Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Food Technology) PEMANFAATAN LIMBAH BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUMBER LEMAK NABATI

PEMANFAATAN  LIMBAH BIJI ALPUKAT
SEBAGAI  SUMBER LEMAK NABATI

AKIN
Disusun Oleh:
IMAM ALVHY W
110017


AKADEMI KIMIA INDUSTRI  ST.PAULUS
SEMARANG
2012
RINGKASAN
Minyak nabati adalah minyak yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Tumbuh-tumbuhan menyimpan energi dalam lemak dan minyak. Minyak umumnya terkandung dalam biji-bijian tanaman, yaitu pada tanaman kelapa sawit, jarak, kedelai, kacang tanah, alpukat dan lain sebagainya. Jadi, minyak dari tumbuh-tumbuhan biasanya dapat diperoleh dengan cara memeras bijinya atau melalui proses ekstraksi. Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan beberapa macam tanaman penghasil minyak nabati serta produktifitas yang dihasilkannya.

Tabel Tanaman penghasil minyak nabati serta produktifitasnya
Tanaman
Perolehan [kg/ha]
Perolehan [liter/ha]

kedelai
375

446
Jarak
1590
1892

bunga matahari
800
952

alpukat

2217
2638
kacang tanah
890
1059

sawit
5000
5950

Sumber : http://www.avocadosource.com/WAC1/WAC 1 p159.pdf

Minyak nabati dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif, dan nantinya akan tergolong ke dalam bahan bakar nabati. Minyak nabati dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif karena tersusun dari molekul-molekul trigliserida yang mengandung atom-atom karbon dan hidrogen dengan hanya 6 atom oksigen per molekul.
Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Y.M Choo, 1987). Salah satu proses pengolahan minyak nabati agar menjadi bahan bakar alternatif adalah dengan proses transesterifikasi. Pada proses transesterifikasi ini nantinya minyak nabati akan diproses dan diolah menjadi biodiesel yang berkekentalan mirip solar, berangka setana lebih tinggi dan relatif lebih stabil terhadap perengkahan.
Komposisi yang terdapat dalam minyak nabati terdiri dari trigliserida-trigliserida
asam lemak (mempunyai kandungan terbanyak dalam minyak nabati, mencapai sekitar 95%), asam lemak bebas (Free Fatty Acid atau biasa disingkat dengan FFA), monogliserida dan digliserida, serta beberapa komponen-komponen lain seperti phosphoglycerides, vitamin, mineral atau sulfur.

TINJAUAN AGRONOMI
1.      Klasifikasi tanaman apokat
Kedudukan tanaman apokat dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Magnoliopsida
Anak kelas           : Magnoliidae
Bangsa                 : Laurales
Suku                     : Lauraceae
Marga                   : Persea
Jenis                     : Persea americana Mill
(Cronquist, 1981)

2.      Sinonim
Tanaman apokat memiliki sinonim Persea americana Mill atau Persea gratissima Gaertn.f (Backer dan van den Brink, 1965).

3.      Nama daerah
Persea berasal dari bahasa Yunani, artinya suatu pohon yang manis buahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, nama apokat amat beragam di berbagai negara atau daerah, antara lain: advocoat (Belanda), avocat (Prancis), ahuaca-te atau aguacate (Spanyol), avocado (Inggris), alpuket atau alpukat (Jawa Barat), alpokat (Jawa Tengah dan Jawa Timur), apokat atau jambu wolanda (sebutan di daerah lain) (Rukmana, 1997).

4.      Deskripsi
Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya.
Tanaman alpukat diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke  18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi (Ristek, 2006).
Tanaman apokat berbentuk pohon berkayu yang tumbuh menahun (perennial). Tinggi mencapai sekitar 3 m-10 m, batang berlekuk-lekuk dan bercabang banyak, serta berdaun rimbun. Daunnya tunggal dan berbentuk bulat panjang dengan tepi rata atau berombak, letak daun agak tegak, dan permukaannya licin sampai agak kasar. Bunganya tersusun dalam tandan yang tumbuh dari ujung-ujung ranting. Struktur bunga berkelamin dua (hermaphrodite). Buah apokat berbentuk bulat (pir) sampai lonjong (oblong), kulitnya licin berbintik kuning dengan ketebalan 1 mm-1,5 mm, dan pangkal buah tumpul atau meruncing, tergantung jenis dan varietas. Buah muda berwarna hijau muda dan setelah tua (matang) berubah menjadi hijau tua atau hijau kemerah-merahan. Daging buah berwarna kuning atau kuning kehijauan, strukturnya agak lunak sampai lunak dan tebal. Dalam setiap buah apokat hanya terdapat satu biji yang berbentuk jorong dengan ukuran kecil sampai besar (Rukmana, 1997).

