Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Chemical Technology) Laporan Praktikum detergent & sabun cuci piring

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN
DETERGENT POWDER dan SABUN CUCI PIRING “

AKIN
 








DISUSUN OLEH :

                                 NAMA                           : Antonius Yunian Wicaksono            NIM                            :  112002
                                 SEMESTER                   :  2


AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2013



NAMA                                    : Antonius Yunian Wicaksono
KELOMPOK                         : 9
SEMESTER                            :  II
JENIS PRAKTIK                   : Detergent powder
TANGGAL PRAKTIK          : 23 Mei 2013
TUJUAN                                : Mahasiswa dapat membuat dan mengerti bahan-bahan dalam pembuatan detergent powder.
DASAR TEORI                     :
                       
            Detergent adalah bahan pencuci sintesis. Bahan utama detergent adalah ABS (Alkyl Benzene Sulfonat ) atau SLS ( Sodium Lauryl Sulfat ) dibuat dari minyak bumi. Selain harganya lebih murah, bahan pencuci detergent lebih bersih dibandingkan sabun. Bahan pencuci detergent yang berada di pasar ada yang berupa pasta, bubuk dan cair. Detergent telah menggeser peranan sabun kecuali sabun mandi. Detergent terdiri dari berbagai jenis bahan yang dapat dibagi dalam 4 bagian.
  1. Bahan Penurun Tegangan Permukaan
ABS, Emal, SLS merupakan bahan yang berfungsi sebagai surfactant. Bahan ini merupakan bahan utama penurun massa detergent. Bahan ini juga menimbulkan busa dalam air. Detergent jenis keras menggunakan ABS sebagai bahan penurun tegangan permukaan, sedangkan detergent jenis lunak menggunakan SLS. Dalam hal ini keras berarti sukar dirusak mikroorganisme sehingga tetap walaupun bertahun-tahun. Limbah detergent jenis keras mencemarkan air dan tanah.
Bahan pencuci biasa seperti Rinso, B-29, dll tergolong detergent jenis keras. SLS mudah dirusak mikroorganisme sehingga lebih aman terhadap lingkungan. SLS digunakan untuk membuat sampo. ABS bersifat asam dan dinetralkan dengan NaOH.
  1. Bahan Penunjang
Bahan ini menunjang daya kerja detergent. Misalnya : STPP ( Sodium Tri Poly Phosphat = Na2P3O2 ) yang berguna untuk mengikat ion-ion Ca2+ atau Mg2+ dari air sadah. CMC ( Carboxly Methyl Cellulose ) menambal busa detergent, dll.
  1. Bahan Pengisi
Yaitu bahan yang tidak terlalu berfungsi tetapi dimaksudkan untuk menambahkan banyaknya massa detergent. Sebagai bahan pengisi dapat digunakan Natrium Silikat (Na2SiO3 ).
  1. Bahan Tambahan
Seperti : zat warna & parfum
Disamping ke empat bahan tersebut diatas, masih diperlukan bahan
pengikat untuk mempersatukan massa detergent. Bahan pengikat ini adalah air. Cara kerja detergent sama dengan sabun. Detergent tidak mengendap dalam air sadah dan tahan terhadap keadaan asam. Larutan detergent dalam air bersifat netral ( pH = 7 ).
Klasifikasi Kimia deterjen
Deterjen diklasifikasikan tergantung pada muatan listrik dan surfaktan.
  1. Deterjen Anionik
Deterjen anionik khas adalah alkylbenzenesulfonates. Bagian alkylbenzene dari anion adalah lipofilik dan sulfonat yang hidrofilik. Dua varietas telah dipopulerkan, mereka dengan kelompok-kelompok alkil bercabang dan mereka dengan kelompok-kelompok alkil linier. Yang pertama sebagian besar dibuang dalam masyarakat ekonomi maju karena mereka buruk biodegradable. Sebuah 6 miliar diperkirakan kilogram deterjen anionik yang diproduksi setiap tahunnya untuk pasar domestik. Tiga jenis deterjen anionic adalah natrium bercabang dodecylbenzenesulfonate, dodecylbenzenesulfonate natrium linier, dan sabun.
  1. Deterjen Kationik
deterjen Kationik yang mirip dengan yang anionik, dengan komponen hidrofobik, tapi bukannya gugus anionik, kationik, surfaktan memiliki surfaktan sebagai ujung kutub.Pusat amonium bermuatan positif.
  1. Detergent Non-ionik (atau zwitterionic)
Ini ditandai dengan (bersih) bermuatan, mereka headgroups hidrofilik. Mereka didasarkan pada glycol polioksietilena (yaitu Tween, Triton dan seri Brij), bab, glikosida (oktil thioglucoside-yaitu, maltosides), asam empedu seperti DOC, lipid, atau oksida phosphin.
Perbedaan Sabun dan Sintetic Detergent
1.      Sintetic Detergent             : menggunakan minyak, soda dan ditambah surfactant untuk menghasilkan busa.
2.      Sabun : menggunakan minyak dan soda saja untuk menghasilkan busa.
Ciri-ciri Detergent Powder yang baik
  1. Tidak merusak kulit/ iritasi pada kulit
  2. Tidak beracun
  3. Berbusa
  4. Daya larut dalam lemak tinggi/ kuat ( asam lemak bebas, asam lemak yang tidak tersabunkan )
  5. Tidak berubah warna untuk waktu yang lama
  6. Stabil
  7. Tidak terlalu lembek
  8. Tidak timbul bintik putih bila dibiarkan terbuka
  9. Bersifat membersihkan
  10. Tidak korosif terutama untuk sabun mandi
  11. pH tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa ( pH < 9 )
Jenis-jenis Detergent
  1. Powder, contoh : Rinso dan Soklin
  2. Solid, contoh : Superbusa
  3. Cream, contoh : Omo Biru, Wings
  4. Liquid, contoh : Rinso cair, SOS, Sunlight cair
Syarat-syarat mutlak bagi detergent
  1. Kandungan zat aktif ( surfactant )
    • Untuk pakaian             : 15 – 20 %
    • Untuk piring                : 10 – 15 %
2.      pH 9 karena akan merusak kulit
3.      Menghasilkan busa yang melimpah dan awet
4.      Dapat mengisolir kotoran yang semula menempel pada bahan yang dicuci
5.      Berbau harum
ALAT & BAHAN                  :

