Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Food Technology) LINDUNGI USUS KITA DENGAN SERAT

PENDAHULUAN
Serat makanan adalah makanan yang tidak dapat tercerna dalam tubuh. Awalnya, serat hanya dianggap sebagai pencahar dan tidak memiliki efek apapun setelah dikonsumsi. Namun baru – baru ini para ilmuwan mengungkap bahwa peranan serat memberi efek positif pada tubuh kita. Serat dapat menurunkan kolestrol, mencegah kanker, mencegah sembelit, dapat mengontrol kadar gula dalam tubuh dan mengontrol berat badan. Sekarang ini sedang menjadi trend diet serat makanan karena efeknya yang baik pada tubuh kita.
Menurut kelarutannya, serat makanan dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu serat larut (Soluble Dietary Fiber) dan serat tak larut (Insoluble Dietary Fiber). Serat larut adalah serat yang dapat larut dalam air terutama air hangat dan panas. Serat larut dapat diendapkan dengan solvent air dan etanol dengan perbandingan 1:4. Serat larut dapat berupa gum, hemiselulosa, pectin,psillium, β-glukan, dan musilages. Serat tidak larut adalah serat yang tak dapat larut dalam air. Yang termasuk dalam serat tidak larut adalah sellulosa, dan hemiselulosa. Walaupun bukan termasuk jenis karbohidrat, lignin termasuk dalam jenis serat tidak larut. Serat, baik serat larut maupun serat tidak larut, banyak terdapat pada buah, sayur dan kacang-kacangan. Dalam suatu bahan makanan baiasanya serat tidak larut memiliki porsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan serat larut.
Kadar serat pada suatu makanan akan meningkat akibat proses pemasakan. Kadar serat paling tinggi bila bahan makanan direbus dengan air (6,40%), dikukus (6,42%), dimasak santan (5,98%), bahan makanan mentah (5,97%).
Bahan
Serat Tak Larut (%)
Serat Larut (%)
Oat bran
13,5
14,0
Jagung
1,5
1,8
Ketela rambat
1,5
1,1
Asparagus
1,1
0,5
Ketimun
0,5
0,4
Apel
1,1
0,9
Jeruk
1,4
0,6
Bonggol pisang
52,9
-

Tabel 1. kandungan serat tak larut dan serat larut dalam bahan makanan

AGRONOMI
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Keluarga          : Musaceae
Genus              : Musa
Spesies : Musa spp.
            Musa spp. atau sering disebut masyarakat Indonesia dengan sebutan pisang, merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman pisang dapat tumbuh pada iklim tropis dan subtropics. Dalam keadan tanpa air, tanaman pisang masih dapat tumbuh namun hasil panennya kurang. Di Indonesia sendiri tanaman pisang tumbuh dengan sangat baik dan keberadaannya sangat melimpah.
            Tanaman pisang merupakan tanaman yang sarba guna karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Dimulai dari daun pisang yang sering digunakan sebagai bungkus makanan, jantung pisang dapat diolah menjadi makanan, batang pisang digunakan sebagai bahan baku pembuat kertas, buahnya yang kaya manfaat serta bonggolnya dapat digunakan untuk membuat keripik bonggol pisang. Diantara bagian-bagian tersebut yang masih jarang dimanfaatkan adalah bonggol pisang. Kebanyakan masyarakat hanya membuang bonggol pisang. Padahal kandungan dari bonggol pisang sendiri dapat dimanfaatkan untuk membuat serealia. Bonggol pisang memiliki kadar pati 74,99% dan karbohidrat pati cukup tinggi yaitu 66,2%, tidak jauh berbeda dengan karbohidrat terigu (77,3%).
                       
Tabel 2. Kandungan Bonggol Pisang (per 100 g)

