JUDUL
KAFEIN
DALAM KOPI SEBAGAI STIMULAN SARAF PUSAT DAN METABOLISME DALAM TUBUH
I.
PENDAHULUAN
Kopi
merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Kopi dikonsumsi
bukan sebagai sumber nutrisi tetapi terkait dengan rasa dan cita rasa yang
khas. Kopi yang sering ditemui di Indonesia ini ada 2 macam yaitu kopi Arabica (Arabica Coffea) dan kopi Robusta (Robusta Coffea). Dari kedua macam jenis kopi ini memiliki
jumlah kafein yang berbeda dimana kafein pada kopi Robusta lebih tinggi dari
kopi jenis Arabica. Biasanya dalam penyajian kopi menggunakan dua jenis kopi
ini. Perpaduan kopi Arabica dengan cita rasa terbaik dengan kopi Robusta yang
memiliki bentuk dan kekentalan yang lebih kuat akan menjadikan kopi menjadi
istimewa, tidak heran jika penikmat kopi di dunia termasuk Indonesia cukup
banyak.
Kopi memiliki zat aktif yaitu kafein.
Kafein adalah senyawa yang dijumpai secara alami di dalam makanan contohnya
biji kopi, biji kelapa, buah kola dan mate. Teh adalah sumber kafein yang lain
dan mengandung setengah dari kafein yang dikandung kopi. Kafein juga merupakan
bahan yang dipakai untuk minuman non alkohol seperti kola, yang semula dibuat
dari kacang kola.
Kafein memiliki banyak manfaat untuk
tubuh yaitu sebagai stimulan saraf pusat dan metabolisme tubuh. Digunakan
secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi kelelahan fisik dan juga
meningkatkan kewaspadaan sehingga rasa ngantuk dapat ditekan. Fikiran lebih
jelas dan terfokus dan koordinasi badan menjadi lebih baik (Ware, 1995)
Cara penggambilan kafein dalam biji kopi
dapat dilakukan dengan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah pelarut
organik (kloroform, benzene, metil klorida) namun memikirkan efek toksik yang
dimiliki pelarut organik maka dapat digunakan pelarut berupa air panas.
Kafein
seperti zat yang lain, memiliki efek negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi
secara berlebihan. Efek negatif dari kafein antara lain insomnia kronik,
gelisah, meningkatkan denyut jantung, pemupukan kolesterol, dan jika dikonsumsi
oleh ibu hamil akan menyebabkan kecacatan pada anak yang dilahirkan (Hoeger,
Turner,
and Hafen,
2002).
II.
TINJAUAN
BIOLOGI
Kopi
atau coffea pertama ditemukan oleh Bangsa Ethiopia di Benua Afrika sekitar 1000
SM. Kemudian menyebar ke Arab, India, Mediterania, Brazil kemudian masuk ke
Asia termasuk Indonesia.
Kopi
merupakan spesies tanaman berbentuk pohon, tumbuh tegak, bercabang dan bila
dibiarkan dapat tumbuh mencapai tinggi 12m. Daunnya bulat telur dengan ujung
meruncing, daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya.
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah umue 2 tahun. Mula-mula bunga
keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi.
Bunga yang keluar biasanya tidak menjadi buah (Soedibyo, 1998).
Tanaman
kopi ini memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kerajaan
: Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Upa
Famili : Ixoroideae
Bangsa :
Coffeeae
Genus : Coffea
Komposisi
Kimia Biji Kopi per 100gr berat
Air
|
48 – 50%
|
Karbohidrat
|
50 – 52%
|
Minyak
|
13%
|
Protein
|
13%
|
Asam-asam non volatile
|
8%
|
Abu
|
4%
|
Trigonelin
|
1%
|
Kafein (Arabica & Robusta)
|
1% dan 2%
|
III.
