Nama :
Imam Alvhy W
Semester :
III
Kelompok :
11
Judul Praktek :
Pembuatan minyak atsiri dari bawang (Garlic Oil)
Tanggal Praktek :
10,15 & 17 November 2011
Tujuan :
Mengetahui dan mampu cara pembuatan minyak atsiri
Dasar Teori :
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric
oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu
ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri
merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan)
alami. Di dalam perdagangan,sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit
sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup.
Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan
bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari
beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang
rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab
atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan
senyawa organik terpena dan terpenoid yang
bersifat larut dalam minyak.
Bawang Putih
Allium sativum, umumnya
dikenal sebagai bawang putih, adalah
spesies dalam bawang genus Allium . Kerabat
dekat meliputi bawang, bawang merah , daun bawang , lokio , dan rakkyo .
Datang kembali lebih dari 6.000 tahun, bawang putih asli Asia Tengah, dan
telah lama menjadi pokok di wilayah Mediterania, sebagai serta bumbu yang
sering di Asia, Afrika, dan Eropa. Hal itu
diketahui Mesir Kuno , dan
telah digunakan sepanjang sejarah untuk kedua kuliner dan obat.
Garlic oil
Berisi 0,1-0,36% (biasanya ca 0,2%.) Minyak atsiri, alliin (S-alil-l-sistein sulfoxide), S-metil-l-sistein sulfoxide, enzim (misalnya,
alliinase, peroksidase, dan myrosinase), ajoenes ( E, Z-ajoene, E,
Z-methylajoene, dan dimethylajoene), protein (16,8%, dasar berat kering), mineral,
vitamin (tiamin, riboflavin, niasin, dll), lipid, asam amino, dan lain-lain.
Minyak atsiri mengandung allicin (diallyldisulfide-S-oksida; diallyl thiosulfinate),
disulfida allylpropyl, diallyl disulfida, dan diallyl trisulfide sebagai
komponen utama, dengan jumlah yang lebih kecil dari dimetil sulfida, dimetil
disulfida; trisulfide dimetil, sulfida allylmethyl, 2,3, 4-trithiapentane,
bis-2-propenil tri-, tetra-, dan pentasulfides, dan senyawa sulfur yang
terkait. Rebus bawang putih juga
mengandung natrium 2-propenil tiosulfat. Data yang paling diterbitkan
sejak 1892 telah menunjukkan diallyl disulfide menjadi senyawa utama dalam
minyak bawang putih (60%). Namun, satu studi menunjukkan bahwa diallyl trisulfide mendominasi
dalam minyak yang baru disuling. Senyawa volatil lain yang
hadir termasuk citral, geraniol, linalool, dan α-dan β-phellandrene.
Prostaglandin A 2 dan F la diisolasi dari ekstrak bawang putih homogen. Fructans berat molekul
tinggi dan agglutinins (homo dan heterodimeric mannose-binding lectin) juga
terisolasi dari bawang putih.
Allicin adalah prinsip utama bau yang dihasilkan oleh aksi
enzimatik alliinase di alliin, melainkan terurai oleh panas dan alkali, tetapi
tidak dipengaruhi oleh asam dalam larutan encer.
Komposisi produk bawang putih tergantung pada bentuk produk. Thiosulfinates (misalnya,
allicin) ditemukan akan dirilis hanya dari siung bawang putih dan produk bubuk
bawang putih, vinil dithiins dan ajoenes ditemukan hanya dalam produk yang
mengandung bawang putih direndam dalam minyak nabati; diallyl, metil alil, dan
komponen seri dimetil sulfida yang eksklusif untuk produk-produk mengandung
minyak bawang putih suling uap.
Minyak bawang putih adalah sulingan
dari bawang atau seluruh tanaman satiumallium, mengandung propil alil disulfida dan disulfida diallyl.
Karakteristik dari minyak bawang ini adalah minyak berwarna kuning kecoklatan dengan
bau/aroma tajam dengan density 1,046-1,057 (gr/v). Tidak larut dalam
air tetapi larut dalam alkohol.
Penggunaan minyak bawang ini adalah
sebagai stimulan dalam batuk dan pilek dan juga dapat digunakan untuk penghilang
ketombe. Minyak bawang tidak beracun tetapi dapat menyebabkan dermatitis
pada individu yang sensitif atau bila kontak berkepanjangan.
Alat Dan Bahan
Ø Alat : -
Beaker
- Kain saring
- Alonga
- Water bath
- Pendingin Leibig
- Termometer
- Erlenmeyer
- Labu destilasi
-Statif
-Bunsen
Ø Bahan : -
Bawang Putih
- Etanol
Cara Kerja
- Timbang
bawang putih sesuai basis
- Kemudian
bawang putih tersebut dihancurkan/diblender
- Setelah
halus dimasukan kedalam beaker glass dan direndam menggunakan ethanol ± 24
jam
- Disaring
dan diperas, kemudian didestilasi untuk memisahkan minyak bawang dengan
ethanol dengan suhu ± 780C
- Dipisahkan
dengan kertas saring
Gambar
etanol
Ditimbang dihancurkan direndam destilasi
Perhitungan
Ø Massa awal bawang putih = 300 gram
Ø Volume
hasil = 98 ml
Rendemen =
volume basis (v) x 100 %
Basis awal (g)
=
98 ml x 100 %
300 ml
=
32,667
%
Data Pengamatan
- Pada
saat bawang putih diblender menjadi halus, kemudian direndam dengan
ethanol berubah warna yang semula jernih menjadi putih pucat
- Terjadi
pengurangan volume ethanol setelah direndam karena ethanol terserap oleh
bawang putih yang sudah dihaluskan
- Kemudian
pada proses destilasi, terjadi proses pemisahan ethanol dari minyak bawang
- Residu
yang tertinggal dari proses destilasi, didiamkan dan terbentuk 2 lapisan
yaitu lapisan atas(garlic oil) dan lapisan bawah(pengotor).
- Ambil
lapisan atas dan disaring agar mendapatkan minyak bawang(garlic oil) yang
lebih banyak.
Pembahasan
Pada
proses pembuatan minyak atsiri dari bawang putih tidak mengalami kendala. Kami
melakukan perendaman sampai 2x. Pertama kami merendam bawang putih tersebut
dengan ethanol selama 24 jam. Kemudian kami melakukan perendaman lagi dengan
skala waktu yang lebih lama yaitu 4 hari. Ternyata setelah kami amati,
perendaman yang kedua bawang tersebut masih mengandung minyak bawang(garlic
oil). Setelah itu kami lakukan pengambilan minyak dengan cara destilasi. Kami
melakukan destilasi dengan menggunakan suhu ± 78 0C. Kami
mendapatkan minyak bawang. Minyak bawang yang kami dapatkan perlu disaring karena minyak bawang setelah
disaring akan menjani coklat kekuningan yang jernih.
Kesimpulan
Minyak atsiri dari bawang putih yang
kami peroleh berwarna coklat kekuningan dan memiliki rendemen sebanyak 32,667
%, yang beraroma bawang putih.
Daftar Pustaka
Hanggard,
Howard.W.1954.HANDBOOK OF COSMETIC
MATERIAL.New York: Interscience Publisers
Semarang, 17
November 2011
Pembimbing, Praktikum
Pak Ronny Imam Alvhy W
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN II
“MINYAK ATSIRI DARI BAWANG PUTIH”
Imam Alvhy W
110017
AKADEMI KIMIA INDUSTRI
SANTO PAULUS
SEMARANG
No comments:
Post a Comment