5.      Khasiat
Alpukat di samping buahnya memiliki kandungan gizi yang tinggi, karena kandungan potasium pada apokat bermanfaat mengontrol tekanan darah, detak jantung, dan kesehatan sistem saraf. Namun kebanyakan biji alpukat ini dibuang begitu saja setelah diambil buahnya. Biji alpukat memiliki potensi yaitu kandungan kandungan minyak dan protein tinggi hampir sama dengan kedelai (Ristek, 2006). Oleh karena itu biji alpukat dapat dijadikan sebagai salah satu sumber minyak nabati. Berdasarkan pertimbangan bahwa buah alpukat mudah didapat, harganya murah, dan bijinya belum banyak dimanfaatkan secara maksimal, maka perlu dilakukan penelitian tentang biji alpukat tersebut.



MINYAK BIJI ALPUKAT
Dalam biji alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak jenuh. Lemak ini berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker , obesitas atau penyakit jantung. Lemak tak jenuh biji alpukat mengandung zat anti bakteri dan anti jamur.(Rex dkk.,1993)

Kandungan nutrisi dalam satu biji alpukat adalah sebagai berikut :
• 95 mg fosfor
• 23 mg kalsium
• 1,4 mg zat besi
• 9 mg sodium
• 1,3 mg potasium
• 8,6 mg niacin
• 660 I.U. Vitamin A
• 82 mg Vitamin C

Minyak biji alpukat kaya akan vitamin A, B1, B2, B5, dan E, asam amino, asam lemak essensial, protein dan lesitin. Minyak ini dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, melindungi dari pengaruh buruk sinar ultraviolet dan merangsang pembentukan kolagen. Artinya secara tidak langsung alpukat dapat mencegah penuaan dini. Minyak alpukat juga menghaluskan kerutan, merangsang regenerasi kulit, melelmbabkan, dan bersifat antibakteri.

KANDUNGAN KIMIA BIJI ALPUKAT
parameter
Kadar (%)
Air
13,65
Abu
0,42
Karbohidrat
60,42
Lemak
20,35
Protein
0,28
Serat kasar
0,37

Minyak biji alpukat adalah minyak nabati yang diperoleh dari biji buah alpukat (Persea gratissima). Menurut Widioko (2009), disamping daging buahnya biji alpukat juga memiliki potensi karena kandungan proteinnya tinggi bahkan kandungan minyaknya hampir sama dengan kedelai. Dari penelitiannya diketahui bahwa rendemen yang diperoleh melalui proses ekstraksi biji alpukat dengan menggunakan pelarut Iso Propil Alkohol dan n-hexane sebesar 20,35%.

Karakteristik fisika dan kimia minyak biji alpukat :
FISIKA
Spesific Gravity
(25°C) 0,915 – 0,916
Melting Point
10,50°C

Flash Point
245°C

Refractive Index
1,462

Viscosity
0,357 poise



KIMIA
FFA
0,367% – 0,82%
Bilangan Saponifikasi (mg KOH/g)
246,840
Bilangan Iodin (mg iodine/g)
42,664
Bilangan Asam (mg KOH/g)
5,200
Bilangan Ester
241,640
Bilangan peroksida (miliekivalen peroksida
per 1.000 g minyak)
3,3
Bahan yang tak tersabunkan
15,250 %
Sumber : Rachimoellah, 2009: 3

Minyak biji alpukat memiliki komposisi asam lemak yang tersusun oleh 10
asam lemak dengan kandungan asam lemak terbesar adalah asam oleat (C17H33COOH) sebesar 70,54% dan asam palmetat (C15H31COOH) sebesar 11,85%.

Komposisi asam lemak minyak biji alpukat :
Asam Lemak
%
Palmetic Acid C16 : 1
11,85
Palmitoleic Acid C16 : 1
3,98
Stearic Acid C18 : 0
0,87
Oleic Acid C18 : 1
70,54
Linoleic Acid C18 : 2
9,45
Linolenic Acid C18 : 3
0,87
Arachidic Acid C20 : 0
0,50
Eliosenoic Acid C20 : 1
0,39
Behenic Acid C22 : 0
0,61
Lignoceric Acid C24 : 0
0,34
Sumber : Rachimoellah, 2009: 3

