Thursday, November 8, 2018

(Chapter VI - Unit Operation) Drying Report

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
DRYING






Disusun oleh :
Kelompok IB
Ignatius Sindhu / 112017
Irma Febriani Majida / 112019
Putri Anggraini / 112030



AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS SEMARANG
2014
Nama Mahasiswa / NIM       : 1. Ignatius Sindhu / 112017
                                                  2. Irma Febriani Majida / 112019
                                                  3. Putri Anggraini / 112030
Kelompok / Semester            :   1B / V
Materi Praktikum                 :   Drying
Tanggal Praktikum               :  12 September 2014
Tujuan                                   :
Untuk membandingkan waktu pengeringan / drying teoritis (t teoritis) dengan waktu pengeringan / drying percobaan (t praktek).
Dasar Teori                            :
Drying pada umumnya diartikan sebagai proses pengambilan air dalam jumlah kecil dari suatu bahan yang biasanya terambil sebagai uap oleh udara. Selanjutnya perlu puladibedakan antara operasi pengeringan dengan operasi penguapan (evaporasi). Evaporasi merupakan pengambilan air yang relative besar dari suatu larutan yang encer untuk tujuan pemekatan dengan jalan memanaskan larutan tersebut pada temperature titik didihnya sehingga airnya akan menguap.
Drying dalam industri makanan berperan sebagai salah satu teknik preservasi terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan bahan makanan akibat jamur atau enzim-enzim yang dapat menyebabkan perubahan kimia dalam makanan. Kandungan air < 10% dapat mencegah mikroorganisme untuk bekerja. Biasanya pengeringan bahan makanan sampai dibawah 5% kadar air untuk mengawetkan rasa dan nutrisi.
Klasifikasi alat pengering :
1.        Cara perpindahan panas media pemanas ke bahan basah. Cara ini lebih banyak menunjukkan perbedaan rancangan dan operasi alat pengering.
2.        Sifat fisik dari bahan yang dikeringkan. Cara ini lebih berguna untuk pemilihan pendahuluan alat pengering.
Alat pengering ini dapat dibagi menjadi pengering langsung dan pengering tidak langsung. Dalam cara operasinya dibagi lagi menjadi kontinu maupun batch. Pada operasi batch kenyataannya adalah proses semibatch karena selama pengeringan sejumlah bahan dikeringkan dalam waktu tertentu dan selama itu pula secara kontinu dialirkan udara atau fluida pemanas untuk menguapkan moisturenya. Pada operasi kontinu bahan dan udara pemanas dialirkan secara terus menerus dengan laju tertentu sehingga setiap saat akan terjadi proses pemasukan feed, proses penguapan moisture dan proses pengeluaran hasil secara bersama-sama.
Dalam pengering langsung, perpindahan panas dalam alat pengering terjadi karena kontak langsung antara bahan basah dan media pemanas. Cairan dalam bahan basah akan menguap dan terbawa bersama media pemanas yaitu udara panas atau gas panas.
Yang termasuk alat pengering langsung :
-          kontinu : spray dryer, tunnel dryer, fluid bed continuous dryer
-          batch : tray dryer, batch through circle dryer
Kebasahan-keseimbangan dan kebasahan-bebas
Udara yang memasuki pengering jarang sekali berada dalam keadaan benar-benar kering, tetapi selalu mengandung kebasahan dan mempunyai kelembaban relative tertentu. Untuk udara yang mempunyai kelembaban tertentu, kandungan kebasahan di dalam zat padat yang keluar dari pengering tidak bisa kurang dari kebasahan-keseimbangan yang berkaitan dengan kelembaban udara masuk. Bagian air yang terdapat di dalam zat padat yang basah itu tidak dapat dikeluarkan dengan udara masuk, karena udara masuk ini mengandung kelembaban pula, yang disebut kebasahan-keseimbangan ( equilibrium moisture ).
Air bebas adalah selisih antara kandungan air total di dalam zat padat dan kandungan air keseimbangan. Jadi, jika XT ialah kandungan kebasahan total dan jika X* adalah kandungan kebasahan-keseimbangan, maka kebasahan bebas ( free moisture ) X ialah
            X = XT – X*
Waktu pengeringan teoritis
q = q C + q f
di mana,
q = total waktu pengeringan (jam)
q C = waktu pengeringan pada periode kecepatan tetap
q f = waktu pengeringan pada periode kecepatan menurun
Laju pengeringan ialah banyaknya air yang diuapkan per satuan waktu per satuan luas permukaan.
Di mana,                                                                          
N = laju pengeringan ( lb H2O yang diuapkan / jam ft2 )
LS = berat bahan kering (lb)
A = luas permukaan pengeringan (ft2)
X = moisture content dry basis (lb H2O / lb bahan kering)
q = waktu (jam)
Periode konstant rate
q C = LS ( X1 - X2)
                       A x N C
Di mana,
N = N C = laju pengeringan pada periode constant rate yang besarnya tetap.
Periode Falling rate
Alat dan Bahan                     :
·         Alat
-          Oven
-          Telenan
-          Pisau
-          Loyang
-          Timbangan
·         Bahan
-          Bengkoang
Prosedur Kerja                     :
1.      Siapkan bahan dan alat-alat yang dibutuhkan. 
2.      Potong bahan yang akan dikeringkan dengan ukuran dan ketebalan tertentu
3.      Timbang berat bahan yang akan dipotong sebagai berat mula-mula.
4.      Letakkan bahan yang akan dikeringkan dalam loyang.
5.      Hitung luas permukaan bahan yang akan dikeringkan yang telah tertutupi oleh bahan.
6.      Panaskan bahan ke dalam oven pada suhu tertentu.
7.      Timbnag berat bahan tiap interval waktu.
8.      Hentikan pemanasan bila telah diperoleh berat bahan yang konstan.
9.      Hitung waktu pengeringan secara teoritis dan praktek.
Data Pengamatan                  :
                       

