Ekstraksi Padat – Cair
Tujuan Percobaan :
Dari praktikum ini
diharapkan dapat :
1. Menjalankan
peralatan ekstraksi di politeknik dengan aman dan benar
2. Menjelaskan fenomena perpindahan
massa (proses fisis ekstraksi)
3. Menghitung efisiensi hasil
ekstraksi (yield) seiring dengan waktu ekstraksi
4. Menghitung kalor terpakai dari
kukus (steam) oleh pemanas pelarut.
Data Percobaan
Tekanan steam masuk pemanas = 1,6 –
1,8 bar (absolut)
Volume sipon = 920 ml
Data untuk setiap run ;
Tahap
|
Vol.
Ekstrak (ml)
|
Waktu
(menit)
|
Massa
Kondensat (kg)
|
Temperatur
kondensat (oC)
|
I
|
920
|
16
|
2.34
|
91
|
II
|
920
|
19
|
2.3
|
87
|
III
|
920
|
12
|
1.97
|
89
|
IV
|
920
|
12
|
1.86
|
91
|
V
|
920
|
13
|
1.84
|
88
|
VI
|
920
|
11
|
1.7
|
91
|
VII
|
920
|
12
|
1.76
|
89
|
Jumlah
|
95
|
13.77
|
Data hasil titrasi (volume sampel
25 ml)
Tahap
|
vol. HCl (ml)
|
I
|
0.276
|
II
|
0.078
|
III
|
0.05
|
IV
|
0.038
|
V
|
0.038
|
VI
|
0.038
|
VII
|
0.034
|
1. Berat destilat = 2.54 kg
Suhu kondensat = 90 oC
Waktu perolehan produk = 16 menit
2. Berat destilat = 2.5 kg
Suhu kondensat = 88 oC
Waktu peroleh
an produk = 17 menit
3. Berat destilat = 2.12 kg
Suhu kondensat = 92 oC
Waktu perolehan produk = 14 menit
4. Berat destilat = 1.98 kg
Suhu kondensat = 91 oC
Waktu perolehan produk = 17 menit
5. Berat destilat = 2.04 kg
Suhu kondensat = 93 oC
Waktu perolehan produk = 14 menit
6. Berat destilat = 2.16 kg
Suhu kondensat = 91oC
Waktu perolehan produk = 14 menit
7. Berat destilat = 2.06 kg
Suhu kondensat = 93oC
Waktu perolehan produk = 14 menit
Pengolahan data
Umpan berupa larutan 5 gram NaOH
padat dalam 10 ml air
1 ml diencerkan
100x, diambil 10 ml dan dititrasi HCl 1 N dengan;
volume HCl =2.635 ml
Tahap
|
Massa NaOH yang terambil (gr)
|
Massa NaOH
pada media (gr)
|
Effisiensi
(%)
|
3.7944
|
|||
I
|
0.4063
|
3.3881
|
10.7071
|
II
|
0.1148
|
3.2733
|
3.3888
|
III
|
0.0736
|
3.1997
|
2.2485
|
IV
|
0.0559
|
3.1438
|
1.7482
|
V
|
0.0559
|
3.0878
|
1.7793
|
VI
|
0.0559
|
3.0319
|
1.8115
|
VII
|
0.0500
|
2.9819
|
1.6507
|
Temperatur kondensat ( (oC)
|
H2
(kj/kg)
|
l
(kj/kg)
|
m/t
(kg/mnt)
|
Q
(kj/menit)
|
91
|
2661.719
|
2280.584
|
0.146
|
338.988
|
87
|
2655.305
|
2290.905
|
0.121
|
282.610
|
89
|
2658.512
|
2285.744
|
0.164
|
381.890
|
91
|
2661.719
|
2280.584
|
0.155
|
359.269
|
88
|
2656.908
|
2288.325
|
0.142
|
329.844
|
91
|
2661.719
|
2280.584
|
0.155
|
358.216
|
89
|
2658.512
|
2285.744
|
0.147
|
341.181
|
Perhitungan
1. Perhitungan
kemurnian NaOH
Volume titrasi = 2.635 ml
Konsentrasi NaOH adalah
HCl NaOH
V1. N1 = V2. N2
2.635 ml x 1 N = 25 ml x N2
N2 = 0.1054 N = 0.1054 molar
Dengan factor pengenceran = 0.1054 x 100 = 10.54 molar
Mol NaOH = 10.54 mo/liter x 0.009 liter
= 0.09486 mol
G NaOH = 0.09486 mol x 40 gr/mol
