MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN ALAM HAYATI
PEMANFAATAN
SUMBER PROTEIN ALTERNATIF PADA BAHAN PANGAN
Disusun
Oleh :
Yoga
Febry. P (110035)
AKADEMI
KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2012
Ringkasan
Karet
merupakan produk perkebunan yang hingga saat ini dimanfaatkan getah dan
batangnya saja. Biji karet belum dimanfaatkan secara maksimal, selain sebagai
bibit tanaman saja, selebihnya dibiarkan terbuang tanpa pemanfaatan
(Muchtadi,dkk.1985). Kandungan protein yang terdapat pada biji karet juga
hampir sama bila dibandingkan dengan kedelai dan beberapa tanaman komersil
lainnya (Sumber:http://nippontori.multiply.com/journal/item/34) dan (Giok
L,dkk. 1967 ). Selain itu ketersediaan biji tanaman karet sangat tinggi di
indonesia, karena indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar didunia
(Didit H.S dan Agus Andoko.2005).
Biji
karet atau para (Hevea brasilliensis) di Indonesia saat ini masih merupakan
produk sampingan yang belum bermanfaat, karena hanya sebagian kecil yang
digunakan sebagai bibit. Setiap pohon dapat menghasilkan biji sebanyak 5.000
butir per tahun atau satu hektar lahan dapat menghasilkan 2.253 sampai 3 juta
biji/tahun (ARTCONANG, 1986).
Di lihat dari komposisi kimianya, kandungan
protein biji dari karet terhitung tinggi. Dari hasil analisis diketahui
kandungan proteinnya sebesar 27%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi,
asam amino biji karet juga sangat baik. Semua asam amino esensial yang
dibutuhkan tubuh terkandung di dalamnya. Agar biji karet dapat biji
dimanfaatkan, maka harus diolah terlebih dahulu menjadi konsentrat.
Konsentrat adalah hasil pemekatan
fraksi protein biji karet yang kadar sebenarnya sudah tinggi menjadi lebih
tinggi lagi.dalam proses pembuatannya, fraksi protein dibuat lebih tinggi
kadarnya dengan mengurangi atau menghilangkan lemak dan komponen- komponen
protein lain yang larut
Tinjauan botani
/agronomi
Tanaman karet merupakan pohon yang
tumbuh tinggi dan memiliki batang yang cukup besar, tinggi pohon mencapai 15 -
25 meter. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Buah karet
berdiameter 3-5 cm, terbentuk dari penyerbukan bunga karet dan memiliki
pembagian ruang yang jelas (3-6 ruang), ruangan berbentuk bola, jika sudah tua
buah karet akan pecah menurut ruang – ruangnya dan setiap pecahan akan tumbuh
menjadi individu baru jika jatuh ketempat yang tepat. Ukuran biji besar dengan
kulit keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas.
Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang.
Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.
Lebih lengkapnya, struktur botani
tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Subfamily : Crotonoideae
Tribe : Micrandreae
Subtribe : Heveinae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis Mull.Arg
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Subfamily : Crotonoideae
Tribe : Micrandreae
Subtribe : Heveinae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis Mull.Arg
(Van Steenis, dkk.2006)
Daerah penyebaran tanaman karet mencapai luasan antara 15°LU-10°LS. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini yaitu 1-600 m dpl. Curah hujan yang diinginkan berkisar antara 2.000 – 2.500 mm/tahun.
Daerah penyebaran tanaman karet mencapai luasan antara 15°LU-10°LS. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini yaitu 1-600 m dpl. Curah hujan yang diinginkan berkisar antara 2.000 – 2.500 mm/tahun.
Beberapa
komponen aktif dari biji karet, yaitu : protein, lemak, air, abu, thiamin, asam
nikotinat, karoten, tokofenol, dan sianida. Beberapa kandungan tersebut dapat
di lihat dalam tabel :
Tabel.
kandungan kimia dari biji karet dalam 100g bahan.
No
|
Komponen Kimia
|
Jumlah
|
1
|
Protein (%)
|
27
|
2
|
Lemak (%)
|
32,3
|
3
|
Air (%)
|
16
|
4
|
Thiamin (µg)
|
450
|
5
|
Asam nikotinat (µg)
|
2,5
|
6
|
Karoten dan tokofenol (µg)
|
250
|
7
|
Sianida (mg)
|
330
|
Sebelum diproses
untuk bahan pangan biji karet harus diolah terlebih dahulu menjadi konsentrat.