  • ALAT
    1. Beaker glass
    2. Erlenmeyer
    3. Pengaduk
    4. Cawan porselin
    5. Anak timbang

  • BAHAN
·      Detergent
1.      Neopelek(LAS, ABS, SLS)    1,5 gr
2.      Na2CO3 ( soda ash )                     2,4 gr
3.      STPP                                       1,5 gr
4.      Na2SO4                                    23,94 gr          
5.      Parfum                                    secukupnya
6.      Emal                                        0,6 gr
·         Sabun cuci piring
Ø  Larutan Basa Kuat                  : 93 g
Ø  Aquadest                                 : 279 ml
Ø  Larutan NaOH                                    : 15 g + 15 ml Aquadest
Ø  EMAL                                     : 42 g
Ø   NaCl                                       : 6 g
Ø  Aquadest                                 : 156 ml
Ø  Parfum dan pewarna                     : secukupnya

CARA KERJA                       :
x Detergent
  1. Timbang bahan yang dibutuhkan.
  2. Campurkan emal, STPP, Na2CO3, kemudian tambahkan parfum sedikit demi sedikit sambil diaduk.
  3. Tambahkan sedikit demi sedikit Na2SO4.
  4. Tambahkan neopelek dan aduk hingga rata, setelah itu keringkan (oven). Bila perlu dimortal hingga halus.
x  Sabun cuci piring
1.      Membuat larutan NaOH
Ø  Menimbang dan ukur kebutuhan NaOH
Ø  Larutkan NaOH dan Aquadest, kemudian aduk hingga homogeny.
2.      Membuat larutan basa kuat
Ø  Timbang bahan ABS
Ø  Larutkan ABS dengan air, kemudian tambahkan larutan NaOH sedikit demi sedikit hingga kekuningan.
3.      Membuat cairan pencuci piring
Ø  Larutan EMAL dengan aquadest
Ø  Kemudian masukkan larutan basa kuat sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
Ø  Tambahkan NaCl dan aduk hingga larut.
Ø  Tambahkan parfum dan pewarna secukupnya

GAMBAR                              :

Ø  Detergent
deterjen






Ø  Sabun Cuci Piring


DATA PENGAMATAN                   :
v  Detergent powder
Detergent yang dibuat berbentuk serbuk, berwarna putih, beraroma wangi. Dalam pembuatanya harus berhati-hati dalampenambahan parfum agar detergent tidak menggumpal ataus terlalu basah. Jika menggumpal keringkan detergent, lalu dimortal hingga halus.
v  Sabun Cuci piring
            Sabun yang dihasilkan berbentuk kental,berwarna kuning dengan aroma lemon Dalam pembuatannya harus diperhatikan perbandingan antara NaOH dan ABSnya karena keduanya mempengaruhi pH. Sehingga sebaiknya penambahan dilakukan secara perlahan .
DATA PERHITUNGAN                   :
            Masaa jenis =
                                =  
                                = 1,04 
            Jarak    =  =  = 796,178
Viskositas = =  = 0,0144

