF
Jamblang mempunyai berbagai
kandungan zat aktif yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh baik mencegah
maupun mengobati. Zat aktif yang terkandung antara lain tanin,
minyak terbang, damar, asam gallus, dan glicosida,asam galat, triterpenoid; antosianin
. Pada biji terkandung senyawa tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan
alfa-phytosterol yang bersifat anticholestemik, minyak atsiri, jambosin
(alkaloid), triterpenoid. Sementara itu, pada kulit pohonnya terkandung seyawa
zat samak, asam galat, alkaloid (jambosin) dan jambulol, Triterpenoid, zat
tanin .
Asam
galat merupakan senyawa yang terkandung pada asam fenolat, senyawa ini dapat
larut dalam air dan sering terdapat bergabung dengan glukosida dan biasanya
terdapat dalam rongga sel. Senyawa ini berperan dalam meningkatkan kadar
glikogen dalam hepar yang menunjukkan meningkatnya penggunaan glukosa, dengan
cara memperbaiki sel beta pankreas sehingga dapat menurunkan kadar glukosa
dalam pembuluh darah. Selain itu berperan juga sebagai antioksidan. Senyawa
Triterpenoid memiliki sifat hipolipidemik (menurunkan kadar lipid seperti VLDL,
LDL, kolesterol dan trigliserida) sehingga dapat mecegah atau mengurangi
komplikasi penyakit jantung (Subroto, 2006).
Senyawa
glukosida phytomelin yang terdapat dalam biji juwet berperan dalam mengurangi
kerusakan pembuluh-pembuluh darah kapiler sehingga dapat mempercepat
penyembuhan luka. Senyaw alfa-phytosterol dalam biji sejenis sterol yang
bersifat anticholesteremik mampu mencegah kelebihan kolesterol. Seyawa Alkaloid
(jambosin) dapat menurukan kadar glukosa darh dan meningkatkan konsentrasi insulin
plasma(Anonim, 2005).
Kandungan
tiap 100 gram bagian yang dapat dimakan mengandung :
Kandungan
|
Jumlah
|
Air
|
84-86
gram
|
Protein
|
0,2-0,7
gram
|
Lemak
|
0,3
gram
|
Karbohidrat
|
14-16
gram
|
Serat
|
0,3-0,9
gram
|
Abu
|
0,4-0,7
gram
|
Kalsium
|
8-15
mg
|
Fosfor
|
15
mg
|
Besi
|
1,2
mg
|
Vitamin
C
|
5-18
mg
|
Energi
|
227
cal
|
Sumber : Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan RI, 2000
IV.
MANFAAT
A.
Manfaat umum
Secara
tradisional masyarakat telah memanfaatkan jamblang sebagai obat untuk berbagai
penyakit yang disebarkan secara turun-temurun dengan resep tradisional antara
lain mengobati mencret, mengatasi gejala mudah lelah dan kurang
tenaga, mengobati
kencing manis, mengobati batuk,mengobati asma, mengobati nyeri lambung,
mengobati masuk angin.
B. Manfaat
khas
Zat aktif yang paling menonjol pada buah jamblang
adalah antosianin. Antosianin (bahasa
Inggris: anthocyanin, dari gabungan kata Yunani:anthos = "bunga", dan
cyanos = "biru") adalah pigmen yang secara alami terdapat pada
berbagai jenis tumbuhan seperti jamblang.
Antosianin merupakan pigmen alami yang telah
banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan berbagai
aplikasi lainnya. Menghasilkan
warna biru, ungu, violet, magenta dan kuning. Pigmen ini larut dalam air yang terdapat pada bunga, buah dan daun
tumbuhan. (Moss, 2002).
Warna
diberikan oleh antosianin berkat susunan ikatan rangkap terkonjugasinya yang
panjang, sehingga mampu menyerap cahaya pada rentang cahaya tampak. Sistem
ikatan rangkap terkonjugasi ini juga yang mampu menjadikan Antosianin sebagai
antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal. Antosianin merupakan sub-tipe
senyawa organik dari keluarga flavonoid, dan merupakan anggota kelompok senyawa
yang lebih besar yaitu polifenol.
Salah
satu fungsi antosianin adalah sebagai antioksidan di dalam tubuh sehingga dapat
mencegah terjadi berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degenerative adalah Penyakit
degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul
akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi
lebih buruk, contohnya jantung, stroke, dan kanker.