= 3,7944 gram
Kemurnian NaOH = (3,7944/5) x 100% = 75.888 %
2. Contoh
perhitungan perolehan produk
Tahap 1 ;
V1N1 = V2N2
0.276 ml x 1 N = 25 ml x N2
N2 = 0.01104
mol/liter
Mol tahap 1 = 0.01104 mol/liter x 0.920 liter = 0.0101568 mol
G tahap 1 = 0.0101568 x 40 gr/mol = 0.406272 gram
Efisiensi tahap 1 = ( 0.406272/ 3.7944 ) x 100% = 10.7071%
3. Contoh
perhitungan energi
Tekanan 1.6 – 1.8 bar,
Tekanan rata-rata = 1.7 bar, maka H1 = 2699 kJ/kg
Pada tahap 1 ;
Pada suhu 91 oC, maka H2 = 2661.71755 kJ/kg
Panas sesnsibel = 2280.62668 kJ/kg
Q = m/t (H1 – H2 + l)
= 0.14625 kg/menit ( 2699 –
2661.71755 + 2280.62668 ) kJ/kg
= 338.994 kj/menit
Pembahasan
1. Prinsif
ekstraksi padat-cair
Sistem ekstraksi yang digunakan untuk mengekstraksi
NaOH dalam media padatan arang adalah dianggap system ekstraksi silang, karena
solven dalamhal ini air dikontakkan secara berulang sampai kandungan NaOH dalam
arang terambil semaksimal mungkin. Umpan yang diekstraksi pada tahap dua
merupakan rafinat dari tahap satu, sedangkan solven yang dipakai diusahakan
berupa air murni dengan cara menguapkan solven pada titik didih air. Proses
penggunaan umpan dan solven untuk tahap tiga dan selanjutnya sama dengan tahap
dua, yaitu menggunakan rafinat tahap sebelumnya.
Apabila ditinjau dari operasi alat ekstraksi padat-cair
dapat dibagi dua aliran yaitu aliran solven dan NaOH. Solven (air) akan turun
masuk melewati pemanas dengan media pemanas steam (saturated steam), dengan
suhu yang berada pada suhu yang cukup untuk menguapkan air sehingga solven yang
dipakai merupakan air murni. Uap air ini selanjutnya masuk dari bagian atas
wadah umpan dan terjadi kontak dengan granular umpan. Solven dan NaOH yang
terambil akan bergabung dan keluar dari bagian bawah sebagai ekstrak. Sebagian
ekstrak diambil sebagai sample dan sebagian lagi dikembalikan ke labu utama,
sehingga solven akan berubah konsentrasinya seiring dengan bertambahnya waktu
ekstraksi.
2. Analisa kurva
% produk terhadap waktu
Dilihat dari kurva di atas pada run pertama (16
menit) terdapat kenaikan perolehan produk, pada saat awal diperoleh produk yang
sangat besar karena NaOH yang diambil merupakan NaOH dari lapisan terluar
arang, sehingga daya difusi NaOH semakin besar dan mudah terambil oleh adanya
aliran air.
Pada run kedua (33 menit) terdapat penurunan perolehan
produk yang turun drastic, hal ini terjadi karena solven yang kontak tidak
kontak dengan arang yang mengandung NaOH yang banyak atau kontaknya tidak
sempurna. Faktor penyebab yang lain dikarenakan kecepatan air yang terlalu
tinggi sehingga kurangnya kontak yang baik dengan umpan. Kecepatan air yang
besar ini disebabkan uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terlalu
banyak.