PEMBAHASAN                                :
            Pada kali ini pembuatan detergent powder dilakukan pada skala laboratorium kecil. Pertama-tama dilakukan pencampuran antara emal, STPP, dan Na2CO3. Pencampuran dilakukan dengan pengadukan. Karena bahan STPP dan Na2CO3 merupakan padatan dan emal semi padat, maka pengadukan cukup mudah untuk dilakukan. STPP atau sodium triposphat dalam hal ini merupakan zat yang berfungsi sebagai builder dalam detergent. Sedangkan Na2CO3 merupakan zat yang berfungsi sebagai penunjang daya bersih di dalam detergent. Tingkat daya bersih yang besar dalam pengangkutan kotoran dapat dilihat dari besarnya tegangan permukaan ketika suatu detergent dilarutkan di dalam air. Emal merupakan bahan surfactant yang digunakan dalam pembuatan detergent kali ini.  Setelah semua campuran tadi sudah terlihat homogeny, tambahkan parfum secukupnya dan aduk dengan rata. Penambahan parfum dilakukan untuk memberikan aroma yang segar dalam penggunaan detergent. Setelah semua parfum telah rata, tambahkan Na2SO4 sedikit demi sedikit. Na2SO4 merupakan bahan yang sangat stabil. Dalam pembuatan detergent kali ini, Na2SO4 digunakan sebagai filler atau bahan pengisi pada detergent. Setelah itu tambahkan neopelek dan aduk hingga rata. Neopelek merupakan campuran dari LAS, ABS dan SLS. Neopelek merupakan zat yang berwarna coklat gelap. Saat penambahan neopelek, dapat menyebabkan warna detergent sedikit agak terlihat kotor. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan Na2SO4 untuk memutihkan kembali warna detergent. Setelah neopelek ditambahkan, aduk campuran hingga rata kemudian dikeringkan di dalam oven. Setelah detergent kering lihat kehalusan butir-butir detergent. Jika masih terasa kasar, gunakan mortal untuk menghaluskan.
            Dalam pembuatan detergent dapat ditambahkan bermacam-macam zat yang membantu dalam menunjang daya bersih saat detergent digunakan misalnya anti-bacterial. Sekarang ini sudah banyak bermunculan detergent dengan berbagai merk dengan bermacam-macam bahan yang mereka gunakan yang dapat menghasilkan fungsi detergent secara maksimal.
Sabun cuci piring merupakan produk yang lebih banyak disukai oleh masyarakat sekarang ini, karena sabun cuci piring lebih higenis dalam penyimpanannya dan lebih praktis dibawa ke mana-mana. Selain lemak dan alkali, pembuatan bahan pencuci tangan juga menggunakan bahan tambahan yang lain. Bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan bahan pencuci tersebut adalah bahan aktif (ingredient), bahan pengisi, garam, bahan pewarna dan bahan pewangi. Bahan pengisi (filler) digunakan untuk menambah bobot, menaikkan densitas dan menambah daya cuci. Bahan pencuci yang biasanya ditambahkan adalah kaolin, talk, magnesium karbonat dan juga soda abu serta natrium silikat yang dapat berfungsi pula sebagai anti oksidan.
Garam juga di butuhkan dalam pembuatan bahan pencuci tangan yaitu berfungsi sebagai pembentuk inti pada proses pemadatan. Garam yang ditambahkan biasanya NaCl. Dengan menambahkan NaCl maka akan membuat deterjen cair menjadi lebih kental. Dengan penambahan garam maka akan menjadikan deterjen lebih mudah dalam pengggunaannya, karena tidak mudah tumpah di tangan, juga akan mempengaruhi daya cuci deterjen untuk mengangkat kotoran dan lemak. Penggunaan pengental yang berlebih juga akan membuat kualitas deterjen menurun, karena terlalu kental akan memperlambat reaksi penyabunan pada kotoran, sehinngga terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak homogen dan apabila terlalu encer maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Mula- mula pada saat penambahan NaCl selesai pH cairan pencuci piring adalah 13, lalu pH dapat diturunkan menggunakan larutan ABS. namun jika pHnya asam dapat dinaikkan dengan menggunakan larutan NaOH.

KESIMPULAN                      :
            Detergent yang dihasilkan berbentuk bubuk, beraroma strowbery dan berwarna putih dengan pH 10. Sedangkan sabun cuci piring yang dihasilkan berwarna kuning, tekstur kental, sangat berbusa dan kesat, beraroma lemondengan pH 10, massa jenis = 1,04  dan viskositasnya = 0,0144

DAFTAR PUSTAKA                        :

-          Praktikum Kimia Teknologi AKIN ST. PAULUS-SMKKI THERESIANA
-          Alfred M, dkk, Farmasi Fisik 2, Edisi III, penerjemah Joshita, UI Press, 1993
-          Disinfectants, Antiseptics & Household Cleaners. New Delhi: SBP.
-          Glennie, E.B. dkk. 2002. Phosphates And Alternative Detergent Builders – Final
Report.


     Semarang, 4 Mei 2013
        Pembimbing                                                                    Praktikan,




     ( Pak Herman )                                                        ( Antonius Yunian Wicaksono )

No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...