                       
Pembahasan                          :
Pengeringan merupakan suatu proses penghilangan sejumlah air dari material dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan yang dikeringkan. Terdapat tiga jenis proses pengeringan, yaitu pengeringan kontak langsung, pengeringan vakum dan pengeringan beku. Proses pengeringan pada bahan dimana udara panas dialirkan dapat dianggap sebagai salah satu proses adiabatik. Hal ini berarti panas yang diberikan untuk penguapan air dari bahan hanya disuplai oleh udara pengering secara konduksi atau radiasi tanpa tambahan energi dari luar.
Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari suhu udara yang dialirkan disekeliling bahan. Panas yang diberikan ini akan menaikkan suhu bahan dan akan menyebabkan tekanan uap air di udara sehingga terjadi perpindahan uap air dari bahan ke udara. Peristiwa perpindahan uap air ke udara ini disebut peristiwa pindah massa. Ketika benda basah dikeringkan secara termal, ada dua proses yang berlangsung secara simultan, yaitu perpindahan energi dari lingkungan untuk menguapkan air yang terdapat di permukaan benda padat dan perpindahan massa air yang terdapat di dalam benda permukaan.
Perpindahan energi dari lingkungan ini dapat berlangsung secara konduksi, konveksi, radiasi atau kombinasi dari ketiganya. Proses ini dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, laju dan arah aliran udara, bentuk fisik padatan, luas permukaan kontak dengan udara dan tekanan. Proses ini merupakan proses penting selama tahap awal pengeringan ketika air tidak terikat dihilangkan. Penguapan yang terjadi pada permukaan padatan dikendalikan oleh proses difusi uap dari permukaan padatan ke lingkungan melalui lapisan film tipis udara. Ketika terjadi penguapan pada permukaan padatan, terjadi perbedaan temperatur sehingga air mengalir dari bagian dalam benda padat menuju ke permukaan benda padat. Struktur benda padat tersebut akan menentukan mekanisme aliran internal air (Ayu, 2012).
Benda padat basah yang diletakkan dalam aliran gas kontinyu akan kehilangan kandungan air sampai suatu saat tekanan uap air di dalam padatan sama dengan tekanan parsial uap air dalam gas. Keadaan ini disebut equilibrium dan kandungan air yang berada dalam padatan disebut equilibrium moisture content. Pada kesetimbangan, penghilangan air tidak akan terjadi lagi  kecuali apabila material diletakkan pada lingkungan (gas) dengan relative humidity yang lebih rendah (tekanan parsial uap air yang lebih rendah).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua golongan, yaitu ;
1.      Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, diantaranya suhu (makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat); kecepatan aliran udara (semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat); kelembaban udara (semakin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat); dan arah aliran udara (makin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan akan semakin cepat kering).
2.      Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, diantaranya ukuran bahan (makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat); dan kadar air (makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat). (Ayu, 2012)
Dalam praktikum dilakukan pengeringan oven / oven drying dengan bahan yang dikeringkan yaitu bengkoang. Oven Drying digunakan untuk produk pangan membutuhkan sedikit biaya investasi, dapat melindungi pangan dari serangan serangga dan debu, dan tidak tergantung pada cuaca. Pada praktikum pertama dilakukan dengan suhu pengovenan yaitu 80°C. Hasil yang didapatkan pengovenan terhadap bengkoang menjadi lebih lama yaitu 120 menit. Lalu setelah dilakukan praktikum kedua dengan suhu pengovenan yaitu 100°C. Hasil yang didapatkan pengovenan terhadap bengkoang menjadi lebih cepat yaitu 90 menit. Namun waktu pada praktikum pertama (pada suhu 80°C) tidak sama atau tidak medekati dengan waktu teoritis yaitu 83,13°C. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pada praktikum atau kondisi oven saat proses drying yang tidak tepat.


Kesimpulan                                  :
ü  Waktu sangat mempengaruhi proses drying. Semakin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat
ü  Waktu pengeringan / drying bengkoang saat praktikum pada suhu 80°C tidak sama atau tidak mendekati dengan waktu teoritis
ü  Waktu pengeringan / drying bengkoang saat praktikum pada suhu 100°C hampir sama atau mendekati dengan waktu teoritis
Daftar Pustaka                            :
Ayu, G. 2012. Pengeringan Makanan. http://gustiayuendanghartanti.blogspot.com/2012/10/pengeringan-makanan.html. Diakses pada tangal 28 September 2014
Brown. 1978. Unit Operation. John Willey & Sons, Inc.
Geankoplis.1978.Transport Processes and Unit Operations.Allins and Bacon,inc Mc, Cabe.1999.Operasi Teknik Kimia.Erlangga, Jakarta.





                                                                        Semarang , 28 September 2014
Pembimbing                                                                            Praktikan



(Ir. Sari Purnavita, MT)                       (Ignatius Sindhu) (Irma F. Majida) (Putri Anggraini






LAMPIRAN

 
       





No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...