KANDUNGAN ZAT AKTIF BONGGOL PISANG
Kandungan zat aktif dalam limbah pertanian ini adalah serat tidak larut. Kandungan serat tak larut bonggol pisang adalah 52,9% ( Prameswari, 2008). Jenis-jenis serat tak larut :
1.      Sellulosa
Selulsa merupakan polimer dari glukosa dan rantainya berbentuk linier. Dalam tanaman fungsi selulosa sendiri memperkuat dinding tanaman dan pengikat air. Ikatan pada selulosa adalah β (1 - 4 ) glikosidik yang tidak dapat dihidrolisa oleh amylase mamalia. Serat pada bonggol pisang termasuk jenis selulosa.
Gambar 1. Struktur Selolosa
2.      Hemiselulosa
Rantai hemiselulosa lebih pendek dari selulosa dan bentuknya bercabang. Karena rantainya yang bercabang tak seragam, maka hemiselulosa secara parsial larut dalam air. Fungsi hemiselulosa sama dengan selulosa, yaitu memperkuat sel tanaman dan mengikat air. Fungsi lain hemiselulosa yaitu sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Hemiselulosa banyak ditemukan dalam bahan makanan seperti serealia, sayur-sayuran dan bbuah-buahan. Hemiselulosa memiliki sifat yang berlawanan dengan selulosa yaitu dapat larut dalam basa namun sukar larut dengan asam.
3.      Lignin
Lignin merupakan heteropolimer yang sebagian besar monomernya adalah p-hidroksifenilpropana. Lignin berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman bersama dengan selulosa dan hemiselulosa. Lignin dapat ditemukan didalam serealia dan kacang-kacangan.
MANFAAT SERAT TAK LARUT
Serat tak larut memiliki efek positif terhadap usus kita seperti:
·         Sebagai pencahar
serat paling erat dengan efek pencahar ini. Serat menambah kelembaban feses, sehingga ketika berat basah feses meningkat maka waktu transit akan menurun. Karena serat tak larut tak dapat dihidrolisa oleh enzim dalam tubuh kita maka selulosa pada bonggol pisang akan menyerap air sehingga massa feses akan naik jauh lebih tinggi.
·         Mencegah konstipasi
Karena selulosa mengikat air pada feses sehingga feses lebih lembek dan lebih mudah dikeluarkan.
·         Mencegah kanker kolon
Kanker kolon dapat terjadi bila sudah mengalami konstipasi kronis karena menumpuknya karsinogenik dalam kolon akibat feses yang keras dan lambatnya pergerakan. Karena waktu kontak antara zat karsinogen dengan kolon yang terlalu lama maka dapat menimbulkan kanker kolon. Serat akan mempercepat waktu transit pada kolon, sehingga waktu kontak antara kolon dan zat karsinogen lebih singkat dan kemungkinan terjangkit kanker kolon semakin kecil.
Kadar garam pada empedu yang tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya kanker kolon. serat dapat menyerap kadar garam pada empedu dan berubah menjadi secondary bile acid yang membantu proses karsinogenesis pada kanker kolon.
·         Mencegah tumor
Bila meningkatkan konsumsi serat disertai dengan penurunan konsumsi lemak maka dapat menurunkan resiko penyakit kutil atau polip kolon. polip kolon ini adalah bibit dari munculnya tumor.
Serat perlu dikonsumsi sesuai kebutuhan. Karena serat akan memberi efek yang negative bila dikonsumsi secara berlebihan seperti :
ü  Dehidrasi
Karena serat dapat menyerap air dalam system pencernaan kita, maka orang yang mengonsumsi serat berlebih akan kekurangan cairan tubuh.
ü  Perut kembung
Bila terlalu banyak mengonsumsi serat, emisi gas hasil samping dari pencernaan akan berlebih karena bakteri dalam usus akan mencerna makanan secara berlebihan juga.
ü  Susah hamil
Konsumsi serat yang berlebihan daoat menurunkan kadar estrogen dan beberapa hormone reproduksi lainnya seperti progesterone, hormone luteinizing dan follicle-stimulating hormone
ü  Sembelit
Bila konsumsi berlebih, bukannya memperlancar BAB justru dapat menyebabkan sulit BAB.

SIMPULAN
            Bonggol pisang dapat diolah menjadi serealia karena bonggol pisang memiliki kandungan karbohidrat 66,2% yang tidak terpaut jauh dengan kandungan karbohidrat terigu (77,3%). Bonggol pisang juga mengandung selulosa yang cukup tinggi (52,9%) yang termasuk dalam kategori serat tak larut. Serat tak larut pada bonggol pisang dapat berfungsi sebagai pencahar, mencegah konstipasi, mencegah kanker kolon dan tumor.
            Sebaiknya konsumsi serat tak larut diimbangi dengan konsumsi serat larut dan gizi lainnya agar kita selalu sehat dan terhindar dari penyakit. Dan konsumsi tiap gizi sebaiknya secukupnya, sesuai kebutuhan tubuh kita. Jika berlebihan, gizi yang baik untuk tubuh kita bisa berbalik menjadi jahat.

DAFTAR PUSTAKA
Khomsan, A. 2006. Serat Yang Sering Terlupakan. Gizi.Net
Koswara, Sutrisno. Serat Makanan Membuat Usus Nyaman www.Ebookpangan.com
Manfaat Serat Makanan Tidak Larut www.Eookpangan.com
Serangih, Bernatal. 2007. Kajian Pemanfaatan Tepung Bonggol Pisang ( Musa Paradisiaca Linn. ) Sebagai Substitusi Tepung Terigu Dalam Pembuatan Mie Basah. Samarinda : Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Tala, Zaimah Z. 2009. Mnfaat Serat Bagi Kesehatan. Departemen Ilmu Gizi Universitas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
Tensiska. 2008. Serat Makanan. Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran











AKIN



MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN ALAM HAYATI
LINDUNGI USUS KITA DENGAN SERAT







Disusun oleh :
Meiolita Ikha L.         110024


AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG

2012

No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...