Pada run ketiga sampai run keenam, terdapat turun naik
persen perolehan produk, tetapi penyimpangnnya tidak terlalu besar. Kondisi
turun naik tersebut menunjukkan adanya dinamika system operasi ekstraksi.
Dimana tidak akan terjadi kondisi yang bnar-beanr steady state 100% tanpa
penyimpangna sedikitpun. Tetapi kondisi pada run dua sampai run enam dianggap
sebagai kondisis steady state. Pada kondisi ini dianggap terjadi kesetimbangan
antara NaOH di rafinat dengan NaOH di ekstraks.
Pada run terakhir terjadi penurunan lagi persen
perolehan mendekati 1%. Ini berarti solven sudah tidak cukup mampu lagi untuk
menarik NaOH dari dalam arang, walaupun jumlah NaOH dalam arang masih cukup
banyak. Ketidakmampuan solven ini dikarenakan letak NaOH berada pada bagian
yang terlalu dalam pada arang, sehingga daya difusi NaOH untuk keluar lebih
lemah atau dengan kata lain kandungan NaOH tidak terikat sudah habis. Jadi NaOH
yang tersisa merupakan NaOH yang terikat dalam arang.
3. Analisa kurva
energi terhadap waktu
Pada saat awal operasi ekstraksi energi yang
dugunakan cukup tinggi seperti terlihat pada kurva saat run 1 dan 2. Tingginya
energi yang digunakan karena pda saat awal kondisi air berada pada suhu kamar
sehingga untuk mencapai titik didihnya memerlukan panas dengan energi tinggi.
Setelah kondisi mendidih dan penguapan pertama tercapai, maka untuk penguapan
selanjutnya tidak diperlukan energi yang tidalk terlalu tinggi lagi.
Seharusnya dengan adanya peningkatan jumlah pengembalian
ekstrak ke labu utama otomatisakan meningkatkan konsentrasi solven, sehingga
untuk mengupkan diperlukan energi yang tinggi. Tetapi pada kenyataannya energi
yang diperlukan relatif konstan, hal ini karena peningkatan konsentrasi air
oleh NaOH hanya sedikit. Apalagi apabila dibandingkan dengan kondisis umpan
NaOH yang mempunyai kemurnian yang kecil.
4. Perbandingan
kedua kurva
Pada run pertama terdapat perbandingan yang
berbanding lurus antara kebutuhan rnergi yang besar yang diikuti oleh besarnya
% perolehan produk. Tetapi pada run kedua besarnya energi yang tinggi tidak
diikuti oleh besarnya % perolehan, hal ini karena energi hanya digunakabn untuk
menuapkan air sehingga menghasilkan solven denga laju besar. Sedangkan NaOH
dipermukaan arang sudah terambil, sehingga laju solven yang besar tidak akan
kontak dengan baik untuk mengambil NaOH di bagian dalam arang atau dengan kata
lain kurangnya waktu untuk kontak untuk terjadinya pelepasan NaOH terikat. Pada
kondisi % perolehan yang dianggap steady state diiringi dengan kebutuhan energi
yang relatif konstan pula.
Kesimpulan
Dari uraina
di atas, maka dapat disimpulkan
1. Kemurnian
NaOH umpan awal 75%
2.
Pengambilan NaOH pada awal operasi lebih banyak sekitar 8,69 % karena adanya
difusi NaOH dari arang.
3.
Kondisi teady state dianggap terjadi pada setelah 47 menit sampai 92 menit,
dengan kebutuhan energi konstan sekitar 2300 kJ.
4.
Mudah tidaknya mengekstraksi padatan tergantung luas permukaan kontak, waktu
kontak, konsentrasi umpan, keselektifan solven, letak cairan pada padatan.
Daftar Pustaka
1. Mc.
Cabe Smith, Unit Operation of Chemical
Engineering 4th, Mc Graw Hill, 1986.
2. Tim
pengajar jurusan Teknik Kimia, Petunjuk
Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, Departemen pendidikan dan Kebudayaan,
Bandung, 1986.
No comments:
Post a Comment