Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Food Technology) PENTINGNYA KATEKIN DALAM TEH HIJAU SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI DALAM MENCEGAH KARDIOVASKULAR

RINGKASAN
Teh merupakan bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak negara serta di berbagai lapisan masyarakat. Berdasarkan pengolahannya, teh dibagi menjadi tiga yaitu teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh hitam diproduksi oleh lebih dari 75% negara di dunia, sedangkan teh hijau di produksi kurang lebih di 22 % negara di dunia. Teh merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai minuman tradisional oleh sebagian masyarakat karena teh memiliki banyak manfaat bagi manusia diantaranya berkhasiat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit, seperti penyakit kanker. Selain sebagai obat, teh juga banyak digunakan sebagai zat aditif produk-produk kosmetik dan makanan.
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dalam teh terdapat senyawa katekin yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proses oksidasi pada beberapa jenis pangan. Senyawa katekin ini ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan antioksidan sintetis yang sudah banyak digunakan. Antioksidan yang banyak digunakan di Indonesia adalah Butil hidroksi anisol ( BHA ), Butil hidroksi toluen (BHT) dan tert-butil hidoksi quinon (TBHQ), Semuanya adalah antioksidan yang disintesa dari bahan kimia. Konsumsi dalam jumlah yang banyak dan dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan efek samping pada kesehatan manusia. Antioksidan sintetik seperti BHT ternyata meracuni binatang percobaan dan bersifat karsinogenik (Indriati, dkk, 2002). Saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi bahkan beberapa negara maju BHT dan TBHQ sudah mulai ditinggalkan.
Aktivitas teh hijau sebagai antioksidan dikarenakan kandungan polifenolnya, termasuk di dalamnya flavonoid (flavonol dan katekin). Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanol dan kalkon. Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagiam besar dikenal sebagai katekin. Katekin adalah senyawa dominan dari polifenol dan merupakan antioksidan yang kuat, lebih kuat dari vitamin E, C, dan β-karoten. Didalam teh ada beberapa jenis katekin yaitu epicatechin (EC), epicatekin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin gallate (EGCG), gallokatekin, dan katekin. Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat pertumbuhan sel kanker.

TINJAUAN BIOLOGI/AGRONOMI
            Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Tanaman teh cocok dibudidayakan didaerah jenis tanah seperti lempung berpasir, latosol, andosol, podzolik merah, lempung berat, dan tanah vulkanik muda. Di Indonesia tanah yang paling sesuai untuk ditanami teh adalah jenis andosol. Teh menghendaki tanah yang bersifat sedikit asam (pH 5-6). Tanah yang terlalu asam dan terlalu basa kurang baik untuk tanaman teh.
            Teh hijau adalah jenis teh yang dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi dan dapat tumbuh pada kisaran suhu udara 28-30oC dan untuk pertumbuhan optimumnya pada suhu tanah berkisar 20-25oC. Suhu haruslah berada pada kisaran normal selama 6 bulan setiap tahunnya. Tingginya curah hujan dan kelembaban relatif juga sangat dibutuhkan dan pada kebun-kebun teh umumnya memiliki curah hujan rata-rata sebesar 1800 mm untuk setiap tahunnya. Tanaman teh hijau juga dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, yang dibentuk dari berbagai batu induk dalam berbagai kondisi klimatik. Dalam perkembangannya ke berbagai belahan dunia, teh telah menjadi bagian yang menyatu dengan tradisi setempat. Di Beijing, Cina, para peminum teh lebih menyukai bila diaromai dengan wangi bunga melati yang kuat dengan cara "membakar" daun teh terlebih dahulu dengan uap panas bunga melati segar. Lain halnya dengan di Mongolia dan Inggris, peminum teh lebih menyukai teh yang dicampur dengan susu sewaktu sarapan pagi. Dan bagi sebagian besar orang Indonesia, teh bukanlah minuman yang asing karena telah menjadi bagian dari budayanya.
Teh merupakan minuman yang bermanfaat mengingat khasiat dan potensi yang terkandung di dalam teh dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan merupakan sumber zat gizi. Mengingat biaya kesehatan yang melambung tinggi dalam krisis ekonomi yang belum juga berangsur pulih serta harga obat-obatan yang sudah tak terjangkau lagi oleh rakyat biasa, maka obat pun sekarang dapat disetarakan dengan barang mewah.

KANDUNGAN ZAT AKTIF
Secara umum teh hijau, teh hitam dan teh oolong berasal dari jenis tanaman teh yang sama yakni Camelia sinensis, namun ada perbedaan yang cukup berarti dalam kandungan polifenolnya karena perbedaan cara pengolahan. Kandungan polifenol, senyawa antioksidan yang kemudian diyakini berkhasiat bagi kesehatan, tertinggi diperoleh pada teh hijau, kemudian oolong, lalu disusul teh hitam.
Pada teh hijau, katekin merupakan komponen utama, sedangkan pada teh hitam dan teh oolong, catechins diubah menjadi theaflavin dan thearubigins. Diantara senyawa-senyawa yang terkandung di dalam teh hitam, theaflavin merupakan senyawa yang mendapatkan perhatian lebih karena fungsinya sebagai antioksidan, antipatogen, dan antikanker.
*      Tabel Perbedaan Umum antara Teh Hijau, Teh Oolong dan Teh Hitam
Teh Hijau
Teh Oolong
Teh Hitam
Fermentasi dicegah
Fermentasi sebagian
Fermentasi penuh
Konstituen natural leaf
dipertahankan
Minyak essensial berkembang
Konsentrasi tinggi akan
minyak essensial
Hasil akhir menunjukkan
dipabrik/daerah dimana teh itu
dibuat
Tanin tetap/tidak berubah
Sedikit menyerupai
natural leaf

*      Tabel Perbedaan Teh Hijau dan Teh Hitam dari Proses Pengolahannya
Tahap Pengolahan
Teh Hijau
Teh Hitam
Pelayuan
Dilakukan dengan suhu 90-100 oC
dan waktu 4-8 menit
Dilakukan dengan suhu 27-30oC waktu 10 jam.
Penggulungan
Untuk menggulung pucuk daun
Penggilingan untuk mencacah
pucuk daun menjadi kecil-kecil.
Fermentasi
Tidak dilakukan proses fermentasi
Dilakukan fermentasi secara
oksidasi enzimatis, suhu 25-32 C
waktu 40 min - 4 jam

Perbedaan teh hijau dengan teh hitam dari segi pangan fungsional :
·         Teh hijau : masih banyak mengandung senyawa bioaktif yang baik pada tubuh sehingga sehingga cocok untuk minuman kesehatan.
·         Teh hitam : Teh hitam telah kehilangan senyawa bioaktif akibat proses fermentasi sehingga lebih cocok untuk minuman kesegaran.

*      Kandungan senyawa aktif dalam teh hijau (% berat kering)
Komposisi
Teh hijau                           Teh hitam
1. Kafein
7, 43                                  7,56
2. (-) Epicatechin
1,98                                   1,21
3. (-) Epicatechin gallat        
5,20                                   3,86
4. (-) Epigallocatechin          
8.42                                   1,09
5. (-) Epigallocatechin gallat
20,29                                4,63
6. Flavonol
2,23                                   trace
7. Tehanin      
4,70                                  3,57
8. Asam glutamate
0,50
9. Asam aspartat        
0,50
10. Arginin
0,74
11. Asam amino lain
0,74
12. Gula
6,68                                 6,85
13. Bahan yang dapat mengendapkan alkohol
12,13                               
14. Kalium (potassium)
3,96                                 4,83
Teh hijau sebagai antioksidan dikarenakan kandungan polifenolnya, termasuk di dalamnya flavonoid (flavonol dan katekin). Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanol dan kalkon (Ardiansyah, 2007). Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagiam besar dikenal sebagai katekin. Katekin adalah Katekin adalah senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan rasa pahit dan senyawa dominan dari polifenol dan merupakan antioksidan yang kuat, lebih kuat dari vitamin E, C, dan β-karoten.
*      Kandungan katekin pada masing masing bagian
bagian
   katekin %
kuncup dan daun
1-      20
daun daun lain
     11-14
tangkai
     4-9
ranting
   2-4