MANFAAT
Seperti kita ketahui
kopi yang menjadi minuman populer di dunia
memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan. Kopi dapat mengurangi resiko terkena penyakit Alzheimer dan
Parkinson. Kopi juga dapat meningkatkan memori jangka pendek manusia hal ini
disebabkan adanya kafein yang terkandung dalam kopi sehingga kafein bereaksi
secara kimia menstimulasi dan membantu kita untuk menangkap fokus terhadap
informasi yang diterima menjadi lebih baik untuk jangka waktu tertentu.
Kafein disini merupakan zat aktif yang terdapat dalam
kopi. Kafein juga digunakan dalam industri farmasi yaitu digunakan untuk obat
pereda sakit kepala. Kandungan kafein dapat membantu meningkatkan egek
obat-obatan yang berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit seperti aspirin,
midol dan excedrin. Tetapi penggunaan kafein pada obat atau industri farmasi
dalam jumlah kecil.
Mengenai kafein dalam kopi banyak penelitian yang
dilakukan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Harvard
Medical School dalam presentasinya di konferensi American Assiciation for
Cancer Research di Houston, AS, mengatakan bahwa pria yang rutin minum kopi resiko
terkena kanker prostat berkurang hingga 60% bila dibandingkan dengan pria yang
tidak meminum kopi.
IV.
KANDUNGAN
ZAT AKTIF
Kafein
adalah zat aktif yang terdapat dalam kopi. Kafein merupakan alkaloid yang
tergolong dalam keluarga methylxanthine
bersama senyawa tefilin dan teobromin, berlaku sebagai perangsang
sistem saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein ialah serbuk putih yang pahit (
Phytomedical Technologies, 2006) dengan rumus kimianya C6H10O2
dan struktur kimianya 1,3,7-trimetilxantin
(Farmakologi UI, 1995).
Sifat
Fisis Kafein yaitu berbentuk kristal panjang mirip benang kusut, berwarna
putih, mengkilat, mudah larut dalam pelarut organik (kloroform, eter, benzene).
Kristal kafein akan meleleh pada suhu 236°C, menyublim pada suhu 120°C. Kafein
juga dapat larut dalam air dan mudah bereaksi dengan asam membentuk garam yang
larut dalam air dan alkohol (Macrae, 1985).
Rumus bangun kafein (C8H10N4O2) (Clarke & Macrae, 1989)
Proses pengambilan senyawa kafein ini cukup mudah. Metode penggambilan
kafein yaitu dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut organik (kloroform,
eter, benzene). Caranya sebagai berikut :
1.
Kopi halus dicampur aquadest kemudian reflux selama 25 menit.
2.
Setelah direflux kemudian disaring dalam keadaan panas.
3.
Filtrat yang dihasilkan ditambah larutan timbal asetat dalam air tetes
demi tetes hingga terbentuk endapan.
4.
Larutan dinginkan kemudian saring. Filtrat digoncangkan pelan-pelan
kemudian ditambah kloroform.
5.
Setelah 5 menit, campuran dituangkan dalam corong pisah dan dikocok
sebentar. Biarkan campuran terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah adalah kafein dan
kloroform dikeluarkan dan ditampung dalam cawan penguap.
6.
Kemudian diuapkan sampai kering.
Kafein juga dapat larut dalam air panas. Kelarutan maksimal kafein pada
suhu 100°C dimana kafein larut kurang lebih 68g / 100g H2O.
Kelarutan kafein ini sangat dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu maka
kelarutan akan semakin besar.
Farmakologi Kafein
Kafein adalah stimulan dari sistem saraf
pusat dan metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi
keletihan fisik dan juga dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan sehingga rasa
kantuk dapat ditekan. Kafein juga merangsang sistem saraf pusat dengan cara
menaikkan tingkat kewaspadaan, sehingga fikiran lebih jelas dan terfokus dan
koordinasi badan menjadi lebih baik (Ware, 1995).
Metabolisme
Kafein
Kafein diserap sepenuhnya oleh tubuh
melalui usus kecil dalam waktu 45 menit setelah penyerapan dan disebarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Pada orang dewasa yang sehat jangka waktu penyerapannya
adalah 3-4 jam, sedangkan pada wanita
yang memakai kontrasepsi oral waktu penyerapan adalah 5-10 jam. Pada bayi
dan anak memiliki jangka waktu penyerapan lebih
panjang (30 jam).