Konsentrat merupakan pemekatan fraksi protein dari biji karet untuk menaikkan
kadar protein. Dalam proses pembuatannya, fraksi protein dibuat lebih tinggi
dengan cara mengurangi atau menghilangkan lemak serta komponen non protein lain
yang larut. Daya guna protein dari biji karet yang meningkat dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, terutama sebagai suplemen atau komplemen produk
makanan. Jenis-jenis makanan yang dapat dicampur dengan konsentrat biji karet
adalah daging sintesis, roti, aneka snack, makanan bayi, dan masih banyak lagi.
Adanya
kandungan sianida dalam biji karet membuat biji karet berbahaya bila dikonsumsi
mentah, tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Melalui proses perendaman
selama 24 jam dengan air yang sering diganti dan perebusan terbuka, maka
sianida dapat dihilangkan atau sianida akan menguap.
Semakin banyak
jenis makanan yang dapat diperkaya kandungan proteinnya dengan penambahan
konsentrat biji karet, maka semakin banyak orang yang memperoleh manfaat dari bahan
yang sering terbuang di daerah perkebunan.
Biji karet
mengandung protein yang cukup tinggi. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup. Selain
terdapat pada biji karet
kandungan protein juga terdapat pada jenis kacang - kacangan lain. Berikut
adalah perbandingan komposisi kimia dari biji karet dan jenis kacang-kacangan
lainnya.
No
|
Biji
|
Protein (%)
|
Lemak (%)
|
Karbohidrat (%)
|
Air(%)
|
1
|
Karet
|
27
|
32,3
|
15,9
|
9,1
|
2
|
Kedelai
|
34,9
|
14,1
|
34,8
|
8
|
3
|
Kacang hijau
|
22,2
|
1,2
|
62,9
|
10
|
4
|
Kacang tanah
|
25,3
|
42,8
|
21,1
|
4
|
Sumber: Balai Informasi Pertanian-Ciawi, 1985 (dalam
http://nippontori. multiply. com/journal/item/34) dan (Giok L T, Samsudin, Husaini
and Tarwotjo. 1967 )
Kandungan
protein dari biji karet mentah memang lebih rendah bila di bandingkan dengan
kandungan protein dari kedelai mentah. Tetapi, setelah mengalami proses
pengolahan kandungan protein dari kedelai mengalami penurunan yang semula 34,9%
menjadi 22,41% sedangkan kandungan protein dari biji karet mengalami kenaikan
dari semula 27% menjadi 30,15% setelah mengalami proses konsentrat yaitu proses
pemekatan fraksi protein biji karet yang kadar sebenarnya sudah tinggi
menjadi lebih tinggi lagi.
Struktur Protein
Gambar : Struktur
tersier protein.
Protein
ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix
yang sangat pendek. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu
berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat
tiga), dan kuartener (tingkat empat).
- Struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida).
- Struktur sekunder protein adalah struktur tiga
dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang
distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya
ialah sebagai berikut:
- alpha helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet (β-sheet,
"lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun
dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (β-turn,
"lekukan-beta"); dan
- gamma-turn, (γ-turn,
"lekukan-gamma").
- Struktur tersier yang merupakan gabungan dari
aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa
gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen
membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer)
dan membentuk struktur kuartener.
- Contoh
struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa
ditentukan dengan beberapa metode:
(1)
Hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl)
dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid
analyzer.
(3)
Kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri
massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan
spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red
(FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada
208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216
nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi
dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda
dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur
sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Kandungan protein dapat ketahui dengan berbagai
metode, yaitu :
- Tes UV-Absorbsi
- Reaksi Xanthoprotein
- Reaksi Millon
- Reaksi Ninhydrin
- Reaksi Biuret
- Reaksi Bradford
- Tes Protein berdasar Lowry
- Tes BCA
Manfaat Protein
Istilah
Protein mungkin sudah sering kita dengar bahkan sejak kita masih kecil karena
protein adalah salah satu bagian dari makanan sehat. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup. Protein
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein
terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
·
Kerontokan rambut.
