Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Food Technology) Potensi Aspergenin pada Apium graveolens sebagai Jus Herbal

MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN ALAM HAYATI
Potensi Aspergenin pada Apium graveolens sebagai Jus Herbal


Disusun oleh
Retno Widyawati (110028)

AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS
SEMARANG
2012
ABSTRAK
Seledri tidak asing lagi bagi masyarakat. Tanaman yang memiliki nama latin Apium graveolens, L. itu memiliki bentuk daun dan aroma yang khas seringkali ditemui sebagai pelengkap santapan bubur ayam, sup atau bakso. Seledri berpangkal pada batang dekat tanah, berbentuk lekuk tangan, baunya agak sedap. Seledri banyak ditanam di sawah dan di ladang yang tanahnya agak lembab di daerah pegunungan. Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai obat. Seledri (Apium graveolens, L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.
Seledri digolongkan sebagai tumbuhan sayur-mayur. Seledri (Apium graveolens, L.) sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi. Di Eropa, batang seledri yang besar sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones atau bechamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich. Masyarakat pedesaan memanfaatkan seledri untuk menyembuhkan sakit panas pada anak-anak dengan cara menumbuk dan membalurkannya ke kepala anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat mendinginkan dipercaya dapat mendinginkan kepala. Berdasarkan pengalaman beberapa orang, air perasan daun seledri dapat sekaligus menyuburkan dan menghitamkan rambut serta tidak mempunyai efek samping. Jus seledri dari seledri berdaun besar juga dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan, mengatasi herpes, dan gondok.
Biji tanaman asli lembah sungai Mediterranian ini digunakan oleh tabib Ayurveda kuno untuk mengobati demam, flu, penyakit pencernaan, beberapa tipe arthritis, penyakit limpa dan hati. Berdasarkan penelitian, tanaman keluarga Apiaceae ini mengandung natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi. Ia juga mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan stres. Daun seledri mengandung protein, belerang, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B1 dan C. Berdasarkan hasil penelitian, seledri juga mengandung psoralen, zat kimia yang menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker. Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga ketahanan tubuh.
Kandungan kimia yang telah diisolasi dari tanaman Apium graveolens Linn. antara lain ialah, senyawa fenol, asam miristisat; senyawa golongan alkohol gula, manitol; senyawa golongan kumarin, terdiri dari senyawa umbeliferon dan psoralen serta derivatnya; senyawa golongan flavonoid, luteolin dan senyawa golongan mineral, kalium nitrat. Penelitian seledri daun, terutama yang dikebunkan di Jawa, sepanjang telaah pustaka, hanya mengenai daya menurunkan tekanan darah binatang percobaan.

KLASIFIKASI BOTANI SELEDRI
Kingdom
Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom
Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Devisi
Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi
Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas
Magnoliopsida ( Berkeping dua / dikotil )
Sub Kelas
Rosidae
Ordo
Apiales
Famili
Apiaceae
Genus
Apium
Spesies
Apium graveolens L.
( Backer dan Van Den Brink, 1965)
NAMA LAIN SELEDRI
  1. Celery (Inggris),
  2. Seleri, Selinon (Italia),
  3. Parsley (Jerman),
  4. Seledri (Indonesia); Sledri (Jawa), Seledri ( Sunda )                          ( Hariana, 2006 )
MORFOLOGI TANAMAN SELEDRI
Seledri merupakan herbal tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas. Daun tersusun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, pertulangan daun menyirip berwarna hijau keputih putihan dengan tangkai panjang silindris beralur. Daun seledri berbentuk segitiga dengan ujung runcing. Batangnya biasanya sangat pendek, bersegi dan beralur membujur, tidak berambut dan bercabang banyak berwarna hijau pucat. Bunganya tersusun majemuk berkarang berbentuk payung, 8 – 12 buah berukuran kecil, dan berwarna putih kehijauan mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk kerucut, panjangnya 1 – 1,5 mm, kecil-kecil berwarna coklat gelap. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi, dan berkembang dengan baik di tempat yang lembab dan subur. Di daerah dataran tinggi, seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal.
( Dalimartha, 2003 )
PENGELOMPOKAN SELEDRI YANG DIBUDIDAYAKAN
  1. Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
  2. Seledri tangkai (A. graveolens kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
  3. Seledri umbi (A. graveolens kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.

KANDUNGAN GIZI DAN FITONOUTRIEN SELEDRI
Tanaman ini mengandung zat gizi dan fitonoutrien. Aroma Seledri yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang mengandung butilftalida sebagai pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%) dan B (0,1 – 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya psoralen, apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol. Selain itu, seledri juga mengandung banyak mineral seperti kalsium, fosfor, sodium, klorin, potasium (kalium), magnesium, asparagine apigenin, kholin, dan saporin, dan juga senyawa sedatif (phathalide), dan serat.
Kandungan gizi yang terdapat dalam Seledri (per 100 gr), antara lain :
  • kalori : 20 kal
  • protein : 1 gram
  • lemak : 0,1 gram
  • hidrat arang : 4,6 gram
  • kalsium : 50 mg
  • fosfor : 40 mg
  • besi : 1 mg
  • Vitamin A : 130 SI
  • Vitamin B1, B6 & B 12 : 0,08 mg
  • Vitamin B2 : 0, 12 mg
  • Vitamin C : 15 mg
  • Vitamin K
  • Kalium : 400 mg
  • Magnesium : 85 mg
  • Air : 93 ml
  • Niacin : 0, 6 mg
  • Triptofan
  • Zat besi
  • Dll.
Suatu enzim endonuklease yang disebut Cel1 juga diekstrak dari seledri dan dipakai dalam suatu teknik biologi molekular yang disebut Tilling. Daun seledri juga banyak mengandung apiin, di samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.
( Dalimartha, 2000 )
KANDUNGAN KOMPOSISI KIMIA SELEDRI
  1. Flavonoid
  2. Saponin
  3. Tanin 1%
  4. Minyak asiri 0,033%,
  5. Flavo-glukosida (apiin)
  6. Diosmin
  7. Apigenin
  8. Kolin
  9. Lipase
  10. Asparagine
  11. Zat pahit
  12. Vitamin (A, B dan C).
Akar mengandung
  1. Asparagin,
  2. Manit,
  3. Zat pati,
  4. Lendir,
  5. Minyak asiri,
  6. Pentosan,
  7. Glutaamin,
  8. Tirosin.
Biji mengandung
  1. Apiin
  2. Minyak menguap
  3. Apigenin, dan
  4. Alkoloid.
    Apegenin berkhasiat hipotensi.

MANFAAT SELEDRI
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa seledri mengandung lebih dari 25 macam senyawa anti radang (radang adalah salah satu manifestasi penyakit rematik). Bila dikonsumsi sebagai makanan , seledri kaya akan mineral. Bahkan dikatakan 1 cangkir seledri mengandung lebih dari 340 mg kalium. Perlu diketahui, kekurangan kalium akan dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang berkaitan dengan rematik. Tumbuhan yang biasanya dipakai sebagai lalapan atau penyedap rasa dalam masakan ini ternyata memiliki khasiat yang lebih bagi kesehatan kita. Tak hanya aroma dan rasanya yang menarik, ternyata kandungan dari daun seledri ini juga menarik perhatian para medis. Hal ini dikarenakan kandungan dari daun seledri dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit. Daun seledri memiliki kandungan Apigenin yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah. Efek tersebut akan menjadi lebih besar berkat adanya komponen Pthalide yang dapat merilekskan pembuluh darah.
Di sisi lain Seledri juga mengandung Fitosterol, yang sangat berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Di samping berfungsi untuk mencegah kanker dan membentuk permeabilitas kulit yang baik. Seledri juga bermanfaat untuk memelihara kebersihan mulut dan kesehatan gigi terutama bagi lanjut usia. Seledri mentah dapat merangsang produksi air liur sehingga dapat membantu melumpuhkan aktivitas kuman yang dapat mengakibatkan gigi keropos. Seledri, karena kandungan seratnya, juga dapat membersihkan sisa makanan yang terdapat di sela gigi. Lebih dari itu, seledri juga dapat menyegarkan aroma mulut.
Masyarakat pedesaan di Indonesia telah lama memanfaatkan seledri sebagai obat untuk menurunkan panas dengan cara mengoleskan tumbukan daun seledri ke kepala anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat mendinginkan dipercaya dapat menurunkan suhu badan. Juga diyakini, air perasan daun seledri dapat menyuburkan dan menghitamkan rambut. Orang Romawi kuno menggunakan seledri untuk mengobati demam, flu, penyakit pencernaan, beberapa tipe arthritis (radang sendi), penyakit limpa dan hati. Seledri juga diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti diare, epilepsi, migrain, memperbaiki fungsi hormon, serta membersihkan darah. Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, dan menyembuhkan gondok.
Berdasarkan penelitian, tumbuhan ini mengandung natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi, mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan stress, dan juga mengandung psoralen yang berfungsi untuk menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker. Selain itu Seledri juga diketahui mengandung apigenin yaitu senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah (berfungsi sebagai kalcium antagonis), apiin dan manitol yang berfungsi sebagai diuretik (melancarkan kencing). Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Fungsi lainnya adalah sebagai anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memiliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula untuk memacu enzim pencernaan, dan afrodiasika (pembangkit gairah seksual). Sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar kolesterol darah, antirematik, diuretik, karminatif, afrodiasika dan penenang (sedatif).
Pada dunia kecantikan, selain digunakan untuk memperindah rambut, Seledri juga baik dikonsumsi untuk mencegah timbulnya kerutan pada wajah, melarutkan lemak dan menurunkan berat badan, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit dan menghilangkan bau badan dan mulut.
Tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Celery Apium Grafeolens ini juga memiliki kontribusi Seledri yang biasa dimanfaatkan sebagai sayur dan memiliki aroma yang sedap pada masakan seperti sayur sup, soto dan lainnya. Ternyata seledri juga memiliki kegunaan sebagai obat­obatan. Pemanfaatan seledri sebagai obat telah popular sejak masa yunani klasik dan masa Romawi sebagai penyejuk perut. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti-hipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia yang rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang membahayakan, bahkan mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang efektif untuk mengobati penyakit tertentu
Back to nature. Ya. Itulah slogan yang sering dielu-elukan masyarakan perkotaan kini. sejak ribuan tahun lalu, alam sudah menyediakan aneka jenis bahan dasar obat yang telah dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Namun, lagi-lagi, manusia sendirilah yang lantas mengabaikan anugerah alam itu. Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di manfaatkan didalam tanaman herbal.