·         Katekin (catechin)
                Tanin katekin adalah senyawa yang tidak berwarna, dan dapat menentukan sifat produk teh seperti rasa, warna dan aroma. Tanin pada daun teh merupakan turunan dari asam galat. Kebanyakan turunan galat disebut tanin karena dapat menyamak kulit (tanin berasal dari kata tanning=menyamak). Sedangkan tanin pada daun teh, tidak bersifat menyamak kulit. Tanin katekin pada daun teh meruapakan senyawa yang sangat kompleks, tersusun sebagai senyawa-senyawa katekin, epikatekin galat, epigalokatekin, epigalokatekin galat, dan galokatekin. Tanin pada daun teh adalah tanin kondensasi atau tanin katekin.
            Kandungan katekin berkisar 20-30% dari seluruh berat kering daun. Diantara keenam katekin tersebut epigalotekindan galatnya merupakan bahan terbanyak.
            Selama proses pelayuan kandungan katekin akan berkurang 3%. Kemudian pada waktu penggulungan daun susut lagi, dan pada oksidasi enzimatis kadar katekin susut sekitar 20% - 23%, dan waktu pengeringan kadarnya susut lagi sebanyak 5%.
                        Menurut Pearson dan Bambang dalam hasil penelitiaanya tentang analisis kandungan katekin pada produk teh yaitu : teh hitam mengandung katekin rata-rata 7,99%. Sedangkan teh hijau mengandung katekin rata-rata 17,68% dan teh wangi mengandung katekin rata-rata 15,13%.
            Sifat kimia                                              
                       Sifat fisika
·         Warna: putih

·         Melting point: 104-106 °C

·         Boiling point: 254°C
·         Tekanan uap: 1 mm Hg pada
·         75°C

·         Densitas uap: 3,8 g/m3
·         Flash point: 137 °C
·         Eksplosion limits: 1,97%
·         (batas atas)
·         Sensitif terhadap oksigen
·         Sensitif terhadap cahaya (dapat
·         mengalami perubahan warna apabila
·         mengalami kontak langsung dengan
·         udara terbuka)
·         Berfungsi sebagai antioksidan
·         Substansi yang dihindari: unsur
·         oksidasi, asam klorida, asam anhidrat,
·         basa dan asam nitrat.
·         Larut dalam air hangat
·         Stabil dalam kondisi agak asam atau
·         netral (pH optimum 4-8)
` Didalam teh ada beberapa jenis katekin yaitu epicatechin (EC), epicatekin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin gallate (EGCG), gallokatekin, dan
Katekin.
 
Katekin teh stabil dalam air pada suhu kamar. Kadar katekin menurun sebesar 20% jika dipanaskan pada suhu 98°C selama 20 menit. Saat dipanaskan dalam autoclave pada suhu 120°C , terjadi epimerisasi dari (-)- EGCG menjadi (-)-GCG dan kadar katekin menurun hingga 24%. Katekin bisa menurun hingga 50% jika dipanaskan selama 2 jam.