Kafein diuraikan dalam hati oleh sistem enzym sitokhrom P 450 oksidasi kepada 3
dimethilxanthin metabolik, yaitu :
a.
Paraxanthine (84%),mempunyai efek meningkatkan lipolysis, mendorong
pengeluaran gliserol dan asam lemak bebas
didalam plasma darah
b.
Theobromine
(12%) melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan volume urin. Theobromine merupakan alkaloida utama didalam kokoa
(coklat)
c.
Theophyline (4%), melonggarkan otot saluran pernafasan, digunakan pada
pengobatan
asma.
Masing masing dari hasil metabolisme ini akan dimetabolisme lebih lanjut dan
akan
dikeluarkan melalui urin (Drug Facts
Comparisons, 2001).
Efek Jangka Pendek Kafein
Mencapai
jaringan dalam waktu
5
(lima)
menit dan
tahap puncak
mencapai darah dalam waktu 50 menit, frekuensi pernafasan ; urin, asam lemak
dalam darah ; asam
lambung bertambah disertai peningkatan tekanan darah.
Kafein juga dapat merangsang otak (7,5-150 mg) dapat
meningkatkan aktifitas
neural dalam otak serta mengurangi keletihan), dan dapat memperlambat waktu tidur
(Drug Facts
Comparisons,
2001)
Efek Jangka Panjang
Kafein
Pemakaian
lebih
dari 650mg dapat menyebabkan
insomnia kronik,
gelisah,
dan ulkus. Efek lain dapat meningkatkan denyut jantung dan berisiko
terhadap penumpukan kolesterol, menyebabkan
kecacatan
pada anak
yang dilahirkan
(Hoeger, Turner, and
Hafen, 2002).
Perbandingan Kandungan Kafein dalam Minuman
Produk
|
Kandungan Kafein
|
Secangkir
Kopi
|
85
mg
|
Secangkir
Teh
|
35
mg
|
Sebotol
Cola
|
35
mg
|
Minuman
Energi
|
50
mg
|
( Putra dan Hermanto, 2003 )
Kandungan Kafein pada
Jenis Kopi dalam 100gr bahan
Jenis Kopi
|
Kadar
|
Kopi
Instan
|
2,8
– 5,0 %
|
Kopi
Moka
|
1,00
%
|
Kopi
Robusta
|
1,48
%
|
Kopi
Arabica
|
1,10
%
|
Kelemahan Kafein
Kafein
disamping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan, berikut adalah kelemahan
dari kafein :
a. Jantung,
kadar rendah kafein dalam plasma akan menurunkan denyut jantung, sebaliknya
kadar kafein yang lebih tinggi akan menyebabkan tachicardi, bahkan pada
individu yang sensitif dapat menyebabkan aritmia yang berdampak pada kontraksi
ventrikel yang premature.
b. Pembuluh
darah, kafein menyebabkan dilatasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah
koroner dan pulmonal, karena efek langsung pada otot prmbuluh darah.
c. Sirkulasi
Otak, resistensi pembuluh darah otak naik disertai pengurangan aliran darah di
otak, ini diduga merupakan refleksi adanya blokade adenosine oleh xantin (Farmakologi
UI, 1995)
V.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc. Sifat –
Sifat Kopi. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Hoeger, W.
W. K., Turner, L. W., & Hafen, B. Q. (2002). Wellness: Guidelines for a healthy
lifestyle (3rd ed.).
Belmont, CA: Wadsworth Group.
http://misranlawani.weebly.com
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27374/.../Chapter%20II.pdf
PENGETAHUAN BAHAN ALAM dan HAYATI
KAFEIN
DALAM KOPI SEBAGAI STIMULAN SARAF PUSAT DAN METABOLISME TUBUH
Oleh :
Titah
Jati Pertiwi
110034
AKADEMI KIMIA INDUSTRI St.PAULUS
SEMARANG
2011/2012
No comments:
Post a Comment