ZAT AKTIF SELEDRI
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru .Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpn di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
1.      Apigenin
Apigenin merupakan komponen flavonoid utama dari seledri yang termasuk kedalam golongan flavon ( Harborne 1986 ). Titik leleh apigenin 345 – 3500C. apigenin memiliki banyak kegunaan, salah satunya dalam bidang farmasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hertog et al ( 1992 ) mengemukakan juga bahwa kadar apigenin pada seledri yang direfluks dengan methanol 50% adalah 1787 mg/kg bobot kering seledri. Kemudian Crozier et al ( 1997 ) mengemukakan bahwa kadar apigenin dalam seledri bervariasi bergantung dari jenis seledri yang dianalisa, kadar apigenin dalam seledri bervariasi antara 17 dan 191 mg/g bobot segar seledri. Laura (2007) mengemukakan bahwa kadar apigenin dalam seledri berkisar antara 2 dan 17 ppm bergantung pada masa tanam seledri.

PENGAMBILAN ZAT AKTIF
EKSTRAKSI adalah sedian kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudiansemua atau hampir semua pelarut diuapkan ( Anonim, 1995 ).
Ekstraksi apigenin dengan metode refluks menggunakan pelarut methanol:air (5:4). Metode ini digunakan karena sifat apigenin yang tahan terhadap panas dengan titik leleh 345-3500C. Kondisi ekstraksi ini memungkinkan apigenin yang terekstrak dari seledri tersebut tidak rusak dan dapat dianalisa.HCL 1,2 M juga ditambahkan untuk menghidrolisa ikatan glikosida yang terdapat padaflavonoid sehingga diharapkan flavonoid bebas yang terekstrak. Antioksidan BHT juga ditambahkan untuk mencegah apigenin teroksidasi. Hal ini disebabkan flavonoid tidak stabil terhadap cahaya, oksida, dan perubahan kimia. Factor-faktor ini dapat mengubah struktur dari flavonoid shingga keaktifannya menurun bahkan hilang( Funamaya et al. 1993 ). Pemilihan pelarut methanol:air (5:4) dan HCL 1,2Mdidasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Frankee et al (2005). Pelarut tersebut bersifat polar, sehingga diharapkan dapat menarik apigenin dari seledri. Apigenin bersifat polar karena mengandung gugus OH, maka memiliki kelarutan yang tinggi pada alkohol hangat.
Data rendemen ekstrak seledri
Ulangan
Bobot seledri (g)
Bobot ekstrak (g)
Rendemen (%)
1
5,0000
1,7945
35,89
2
5,0000
1,5304
30,61
3
5,0000
1,5286
30,58
4
5,0000
1,7286
34,57
5
5,0000
1,6304
32,61

BAHAYA SELEDRI BAGI KESEHATAN
Selain memiliki banyak manfaat, mengkonsumsi seledri terlalu banyak tidak baik untuk ibu yang menyusui karena dapat mengurangi jumlah air susu ibu. Seledri juga berpotensi menimbulkan alergi pada sejumlah orang yang peka. Penderita radang ginjal tidak dianjurkan mengkonsumsinya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Seledri. http://id.wikipedia.org/wiki/seledri download at : 09/05/2010
Harbon J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penentuan cara modern menganlisis tumbuhan.
Terbitan ke dua. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan iwang soediro. Bandung.
ITB Press.
IPTEKNET.2005. Tanaman Obat Indonesia Seledri. http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=2
download at : 25-5-2010 09:20 pm.
Kamadatu, Lingga. 2010. Skrining fitokimia dan penetapan kadar flavanoid total dari
ekstrak etanol 70% daun seledri. Jurusan kimia. Manokwari.
Isa.2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tien





No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...