Konsentrasi Komponen Katekin
ekstraksi senyawa katekin antara daun hijau dan serbuk teh hijau lebih cepat serbuk teh hijau akan tetapi dengan semakin bertambahnya waktu hasil ekstrak katekin menurun karena serbuk cepat mengalami pembusukan.
komponen katekin
Bentuk
Sampel
Waktu (menit)
30
180
300
Epikatekin
Daun
140
60
50
Serbuk
200
60
48
Epikatekin gallat
Daun
130
90
60
Serbuk
158
50
40
Epigallokatekin gallat
Daun
1000
490
350
Serbuk
550
100
120
*      (Pada Suhu 100°C (μg/mL)
Pengambilan Senyawa katekin
Proses ekstraksi merupakan proses penarikan komponen aktif menggunakan pelarut tertentu. Komponen aktif yang diambil adalah senyawa katekin dari teh hijau menggunakan metode maserasi. Pemilihan metode maserasi pada penelitian ini dikarenakan senyawa katekin rentan terhadap panas sehingga tidak bagus menggunakan metode soxhlet. Hal ini didukung oleh penelitiannya Cheong, et.al (2005) bahwa konsentrasi senyawa katekin mengalami penurunan dibandingkan dengan metode maserasi. Pelarut yang digunakan adalah air, metanol 90% dan etanol 70%. Pelarut ini dipilih karena senyawa katekin merupakan senyawa yang mengandung 2 cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu, Robinson (2005) menyatakan suatu senyawa fenol dengan gugus hidroksil semakin banyak memiliki tingkat kelarutan dalam air semakin besar atau bersifat polar sehingga untuk ekstraksi dipilih pelarut-pelarut polar. Pelarut air, metanol 90% dan etanol 70% merupakan pelarut yang memiliki sifat hampir sama yaitu bersifat polar untuk air, sementara metanol dan etanol cenderung polar karena mengandung gugus OH, hal ini didukung dari nilai konstanta dielektrikum masing-masing pelarut yaitu air, metanol dan etanol. Waktu yang digunakan untuk maserasi selama 2,5 jam sambil tiap beberapa menit dikocok-kocok untuk mempercepat kontak antara sampel dengan pelarut.
*      Aktivitas Antioksidan Senyawa Katekin dari Masing-Masing Pelarut
Air
58,9
Metanol 90 %
60,33
Etanol 70 %
53,77
Katekin terbesar didapatkan dari proses maserasi dengan pelarut metanol 90 % karena senyawa katekin memiliki bentuk struktur dua cincin aromatik yang mengandung satu atau dua hidroksil dan merupakan senyawa fenol yang bersifat polar, sehingga cenderung larut dalam pelarut polar. Akan tetapi lebih suka larut pada pelarut organik polar, Sehingga kelarutan katekin pada pelarut metanol 90 % lebih besar dibandingkan dengan etanol 70 %.

MANFAAT TEH TERHADAP KESEHATAN
Menurunkan risiko penyakit kanker            
Berbagai hasil studi menunjukkan konsumsi teh berperan dalam menurunkan risiko penyakit kanker. Teh dapat berperan sebagai agen anti kanker dengan membunuh sel tumor atau juga bisa berperan sebagai minuman penolong yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang mungkin telah berkurang akibat terkena kanker (Das et al., 2008). Studi epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat kanker penduduk yang mendiami daerah produsen utama teh hijau amat sedikit. Suatu studi lainnya di Jepang melaporkan bahwa catechin dapat membunuh Helicobacter pylori , yaitu bakteri pemicu kanker lambung.
Suatu studi di Iowa, Amerika Serikat yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology edisi Juli 1996 terhadap lebih dari 35.000 wanita pascamenopause melaporkan bahwa teh memiliki khasiat melawan kanker. Hasil studi tersebut menyimpulkan mereka yang mengkonsumsi sekurangnya 2 cangkir teh hijau sehari akan berkurang risikonya 7  terkena kanker kandung kemih sebanyak 40%, dan 68% pada penyakit kanker saluran pencernaan bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi teh. Berikut ini adalah teori yang berkembang bahwa teh memiliki kemampuan sebagai pencegah penyakit kanker :
1. Senyawa antioksidan dalam teh mencegah terjadinya kerusakan DNA oleh radikal bebas. 2. Polyphenol mencegah terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkendali sehingga mampu memperlambat perkembangan kanker.
3. Polyphenol tertentu mungkin menghancurkan sel-sel kanker dengan tanpa merusak sel-sel sehat di sekitarnya.
Menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular antara lain terkait dengan kadar lipida darah, tekanan darah, faktor homestatik, oksidatif stress, dan lain-lain.
 Teh hijau menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan menaikkan HDL (kolesterol baik) serta menurunkan kolesterol serum total dan trigliserida total. Sebaliknya, teh hitam (teh yang sudah diragikan) tidak berpengaruh apa-apa terhadap jumlah kolesterol dalam darah.
Menurunkan berat badan
Studi terbaru yang dilakukan terhadap potensi teh adalah peranannya membantu menurunkan berat badan seperti dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, 1999 . Penelitian tersebut dilakukan oleh Institute of Physiology , University of Fribourg , 8
Switzerland , yang melibatkan 10 orang sebagai sampel. Para peneliti melakukan pengukuran 24 jam energi expenditure pada subjek yang diberi kafein (50 mg), ekstrak teh hijau (50 mg kafein dan 90 mg EGCg), serta placebo. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau secara bermakna meningkatkan 4% energi expenditure bila dibandingkan placebo. Dari penelitian tersebut, teh hijau diketahui mempunyai potensi sebagai thermogenesis sehingga mampu meningkatkan pembakaran kalori dan lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan. Hasil studi ini menjanjikan potensi penggunaan ekstrak teh hijau dalam program penurunan berat badan, di samping melakukan pembatasan konsumsi kalori
KESIMPULAN
Teh hijau adalah jenis teh yang dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi atau oksidasi biologos oleh enzim enzim tertentu sehingga kandungan katekinnya pun juga cukup besar 20-30% dari seluruh berat kering daun. Katekin merupakan senyawa yang sangat kompleks, tersusun sebagai senyawa-senyawa katekin, epikatekin galat, epigalokatekin, epigalokatekin galat, dan galokatekin. Diantara semua katekin tersebut epigalotekindan galatnya merupakan bahan terbanyak yang sangat efektif untuk mencegah kadar kolesterol darah dan kasdiovaskular.
DAFTAR PUSTAKA
·         Setiyowati, V., 2007, Karakterisasi dan Pengujian Aktivitas Antiokisdan Tabelt Effervescent Ekstrak Teh Hijau Pada Lama Ekstraksi dan Jenis Bahan Pengisi yang Berbeda, Skripsi Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
·         Dewi, A.S., 2004, Identifikasi Dan Aktivitas Antiokisdan Flavonoid Dari ekstrak Etanol 70% Propolis Lebah, skripsi Mahasiswa Juruasan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya, Malang.
·         Anonymous,2007b, Teh Terbukti Secara Ilmiah Sebagai Cara Terbaik Dan Alami Untuk Meraih Kesehatan, Liplet Teh kerjasama PTPN VIII, PPTK Gambung dan ATI, http://www. pn8.co.id/ khasiat_teh. asp? mteh= Manfaat_Teh diakses pada tanggal 02 april 2012.
·         Anonymous, 2007a, Mengenal Tanaman Teh, http://www. sosro. com/ indonesia /it_Mengenal Teh.htm diakses pada tanggal 02 april 2012.
·         Anonymous, 2006b, Ritual Demi Katekin, majalah Trubus, http://www.trubusonline. com/mod.php? mod =publisher&op=viewarticle&cid=8&artid=162 diakses pada tanggal 06 april 2012.
·         Anonymous, 2003, Minuman Teh dan Khasiatnya untuk Kesehatan, http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/1010/kes1.html Copyright © Sinar Harapan 2003 diakses pada tanggal 06 april 2012.













 PENTINGNYA KATEKIN DALAM TEH HIJAU
SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI DALAM MENCEGAH KARDIOVASKULAR

AKIN

Disusun Oleh:
JEFRI SETAWAN
110019

AKADEMI KIMIA INDUSTRI  ST.PAULUS
SEMARANG
2012


No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...