Thursday, November 8, 2018

(Chapter IV - Polymer) Laporan Praktikum Aplikasi Acrylic

LAPORAN RESMI
Praktek Tekonologi Polimer
Aplikasi Acrilic





Disusunoleh :
Kelompok : 6A
1.      Antonius yunian Wicaksono   112002
2.      Novitalia                                 112028


AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2014


DASAR TEORI                    :
Acrilic resin adalah beberapa kelompok golongan dari golongan bahan plastic, turunan dari asam Acrylate atau kelompok komponennya. Acrilic resin merupakan salah satu senyawa golongan polymer yang asal usulnya dari asam propenoat dengan nama trivial asam acrylat vinil karboksilat. Senyawa ini dapat berpolymer menghasilkan poly acrilic resin.
Namun golongan acrylic resin yang bersifat asam dapat menyebabkan terjadinya korosif. Oleh sebab itu, lebih dipakai acrylic resin yang bersifat sebagai esternya. Reaksi :
Ada juga gugus acrilic yang lain yaitu Poly metacrylic acid
Acryrilic resin dapat dijadikan modifikasi formulasi untuk hasil produk padatan dan larutan polimer yang digunakan untuk pernis metal, kayu, keramik dan permukaan plastic. Emulsi acrylic dapat digunakan secara langsung dalam bentuk latex yang berfungsi untuk cat indoor maupun outdoor. Acrylic resin tahan terhadap degradai sinar UV, hidrolisis, basa oxidasing agent, asam, oksidator, tahan korosi dan kerusakan juga mempunyai kualitas yang tinggi.
Acrylic resin bersifat termoplas yang biasanya berfungsi untuk cat latex, namun sifat tersebut dapat diubah menjadi termosetting jika mengalami reaksi cross linked dengan penambahan reagent cross linked yang tepat dengan gugus fungsional polimer ketika proses pematangan (cured). Hal ini akan menyebabkan menjadi termoset polimer dengan merubah solven dan ketahanan kimia dan penambahan kekerasan di temperatur tinggi.
Reaksi :
                                            T = 100 oC
Acrylic + Cross linked                             Termosetting
     Stoving paint
Pada dasarnya acrilic resin dapat digunakan untuk coating, adhesive, roofing, molding, aquaproof yang tergantung dari jenisnya yaitu :
1.      Water Base
Berbentuk emulsi masuk dalam poly acrlate yang dapat digunakan untuk coating, aquaproof, roofing, dan adhesive.
2.      Solvent Base
Berbentuk solution atau solids, masuk dalam golongan poly methacrylate yang dapat digunakan dalam molding (coating, adhesive)
TUJUAN                               :
~        Dapat mengaplikasikan acrilic didalam coating.
METODOLOGI                   :
A.    ALAT                        :
1.      Beaker glass
2.      Gelas ukur
3.      Gelas arloji
4.      Pengaduk
5.      Gelas plastik
6.      Kuas
7.      Triplek
B.     BAHAN                     :
1.      Resin Acrylic PW-50       = 50      gram
2.      TiO35%                         = 10,81 gram
3.      ZnO 25%                         = 10,3 gram
4.      CaCO3 20%                     = 2,35 gram
5.      Talk 20%                          = 2,34 gram
6.      Solvent ( Toluene , Butyl Acetate dan Butyl Cellulose , 6 : 3 : 1  )

C.    CARA KERJA         :
1.      Buat campuran solven dengan ( Toluene , Butyl Acetate dan Butyl Cellulose , 6 : 3 : 1  )secukupnya.
2.      Masukan Resin ke dalam gelas plastik ,tambahkan  solven campur dan aduk  hingga larut semua.
3.      Tambahkan TiO2, ZnO, CaCO3 dan Talk ke dalam Resin yang telah larut tersebut.
4.      Lalu aduk hingga terbentuk emulsi, bila belum tambahkan sisa solven.
5.      Lalu aplikasikan.
HASIL & PEMBAHASAN :
DATA PENGAMATAN     :
·                Pada saat solven dicampur awalnya Toluene berwarna jernih kemudian ditambah dengan Butyl Acetate dan Butyl Cellulose berubah warna larutanya menjadi agak keruh
·                Resin dilarutkan dengan solven tersebut dengan pengadukan manual , larut dengan waktu yang  lama .
·                Penambahan TiO2, ZnO, CaCO3 dan Talk ditambankan ke dalam resin yang telah larut sedikit demi sedikit hingga larut semua sehingga larutan berwarna putih susu dan berbentuk emulsi.
·                Coating yang telah jadi tersebut di aplikasikan pada triplek yang telah di dempul dan ampas dan hasilnya serat pada triplek tertutup oleh warna coating.

PEMBAHASAN                   :
Dalam pengaplikasian acrilic ini terdapat dua macam pengaplikasian yaitu water base dan solven base. Kami mengaplikasikannya dengan menggunakan adalah solven base. Solven base ini diaplikasikan ke dalam coating yang untuk top coat. Pada prakteknya acrilic berupa dua komponen ini yaitu resin direaksikan atau dicampurkan dengan pigmen dengan PVC (Pigmen Volume Control) 15% yang berisi TiO2, ZnO, CaCO3 dan Talk . Pada proses pembuatan top coat ini harusnya pengadukannya haruslah sangat sempurna dengan baik, karena jika tidak baik maka akan menghasilkan top coat yang jelek. Pada praktek ini dihasilkan top coat yang kurang baik karena pengadukan yang tidak sempurna sehingga menghasilkan top coat yang tidak baik.
Saat dioleskan pada papan kayu yang telah disiapkan ini dihasilkan top coat yang mengkilap namun juga terdapat bintik-bintik yang timbul akibat pengadukan yang kurang baik ataupun bisa juga formulasi yang kurang tepat sehingga top coat yang diaplikasikan ini tidak baik.

KESIMPULAN                    :
Jadi acrilic yang kami hasilkan untuk top coat kurang baik karena kurang larut sempurna sehingga pada pengaplikasianya masih tampak sedikit butiran dari pigmen.

DAFTAR PUSTAKA          :
Martens, Charles R. Technology of Paints, Varnish and Lacquers. Robert E. Krierger Publishing Company Huntington, New York.

                                                                                    Semarang, 11 Maret 2014
Pembimbing,                                                                           Praktikan,


(Drs. Singgih Susiono)                                          ( Antonius Y W )      (Novitalia)












LAMPIRAN                          :
PERHITUNGAN                             :
Basis = 50 gram resin PW-50
PVC = 15% , ρ = 1,2
PVC =
15%  =
0,15  =
0,15 vol pigmen + 6,25 = vol pigmen
6,25                                = 0,85 vol pigmen
Vol pigmen                    = 7,353 ml
1.      TiO2 35 %
=0,35 x 7,353 = 2,574 ml
Massa = ρ x volume
            = 4,2  x 2,574 ml = 10,811 gr
2.      ZnO 25 %
=0,25 x 7,353 = 1,84 ml
Massa = ρ x volume
            = 5,6  x 1,84 ml = 10,304 gr
3.      CaCO3 20 %
=0,20 x 7,353 = 1,471 ml
Massa = ρ x volume
            =1,6  x 1,471 ml = 2,354 gr

4.      Talk 20 %
=0,20 x 7,353 = 1,471 ml
Massa = ρ x volume
            =1,59  x 1,471 ml = 2,34 gr


No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...