·
Penyakit kekurangan protein atau biasa
disebut kwasiorkor. Umumnya penderitanya adalah anak kecil yang tidak mendapat
asupan nutrisi protein yang cukup pada masa pertumbuhannya.
·
Kekurangan yang terus menerus
menyebabkan marasmus dan hingga menyebabkan kematian.
Protein digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Protein
Hewani
Protein hewani berasal dari daging, telur dan susu. Protein hewani memberikan manfaat pertumbuhan sel-sel organ tubuh. Selain itu juga membantu pembentukan otak manusia dan sel darah merah lebih kuat sehingga tidak mudah pecah. Dengan demikian menjadikan otak cerdas. Kekurangan protein menjadikan seseorang rentan terhadap penyakit dan akan gampang sakit.
Protein hewani berasal dari daging, telur dan susu. Protein hewani memberikan manfaat pertumbuhan sel-sel organ tubuh. Selain itu juga membantu pembentukan otak manusia dan sel darah merah lebih kuat sehingga tidak mudah pecah. Dengan demikian menjadikan otak cerdas. Kekurangan protein menjadikan seseorang rentan terhadap penyakit dan akan gampang sakit.
2. Protein nabati
Makanan nabati tidak mengandung kolesterol yang bisa menaikkan kadar kolesterol darah yang membawa risiko terhadap jantung.
Disamping itu daging juga tidak mengandung serat makanan. Sumber serat adalah makanan nabati, terutama buah, sayur, dan kacang-kacangan. Dimana serat makanan memiliki peran penting yang dibutuhkan tubuh untuk memperlancar proses pengeluaran sisa-sisa makanan dari usus.
Selain serat, makanan nabati juga mengandung banyak zat-zat nongizi seperti ratusan jenis karotin, khlorofil dan zat makanan minor yang berfungsi antioksidan, antitumor, antikanker.
Makanan nabati tidak mengandung kolesterol yang bisa menaikkan kadar kolesterol darah yang membawa risiko terhadap jantung.
Disamping itu daging juga tidak mengandung serat makanan. Sumber serat adalah makanan nabati, terutama buah, sayur, dan kacang-kacangan. Dimana serat makanan memiliki peran penting yang dibutuhkan tubuh untuk memperlancar proses pengeluaran sisa-sisa makanan dari usus.
Selain serat, makanan nabati juga mengandung banyak zat-zat nongizi seperti ratusan jenis karotin, khlorofil dan zat makanan minor yang berfungsi antioksidan, antitumor, antikanker.
Simpulan
Kandungan
protein dalam biji karet dapat menjadi salah satu alternatif suplemen dan
komplemen dalam produk pangan. Kandungan protein dari biji karet mampu bersaing
dengan kandungan protein dalam biji kedelai. Protein sangat bermanfaat bagi
makluk hidup, yaitu sebagai sumber energi, pembetukan dan perbaikan sel dan
jaringan, sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi.
Daftar
Pustaka
Aritonang, D.
1986. Kemungkinan pemanfaatan biji karet dalam Rasum makanan ternak . J. Penelitian Pengembangan Pertanian V(3).
Giok L T, Samsudin, Husaini and Tarwotjo. 1967.
Nutritional Value of Rubber Seed
Protein. American Journal of Clinical Nutrition 20:300-303.
Muchtadi, D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Setiawan H.D, dan Andoko Agus. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta : Agro Media Pustaka
Setiawan H.D, dan Andoko Agus. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta : Agro Media Pustaka
Steenis Van.C.G.G.J, dkk.2005. Flora. Jakarta : Pradya
Paramita
http://id.wikipedia.org/wiki/Karet [27 April 2008]
http://id.wikipedia.org/wiki/Karet [27 April 2008]
http://id.wikipedia.org/wiki/Protein
http://nippontori.multiply.com/journal/item/34 [ 18
April 2008 ]
http://sumberforum.com/showthread.php/1521-Manfaat-Protein-Bagi-Tubuh
http://www.nzenzeflowerspauwels.
be/ HeveBrasjpg [28 April 2008]
No comments:
Post a Comment