CARA PENGAMBILAN MINYAK NABATI
Minyak nabati merupakan salah satu sumber bahan bakar minyak yang dapat diperbaharui. Minyak nabati dapat diperoleh dari biji-biji tanaman yang mengandung minyak atau dari bagian tanaman lain, baik melalui proses ekstraksi maupun pengepresan. Memperoleh minyak dari biji alpukat dapat dilakukan dengan cara ekstraksi padat-cair (leaching). Dengan cara ekstraksi ini, kehilangan minyak dalam proses dapat seminimal mungkin dan kondisi operasi akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan (Salunkhe, 1992; Ketaren, 1986 dalam Rachimoellah dkk.,2009).
Metode yang digunakan dalam pembuatan bahan bakar nabati ini adalah pres-ekstraksidistilasi (Adi Candra dan Sugiharto, 2008). Pengepresan yang dilakukan sistem hidraulik merupakan metode mengeluarkan minyak dari biji alpukat secara mekanis. Ekstraksi yang dilakukan melibatkan pelarut (solvent). Prinsip pemisahan ini adalah perbedaan daya larut setiap komponen ke dalam zat pelarut.
Pada percobaan ini dipilih metode ekstraksi karena energi yang diperlukan rendah dan pelarutnya dapat digunakan kembali. Proses ekstraksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, waktu kontak, dan rasio antara feed dengan pelarut, sedangkan di antara bermacam-macam pelarut yang dapat digunakan untuk melarutkan minyak, seperti eter, petroleum eter, n-heksana, isopropil alkohol (IPA). Distilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan titik didih dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah. Tujuan dari distilasi ini adalah untuk memisahkan minyak dari pelarut sehingga dapat digunakan kembali (Adi Candra dan Sugiharto, 2008).
Prosedur Percobaan Metode pengambilan minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara mekanis dan kimia. Metode mekanis dilakukan dengan alat pressing minyak. Sedangkan metode kimia terdiri dari proses ekstraksi dan distilasi. Sedangkan alat distilasi berupa seperangkat alat distilasi yang terdiri dari labu distilasi yang dilengkapi dengan pemanas dan pendingin liebig sebagai kondensor.
 







TANGKI EKSTRAKSI
 
                        n-heksan / IPA
 


                        n-heksan / IPA

Gambar : Proses memperoleh minyak dari pressing dan ekstraksi biji alpukat
Biji tanaman alpukat dikeringkan selama 3 hari dengan pemasanan sinar matahari kemudian dihancurkan menggunakan blender. Setelah itu, biji alpukat yang telah ditimbang kemudian dipres dan diambil minyaknya, selanjutnya ampasnya diekstraksi menggunakan pelarut (n-heksana atau IPA). Ekstraksi dilakukan pada suhu kamar. Kemudian hasil ekstrak didistilasi pada kondisi titik didih pelarut n-heksan (69oC) atau IPA(82oC).
Pada proses ekstraksi padatcairatau leaching sangat dipengaruhi oleh kelarutan solute
dalam pelarut. Kelarutan ini dipengaruhi oleh jenis pelarutnya, antara lain dipengaruhi oleh sifat polaritas pelarut. Bila ditinjau sifat polaritasnya, bahwa minyak biji alpukat bersifat nonpolar karena memiliki rantai karbon asam lemak yang cukup panjang dan bersifat hidrofobik sedang n-heksana juga bersifat nonpolar sehingga minyak biji alpukat dapat terekstrak dengan baik. Sedangkan senyawa IPA mempunyai dua sisi. Sisi pertamanya bersifat polar yakni CHOH; dan sisi yang lain bersifat nonpolar yaitu CH2CH3, sehingga hal inilah yang membuat IPA mampu mengestrak minyak biji alpukat, karena dia memiliki bagian yang bersifat nonpolar meski dengan kekuatan yang lebih kecil. Secara kuantitatif rendemen hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksana lebih tinggi daripada menggunakan pelarut IPA, tetapi kandungan minyaknya juga lebih tinggi. Inilah yang menyebabkan kenapa secara kuantitatif hasil yang diperoleh menggunakan n-heksana lebih bagus tapi bila dari segi kualitatif IPA lebih baik.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa biji alpukat dapat menghasilkan minyak nabati yang tak jenuh dengan cara pengepresan, ekstraksi dan destilasi dengan bantuan pelarut n-heksane atau isopropil alkohol.

DAFTAR PUSTAKA
·         http://www.avocadosource.com/WAC1/WAC 1 p159.pdf
·         http://www.che.itb.ac.id/sntki2009/daftar/prosiding/ETU11.html.Alpukat sebagai Bahan Bakar Alternatif, http://www.berani.co.id/Artikel.html.
·         Menristek. 2006. Teknologi Tepat Guna Budidaya Pertanian Alpukat. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta. www.ristek.go.id. diakses 08 Maret 2010.
·         Pramudono, Bambang; dkk. 2008. Ekstraksi Kontinyu dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji Alpukat Menggunakan Pelarut n-Heksan dan Isopropil Alkohol. Reaktor, Vol.12 No. 1, Juni 2008, Hal. 37-41

·         Rachimoellah; Kartika Leni; Riska Prawitasari. 2009. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Biji Alpukat (Persea gratissima) dengan Proses Transesterifikasi. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009 ISBN 978-979-98300-1-2 Bandung, 19-20 Oktober 2009

No comments:

Post a Comment

(Chapter V - Food Technology) PERAN THEAFLAVIN DAN THEARUBIGINS DARI TEH HITAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG

RINGKASAN Teh adalah minuman yang mengandung kafein , yang dibuat dengan cara menyeduh daun , pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeri...