Thursday, November 8, 2018

(Chapter VI - Unit Operation) Mixing

Nama Mahasiswa / NIM       : 1. Antonius Yunian Wicaksono / 112002
                  2. Chyntia Risky Actavia Afrizal / 112007
Kelompok / Semester            :   4B / V
Materi Praktikum                 :   Mixing
Tujuan                                   :
Mengetahui tipe pengaduk yang sesuai untuk melakukan proses pencampuran pada larutan garam krosok.
Dasar Teori
Mixing adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam 2 fasa atau lebih.
Tujuan pengadukan     :
·         Untuk membuat suspensi partikel zat padat
·         Untuk meramu zat cair yang mampu campur, umpamanya methyl alkohol dan air
·         Untuk menyebarkan (dispersi) gas didalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung kecil
·         Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair yang lain, sehingga membentuk butiran-butiran halus
·         Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel kalor.
Macam-macam mixing            :
·         Cair-cair
·         Gas-cair
·         Gas-gas ( sulit dilakukan )
Impeller itu akan membangkitkan pada aliran didalam sistem yang menyebabkan zat cair bersikulasi didalam bejana untuk kembali ke impeller.
Impeller ada dua macam, menurut jenisnya    :
  1. Impeller aliran axial     : membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller
  2. Impeller aliran radial   : membangkitkan arus pada arah tangensial dan radial
Dari segi bentuknya terbagi atas tiga impeller            :
a)      Propeller (baling-baling)
b)      Dayung (padle)
c)      Turbin
Perbedaan pencampuran dan pengadukan      :
Pengadukan itu menunjukan gerakan yang terinduksimenurut cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi
Pencampuran itu peristiwa menyebar nya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih.
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk tergantung pada jenis impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan ( proporsi tanki) sekat, dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen yaitu :
-        Komponen radial                    : bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller
-        Komponen longitudinal          : bekerja pada arah paralel dengan poros
-        Komponen tangensial              : bekerja pada arah singgung terhadap lintasan lingkar di sekeliling
Jenis impeller
Kecepatan
Kekentalan
Arah aliran
Propeller
Tinggi
Rendah
Axial
Dayung
Rendah – sedang
Tinggi
Radial
Turbin
Tinggi
Rendah - tinggi
Radial dan tangensial
Tabel 1. macam-macam impeller
Impeller
Ada dua macam impeller pengaduk : jenis pertama membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller, dan membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Impeller jenis pertama disebut aliran- aksial sedangkan yang kedua impeller aliran- radial.     
Propeller (Baling- Baling)
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar peda kecepatan motor penuh, yaitu 1150-1750 put/min, sedang propeller besar berputar pada 400-800 put/min. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai dibelokan oleh dasar atau dinding bejana.
                          
Gambar 1. Propeller 2 blade, Propeller 3 blade
Paddle (Dayung)
Digunakan untuk proses- proses yang sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar yang  berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Terkadang daunnya dibuat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan tangensial , hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeller kecuali bila daunnya agak miring, Arus yang terjadi bergerak ke luar ke arah dinding, lalu membelok ke atas atau ke bawah.
Agitator dayung yang digunakan di industri biasanya berputar dengan kecepatan antara 20 – 150 put/ min. Panjang total impeller dayung biasanya 50- 80% dari dari diameter dalam bejana. Lebar daunya seperenam sampai sepersepuluh panjangnya. Pada kecepatan yang sangat rendah, dayung dapat, memberikan pengadukan sedang didalam bejana tanpa- sekat, pada kecepatan yang sangat rendah, pada kecepatan yang lebih tinggi diperlukan pemakaian sekat, sebab jika tidak zat cair itu akan berputar- putar saja  mengelilingi bejana itu dengan kecepatan tinggi, tetapi tanpa adanya pencampuran.
                               gambarrrrrrrrrrr0003
                                    Gambar 2. Paddle 2 blade, Paddle 3 blade
Turbin
Kebanyakan turbin itu menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daunnya yang agak pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang dipasang di pusat bejana. Daun- daunya dapat berupa lurus dan lengkung dapat bersudut bahkan vertikal. Impellernya mungkin terbuka setengah terbuka atau terselubung. Diameter impeller biasanya lebih kecil dari diameter dayung yaitu berkisar 30 -50%  dari diameter bejana.
Turbin biasanya efektif untuk menjangkau viskositas yang luas. Pada cairan yang berviskositas rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung dikeseluruhan bejana, mencapai kantong- kantong yang stagna dan merusaknya. Didekat impeller itu terdapat zone arus deras yang sangat turbulen dengan geseran yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan tangensial. Komponen tangensialnya menimbulkan vorteks dan arus putar, yang harus dihentikan dengan menggunakan sekat atau difuser agar impeller menjadi sangat efektif.
                                         
Gambar 3. Turbin
Alat & Bahan
Ø  Alat
1)      Tangki
2)      Propeller
3)      Paddle
4)      Turbin
5)      Gelas takar
6)      Pipet volume
7)      Pikno
8)      Viskometer
9)      Bola hisap
10)  Motor pengaduk
Ø  Bahan
1)      Garam krosok
2)      Aquadest
Prosedure Kerja
a)      Siapkan peralatan yang akan digunakan
b)      Timbang garam krosok sesuai dengan kebutuhan, kemudian masukkan dalam tangki.
c)      Masukkan air dalam tangki
d)     Pasang jenis pengaduk yang akan digunakan, tempatkan pada posisi tengah didalam tangki berbaffel 4 sekat.
e)      Pengadukkan dilakukan.
f)       Pengamatan dilakukan dengan mengamati massa jenisnya dan viskositasnya yang dari setiap sudut sampai konstan pada waktu tertentu.
g)      Proses dihentikan ketika homogen dengan parameter massa jenis, viskositas yang sama dengan sampel kontrol. 
h)      Percobaan 1 (three blade propeller besar)

Data Pengataman
       Percobaan I (Pengaduk Turbin Posisi Tengah)
Waktu
(min)
Massa Jenis
(gr/ ml)
Atas
Tengah
Bawah
20
1,132
1,336
1,083
40
1,1342
1,118
1,141
60
1,14
1,116
1,12
80
1,139
1,124
1,167
90
1,139
1,125
1,165
100
1,143
1,125
1,17
110
1,142
1,125
1,168
120
1,142
1,125
1,166
Data Viskositas
Posisi
Viskositas (cp)
Atas
5,553x10-7
Tengah
4,956x10-7
Bawah
5,450x10-7

Percobaan II (Pengaduk Turbin Posisi Samping)
Waktu
(min)
Massa Jenis
(gr/ ml)
Atas
Tengah
Bawah
20
1,196
1,10
1,484
40
1,1251
1,109
1,1587
60
1,1259
1,106
1,1584
Data Viskositas
Posisi
Viskositas (cp)
Atas
5,427x10-7
Tengah
5,378x10-7
Bawah
4,75x10-7

Percobaan III (Pengaduk Propeler Posisi Tengah)
Waktu
(min)
Massa Jenis
(gr/ ml)
Atas
Tengah
Bawah
20
1,1164
1,0734
1,1455
40
1,1222
1,0967
1,1536
60
1,1292
1,1148
1,163
80
1,1314
1,1168
1,1612
90
1,133
1,109
1,165
100
1,134
1,11
1,163
Data Viskositas
Posisi
Viskositas (cp)
Atas
5,38x10-7
Tengah
4,82x10-7
Bawah
4,17x10-7

Pembahasan
       Dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan jenis pengaduk sebagai variabel bebas. Ternyata penggunaan jenis pengaduk dapat mempengaruhi homogenitas pada larutan garam krosok. Homogen tidaknya larutan garam dapat dilihat dari massa jenis dan viskositas larutan tersebut dan menggunakan larutan garam krosok jenuh yang digunakan sebagai acuannya.
       Faktor yang mempengaruhi homogenitas dari larutan garam krosok pada percobaan kali ini yaitu besarnya diameter pada tangkai pengaduk, karena pengaduk yang memiliki diameter tangkai yang lebar menyebabkan semakin lambatnya kecepatan pengadukkan. Dalam percobaaan, dari kedua jenis pengaduk Propeller yang memiliki tangkai dengan diameter lebar adalah pengaduk jenis Propeller besar. Diameter tangkai pengaduk yang besar mengakibatkan melambatnya kecepatan pengaduk sehingga daya pengadukkan berkurang. Hal ini dapat dilihat dari massa jenis dan viscositas dari larutan garam.
            Dari kedua impeller yang digunakan untuk melarutkan garam krosok, massa jenis dan viscositas dari larutan garam yang paling mendekati dengan larutan jenuh yang dibuat sebagai kontrol adalah mixing larutan garam dengan menggunakan pengaduk jenis turbin.
      



Kesimpulan
            Pada percobaan mixing ini faktor yang mempengaruhi homogenitas larutan garam adalah diameter pada tangkai pengaduk, semakin besar ukuran diameter semakin cepat homogenitasnya.

Daftar Pustaka
Badger, Walter L. Banchero, Julius T. 1955. Introduction To Chemical Engineering. McGraw-Hill
McCabe, L Warren. Smith, Julian C dan Peter Harriot. 1986. Operasi Teknik Kimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

   Semarang, 20 Oktober 2014
           Pembimbing,                                                               Praktikan,


  (Ir. Sari Purnavita, M.T)                                      (Antonius Yunian Wicaksono)   (Chyntya R)



LAMPIRAN
   Berat total air           = 1200 gr
   Larutan garam 30%  = 0,30 x 1200 gr
                                    = 360 gr
   Perhitungan Viscositas
·         Air
          
         A = 6,03x10-5
·         Percobaan  1  (Pengaduk Turbin Posisi Tengah)
      = 1,142 gr/cc x (6,03x10-5/124)
     = 5,553x10-7 cp
     
            = 1,126 gr/cc x (6,03x10-5/137)
    = 4,956x10-7 cp

  
    = 1,166 gr/cc x (6,03x10-5/129)
        = 5,450x10-7cp

·         Percobaan  2  (Pengaduk Turbin Posisi Samping)
      = 1,125 gr/cc x (6,03x10-5/125)
     = 5,427x10-7 cp
     
            = 1,106 gr/cc x (6,03x10-5/124)
    = 5,378x10-7 cp



  
    = 1,158 gr/cc x (6,03x10-5/147)
        = 4,75x10-7 cp

·         Percobaan  3  (Pengaduk Turbin Posisi Tengah)
      = 1,134 gr/cc x (6,03x10-5/127)
     = 5,38x10-7 cp
     
            = 1,11 gr/cc x (6,03x10-5/139)
    = 4,82x10-7 cp

  
    = 1,163 gr/cc x (6,03x10-5/168)
        = 4,17x10-7 cp







LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
MIXING





Disusun oleh :
     Antonius Yunian Wicaksono / 112002
                Chyntia Risky Actavia Afrizal / 112007


AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS SEMARANG
2014


No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...