Aterosklerosis,
penyakit penyumbatan pembuluh darah. Antosianin bekerja menghambat proses
aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh, yaitu lipoprotein
densitas rendah. Kemudian antosinin juga melindungi integritas sel endotel yang
melapisi dinding pembuluh darah sehingga tidak terjadi kerusakan. Kerusakan sel
endotel merupakan awal mula pembentukan aterosklerosis sehingga harus
dihindari. Selain itu, antosianin juga merelaksasi pembuluh darah untuk
mencegah aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Berbagai manfaat
positif dari antosianin untuk kesehatan manusia adalah untuk melindungi lambung
dari kerusakan, menghambat sel tumor, meningkatkan kemampuan penglihatan mata,
serta berfungsi sebagai senyawa anti-inflamasi yang melindungi otak dari
kerusakan. Selain itu, beberapa studi juga menyebutkan bahwa senyawa tersebut
mampu mencegah obesitas dan diabetes, meningkatkan kemampuan memori otak dan
mencegah penyakit neurologis, serta menangkal radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah Radikal bebas adalah suatu atom atau
molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.
Beberapa senyawa
antosianin yang paling banyak ditemukan adalah pelargonidin, peonidin, sianidin,
malvidin, petunidin, dan delfinidin. Pada jamblang kenampakan
kulit buah duwet masak berwarna ungu kehitaman menunjukkan adanya kandungan
antosianin. Lebih lanjut disebutkan dalam Leimena (2008), jenis antosianidin
yang terdapat dalam buah duwet diduga adalah petunidin sedangkan jenis
antosianin yang terdapat dalam buah duwet ini didugaada dua yaitu petunidin-3-rhamnosa dan sianidin-3-soporosa. Jenis antosianin yang lebih banyak adalah petunidin-3-rhamnosa.
Rumusn Struktur Antosianin
Antosanin dapat diekstrak dengan pelarut
agak polar dan jenis pelarutyang digunakan mempunyai kesesuaian kelarutan
dengan antosianin, baik darisegi polaritasnya maupun tingkat kelarutannya dalam
air atau dapat bercampur dengan air dalam berbagai proporsi. Karena
kelarutan suatu zat ke dalam suatu pelarut sangat ditentukan
oleh kecocokan sifat antara zat terlarut dengan pelarut,yaitu like disolves
like (Sari et al., 2005).
Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan 3 metode
yaitu dengan maserasi (pelarut etanol),
metode pengepresan dan metode kombinasi pengepresan-maserasi. Metode ekstraksi yang paling baik untuk bahan yang berasal dari tanaman
adalah dengan melarutkan bahan ke dalam 1% HCl dalam metanol. Untuk
penerapan dalam pangan, metode ekstraksi yang paling baik
adalah dengan melarutkan bahan dengan 1% HCl dalam
etanol. Hal ini dikarenakan sifat toksik dari
metanol. Berbagai contoh ekstraksi antosianin misalnya ekstraksi
dengan menggunakan etanol dengan HCl 1,5N pada kulit buah jamblang. (Wijaya et al.
2001; Sari et al. 2005).
Tabel. Perbandingan Antosianin
BERBAGAI BUAH
|
KONSENTRASI ANTOSIANIN (mg/g
bahan)
|
Jamblang
|
3,89
|
Kubis
Ungu
|
0,82
|
Blueberry
|
1,10-1,90
|
Buah
naga
|
0,01
|
Bunga
rosella
|
0,77
|
Kulit
anggur
|
0,51
|
V. DAFTAR
PUSTAKA
Indrayanisatyatama, Dian. 2008. PENGARUH KOPIGMEN TERHADAP STABILITAS WARNA ANTOSIANIN BUAH DUWET (Syzygium
cumini). IPB : Bogor
Leimena,
Beatrice Bennita. 2008. KARAKTERISASI
DAN PURIFIKASI ANTOSIANIN PADA BUAH
DUWET (Syzygium cumini). IPB :
Bogor
Mudiana, Deden.
2007. PERKECAMBAHAN Syzygium cumini (L.) Skeels. UNS : Surakarta
Nanda, Tri Eko.
2008. APLIKASI EKSTRAK ANTOSIANIN BUAH
DUWET (Syzygium cumini) PADA PRODUK JELLY, YOGURT, DAN MINUMAN
BERKARBONASI. IPB : Bogor
Widowati,
Wahyu. 2008. POTENSI ANTIOKSIDAN SEBAGAI
ANTIDIABETES. Vol 7 No 2 : 193-202
Lestari, Sri, dkk; Analisis Total Antosianin dari Kelopak Bunga
Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Akibat Perbedaan Metode Ekstraksi
No comments:
Post a Comment